43. Alhamdulillah, Sah

5.5K 278 24
                                    

"Ananda, Abhimanyu bin Arjuna Brataradika Lesmana. Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan anak saya yang bernama, Ayra Jenna Mehrunnisa dengan mas kawinnya berupa seperangkat alat sholat, seperangkat perhiasan, dan uang sebesar dua puluh juta dua puluh dua ribu dua puluh rupiah, dibayar tunai."

"E …. Saya …. Aakkh,"

"Yaaaaaaah,"

Hadirin bersorak kecewa mendengar kabul yang gagal. Sebagian lagi terbahak karena pengantin pria nyengir menunjukkan wajah tanpa dosa sambil membenarkan letak peci yang melorot kebelakang setelah ijab kabul pertama gagal.

"Saudara Abhi, setelah kata tunai. Saudara harus segera cepat menjawab. Jangan gugup atau terlalu lama. Mau, kalau pengantin wanitanya keburu di kabulkan sama laki - laki lain?"

"Diulang, pak. Satu kali lagi,"kata Abhi pada pak penghulu. Gugup segugup gugupnya.

"Mau minum dulu?"goda Ayra yang tak bisa menahan tawanya.

"Apa, sih. Udah kembung nih perut isinya air semua gara - gara kamu suruh aku minum air terus."

Ayra menutup mulut dengan tangan guna menutupi tawanya.

"Bhi, yang serius, ah. Acara ini bukan main - main. Malu, diliatin banyak orang,"Mami berucap sembari mengedarkan pandangan pada tamu yang masih tertawa akibat kekonyolan putranya.

"Bhi, yang tenang, dong. Jangan tegang,"Papi menimpali dan meminta Abhi untuk melemaskan bahunya yang menegang persis balok kayu.

Abhi mengikuti intstruksi Papi. Dia menggerakkan sedikit bahu kedepan dan kebelakang. Hingga akhirnya terdengar suara celetukan Zidan tepat dibelakangnya.

"Ya kali mau streaching pake lemesin bahu segala, wkwkwkk, wakwaaw,"

Abhi hanya menarik nafas panjang - panjang tanpa menghiraukan nyinyiran Zidan sebelum menghembuskannya perlahan dan kembali menjabat tangan Ayah Faris.

"Rileks, saja. Yang tenang,baca basmalah dulu supaya tidak gugup, "Ayah Faris memberi semangat pada menantunya itu.

"Basmalah itu …"Abhi berbisik pada Ayra yang nampak cantik dengan kebaya putih di sampingnya."… yang bacaannya Bismillahirrohmannirrohim, kan?"

"Astaga, Abhi? Kamu ini-,"

"Lupa. Gara - gara grogi,"Abhi tersenyum miris kemudian buru - buru menambahkan begitu melihat Ayramelotot dan siap dengan cubitan mematikannya dibawah meja."Tapi sudah ingat kok, sekarang. Beneran ingat. Bismillahirrohmannirrohim,"ucap Abhi lantang. Kembali menghadap lurus kedepan.

"Sudah siap?"tanya Ayah Faris.

Abhi mengangguk sambil meloloskan satu nafas keras - keras. Ini yang pertama dan akan menjadi satu - satunya acara sakral dalam hidupnya. Jadi mohon dimaklumi kalau dirinya sangat gugup, takut, bingung, dan gelisah.

"Bismillahirrohmannirrohim. Ananda, Abhimanyu bin Arjuna Brataradika Lesmana. Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan putri kandung saya yang bernama, Ayra Jenna Mehrunnisa dengan mas kawinnya berupa seperangkat alat sholat, seperangkat perhiasan, dan uang sebesar dua puluh juta dua puluh dua ribu dua puluh rupiah, dibayar tunai."

"Saya terima nikah dan kawinnya, Ayra Jenna Mehrunnisa binti Faris Abdullah dengan mas kawinnya yang tersebut, TUNAI."

Lantang. Mantap dan diucapkan dalam sekali tarikan nafas.

"Alhamdulillaaaah,"

Kalimat hamdalah mendengung kompak disertai lolosan nafas penuh kelegaan.

"Bagaimana, saksi? Sah?"

"SAH!!"

"Barakallahhu laka wa baarakaa alaika wa jamaa bainakumaa fii khoir,"

Jodoh tak Bersyarat (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang