7. Tamu dari Masa Lalu (1)

4.2K 266 11
                                    

Sebelumnya salam kenal buat new  followers😊
Happy reading yes😘

Ayra menyisir rambut yang mulai memanjang. Dikepang atau digerai saja? Ayra menimang-nimang harus diapakan rambut bergelombangnya itu. Berputar didepan cermin, mengepang rambutnya, sedetik kemudian menggerainya. Mencepol setengahnya, lalu kembali digerai. Meraup semua rambutnya keatas, mengikat seperti ekor kuda dan menggerainya lagi.

Okelah, digerai saja. Terlihat match dengan pakaian kasual yang dipakainya. Sopan, simpel namun terlihat asik.

Ayra memoles lipblam warna pink segar pada bibirnya. Menyatukan bibir atas dan bawah berkali-kali untuk meratakan lipblam keseluruh permukaan bibir dan diakhiri kecupan keudara dengan bunyi muach genit.

Okeh selesai, siap berangkat menuju tempat KKN. Ayra menyambar tas diatas kasur. Memasukkan buku note kecil dan bolpoin kedalamnya. Jaga-jaga, siapa tahu sampai disana ada hal penting yang haru dicatat.

Gawainya berbunyi. Satu notif pesan dari Jihan. Ayra tersenyum begitu membaca isi pesan dengan satu foto yang membuat senyumnya semakin mengembang.

Foto mas Raffa, Haedwaiter di cafe tempatnya bekerja memegang amplop coklat menutupi sebagian wajahnya bertuliskan 'Uang jajan untuk Ayra, akan hangus dalam waktu 24 jam'.

[Noh, dapet uang jajan dari atasan paling baik, paling soleh dan paling ganteng se indonesiiiiiaaa]

[Haha, kalau amplopnya tebal aku ambil sebelum 24 jam]

[Dih, mulai matre. Tebal kok, cukup buat dipakai umroh] disertai emo ngakak sampai keluar air mata.

Ayra tertawa membaca balasan Jihan. Saat akan membalas chat Jihan, pintu kamarnya diketuk tiga kali. Kepala Ayah menyembul dengan mulut penuh mengunyah makanan.

"Ada temannya diluar,"

"Sudah Ayah suruh masuk?"

Ayah mengangguk."Ayo cepat keluar, sarapan dulu sebelum berangkat, dan nih,"Ayah menunjukkan kue cucur ditangan yang tinggal separuh."Kue kesukaan kamu, dikasih Paijo tadi. Satu kresek,"Ayah tertawa, berlalu dari depan kamar Ayra.

Ayra tersenyum geli. Dikasih kue cucur satu kresek aja senangnya bukan main.

Seperti laporan Ayah tadi bahwa ada teman yang menunggunya diluar. Ayra keluar, mendapati Linda, teman barunya dikelompok KKN duduk dikursi ruang tamu.

"Linda, sudah sarapan?"

Gadis bertubuh subur dan berjilbab itu menglihkan pandangan dari ponsel ditangan begitu mendengar suara Ayra."Sudah mbak,"jawabnya disertai senyuman."Mbak Ayra kalau masih belum sarapan, sarapan aja dulu, kita masih punya banyak waktu,"jarinya mengetuk-ngetuk jam tangan dipergelangan tangannya."Jakarta Tangerang lumayan jauh loh mbak, jadi isi amunisi dulu supaya gak tumbang dijalan."

Ayra terkikik."Aku makan dulu ya,"pamitnya yang dijawab anggukan kepala Linda. Sebelum benar-benar duduk dimeja makan, Ayra menghidangkan cemilan termasuk kue cucur pemberian bang Paijo tadi berserta teh hangat untuk Linda.

Setelahnya, barulah menyantap sarapan pagi ditemani Ayah.

"Nih,"Ayah menyodorkan dua lembar uang warna merah kehadapan Ayra.

"Apa ini?"Ayra pura-pura tidak tahu. Padahal hatinya bersorak karena dapat uang tambahan dari Ayah.

"Buat beli bensin, jangan sampai si Micky kehausan dijalan. Kasihan, masih baru soalnya."

Ayra mencibir, sejak ada Micky baru, Micky lama jadi sering terabaikan. Perhatian Ayah terpusat seluruhnya pada Micky baru. Sebentar-sebentar di lap, ada noda sedikit saja langsung dimandikan pakai sabun motor paling bagus. Mau keluar beli-beli ke warung atau hanya untuk sekedar jalan-jalan keliking komplek disore hari, Micky baru dipakai. Ke masjid komplek, Micky baru juga yang dipakai. Micky lama dipakai hanya saat kepasar saja.

Jodoh tak Bersyarat (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang