Salam kenal buat new follower😊
Happy weekend en hepi reading😘
Ditunggu votemennya______________
"Kayla? Sedang apa disini? Kenapa ndak masuk?"
Cengkaraman tangan itu terlepas. Lebih tepatnya wanita yang dipanggil dengan nama Kayla menarik tangannya sendiri. Meninggalkan tangan Abhi masih menggantung diudara.
"Ini Kayla baru mau masuk, bu,"jawab Kayla mundur menjauh dari Abhi.
Ibu Airin memandang Abhi sekilas."Siapa, nduk? Teman kamu?"
Kayla menggeleng."Bukan, bu. Kayla gak kenal."
"Ayo masuk. Kasihan Masmu sendirian didalam,"ibu Airin menggandeng tangan menantunya sambil sekali lagi memandang Abhi.
Kayla mengangguk, mengikuti langkah ibu Airin dengan satu tolehan kearah Abhi. Laki - laki itu mengikutinya dengan sepasang tatapan tajam. Kayla sampai bergidik ngeri mendapat tatapan tajam dari orang asing.
Sesampainya didepan Ayra, kedua wanita beda usia itu berhenti. Badan Ayra menegang. Telapak tangannya tiba - tiba menjadi sangat dingin. Seperti baru saja dikeluarkan dari freezer.
"Kamu masuk dulu ya, nduk,"pinta ibu Airin.
Kayla mengangguk patuh. Membuka pintu lalu menghilang dari pandangan orang - orang aneh tak dikenalnya diluar.
Kikuk, Ayra menyentuh tangan itu. Menciumnya sopan. Bukan sapaan ramah yang Ayra dapat, malah pertanyaan dingin menusuk dari mantan ibu mertua yang sangat Ayra tahu pastilah sangat tidak ingin bertemu dengannya ditempat ini.
"Sedang apa kamu disini?"
"I - ibu apa kabar?"
"Baik,"ibu Airin menjawab pendek.
"Syukurlah,"Ayra tersenyum."Tadi Ayra-…"kalimat Ayra terhenti. Mereka tidak seakrab itu untuk saling berbicara. Maka Ayra memutuskan mengubah gaya bicaranya menjadi sedikit formal. "… saya baru selesai menjenguk pak Akmal. Saya mewakili teman - teman KKN, bu."
Wajah ibu Airin sedikit kaget ketika mendengar Ayra menyebut soal KKN. Namun buru - buru disembunyikannya dengan kembali memasang wajah datar dihadapan Ayra. "Oh,"
Ayra mengangguk. Bingung harus apa selanjutnya. Suasana disekitarnya benar mencekam. Didalam hati, Ayra merutuki dirinya sendiri karena tidak segera menuntuskan pembicaraannya dengan Akmal sampai harus bertemu dengan orang yang paling tidak ingin ditemuinya dalam hidup.
Ya, bagi Ayra ibu Airin adalah sosok hangat penuh perhatian seperti ibu. Ayra bahkan tidak segan bermanja - manja dengan ibu mertuanya itu. Hubungan antara Ayra dan ibu Airin lebih pantas disebut hubungan ibu dan anak daripada hubungan mertua dan menantu.
Bagaimana tidak, ibu Airin begitu menyayangi Ayra. Tidak pernah marah. Tidak pernah bersikap kasar. Ketika Akmal sedang tugas keluar kota, ibu Airinlah yang menemaninya tidur. Saat sakit, ibu Airin menjadi satu - satunya nama yang paling sering disebut melebihi Akmal. Karena bagi Ayra, ibu Airin adalah ibunya. Ibu kedua yang menggantikan tempat almarhum ibu dihatinya.
Sebenarnya, alasan utama Ayra menerima perjodohan bukan karena Akmal. Usianya masih muda saat itu, tujuh belas tahun. Dia juga memiliki sosok pria yang disukainya semasa sekolah.
Tidak segampang itu membunuh rasa suka lalu membuka hati untuk orang lain. Tidak mudah menerima status baru, hubungan baru, keluarga baru, tempat baru, lingkungan baru, semua yang serba baru hanya dalam hitungan hari.
Ayra takut. Takut semua hal baru itu tidak cocok untuknya. Namun demi harapan terakhir ibu, demi ketulusan ibu Airin menerimanya sebagai jodoh untuk anak sulungnya, Ayra memberanikan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh tak Bersyarat (End)
RomanceKatanya, Love is blind. Tidak memandang rupa, kasta juga status. Asal hati sudah memilih, dan jika cinta sudah memanggil maka tiga kata diatas itu sudah tak penting lagi. Namun bagaimana jika seorang Abhimanyu, lelaki yang tidak pernah serius dengan...