20. Tentang Akmal (2)

3.5K 221 25
                                    

Hepi reading gaes😁
Votemennya yah pembaca yang budiman😘😚

_______________

"Loh, mau kemana Le? Pagi - pagi kok sudah rapi?"suara ibu heran melihat anaknya sudah rapi dengan setelan kemeja birunya. Padahal jam baru menunjukkan pukul 06.30 pagi.

Akmal menghentikan kegiatan memasang kancing dilengan kemeja. Menoleh pada ibunya yang berdiri dengan secangkir teh mengepul ditangan. Kebiasaannya setiap pagi. Mengurusi segala keperluan Akmal seperti sebelum Ayra menjadi isterinya.

Kini, setelah Ayra tidak ada. Ibulah yang mengurusnya. Mulai dar hal pakaian, makanan, sampai vitamin yang harus dikonsumsinya setiap hari, ibu yang mengurus.

Entah karena Akmal adalah anak sulung dan satu - satunya anak laki - laki dalam keluarganya atau karena memang dasarnya begitulah cara ibu mengurus laki - laki dalam artian Ayahnya, Akmal merasa perlakuan ibu tidak sama terhadap dirinya dan keempat adiknya.

Diantara kelima anak ibu, Ibu lebih sayang padanya. Kasih sayang yang ibu curahkan pada Akmal tidak sama seperti kepada adik - adiknya. Bukan ibunya pilih kasih. Bukan juga tidak adil. Ibu menyayangi semua anak - anaknya. Namun, sikapnya tetap berbeda jika kepada Akmal. Tidak sama.

Ibu selalu menomer satukan Akmal diatas segalanya. Tidak ada yang tidak pernah ibu berikan padanya. Kasih sayang, cinta, perhatian, materi, semua Akmal dapatkan. Akmal tidak pernah merasa kekurangan. Ibu selalu memanjakannya. Tidak pernah sekalipun marah, mengomel atau membentaknya. Perlakuan tidak sama untuk adik - adiknya.

Tiada hari tanpa omelan karena pasti ada saja kelakuan adiknya yang tidak ibu sukai. Entah bangun kesiangan. Malas membersihkan kamar. Makanan tidak dihabiskan. Pulang terlalu larut. Dan hal - hal sepele lainnya yang bisa membuat ibu kesal.

Mungkin karena itu, dia tidak bisa menolak setiap perkataan ibu. Sedari kecil sampai sukses seperti sekarang, ibu yang merencanakan semuanya. Sekolah dimana, kuliah dimana, mengambil jurusan apa, ikut les apa, ibu yang mengatur. Ibu yang memberi jalan  semua keperluan Akmal.
Sampai jodohpun ibu yang memilihkan.

Ibu adalah ibu rumah tangga tulen yang kesehariannya mengurus rumah dan suami. Ayah yang notabene adalah seorang pengusaha batu bara melarang ibu untuk ikut berkecimpung dalam dunia bisnis. Ayah meminta ibu tinggal dirumah saja. Mengurus Ayah. Mengurus anak - anak. Mengurus bunga - bunga anggrek kesayangan ibu sembari menunggu Ayah pulang. Atau sesekali keluar sekedar bertemu dengan trman arisan sambil memanjakan diri di spa.

Darah jawa yang mengalir dalam tubuhnya tidak serta merta langsung menuruti perintah Ayah. Ada saja cara untuk ikut membantu perekenomian keluarga meski hidupnya telah sangat dicukupi oleh Ayah. Tapi begitulah ibu, tidak bisa tinggal diam dan hanya duduk menunggu suami. Hingga pada akhirnya ibu mengalah karena ajaran para leluhur yang terbawa sampai dewasa mengarjarkannya untuk menjadi wanita penurut dan menghormati suami.

Ibu tidak sendirian. Ada sepuluh asisten rumah tangga yang siap membantunya setiap saat. Kembali lagi pada kemandirian memang sudah melekay dari lahir, ibu tetap tidak bisa diam. Ibu menyerahkan semua pekerjaan rumah pada asisten kecuali dalam urusan dapur dan bunga.

"Ada urusan sebentar bu,"

Ibu meletakkan teh dimeja panjang dekat jendela. "Kok ya setiap hari ada urusan,"ibu mendekati Akmal. Menggantikan kegiatan Akmal memsang kancing kemeja."Apa tidak bisa ditunda dulu? Hari ini kita sudah janji mau temani Kayla ke butik."

"Sebentar saja bu, nanti kalau sudah selesai Akmal langsung menyusul ke butik."

"Urusannya dimana lagi, Le? Anak KKN?"tanya ibu sedikit memicingkan mata.

Jodoh tak Bersyarat (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang