Kembali candu dengan pesan singkatmu.
🍀🍀🍀
SENJA mulai menjemput menyapa bumi. Raja siang ingin segera istirahat kembali guna mengumpulkan segala energi untuk menyinari keesokan harinya. Sepertiku yang nampaknya juga ingin segera istirahat. Suara serangga mulai bersahutan menambah suasana sore itu. Tonggeret, dan beberapa kokokan ayam jantan.
Pukul lima sore, Ayah baru saja kembali dari kantornya. Aku, Nailah dan Bunda sedang bersantai sambil menunggu Ayah sedari tadi, setelah Bunda selesai menyiram tanaman kesayangannya.
"Assalamu'alaikum...."
"Wa'alaikumussalam warahmatullah wabarakaatuh..." jawab kami setelah mendengar ucapan salam dari Ayah kemudian mencium punggung tangannya. Bunda langsung mengambil alih jas dan tas hitam Ayah yang ditentengnya.
Kami semua masuk, sambil menunggu Ayah membersihkan diri, Bunda menyiapkan teh untuk Ayah, sedangkan aku dan Nailah tertawa-tertawa kecil melihat tingkah menyebalkan Tom and Jerry yang sedang tayang di televisi.
Ting tong.
Terdengar bel rumah berbunyi. Aku mendekat ke sumber suara. Kubukakan pintunya, ternyata Mbak Ranti yang datang membawakan sepiring nasi megono, berupa nasi, beberapa sayuran dan parutan kelapa yang sudah dibumbui. Ini sangat lezat.
"Dek Fisya, ini ada sedikit rejeki dari mbak...." kata mbak Ranti sambil menyodorkan piring berisi itu. Aku menerima setelah itu menyuruhnya untuk masuk.
"Wah...dalam rangka apa ini, Mbak?" Tanyaku basa-basi sambil menerimanya.
"Alhamdulillah, skripsi mbak udah selesai, jadi ini syukuran kecil-kecilan aja, hehe...."
"Oh begitu, alhamdulillah deh, tinggal nunggu hasilnya, barakallah ya mbak, semoga mbak dapat hasil yang sesuai dengan yang mbak inginkan...emm.. sebentar aku ganti dulu piringnya, duduk dulu mbak, sambil cicipi nastarnya, itu aku loh yang bikin..."
"Iya, Dek...."
Aku berlalu pergi ke dapur untuk mengganti piring tadi. Bunda menemui Mbak Ranti yang duduk di ruang tamu.
Tak lama aku kembali ke ruang tamu membawa piring Mbak Ranti yang sudah ku cuci.
Menjelang maghrib, Mbak Ranti pamit pulang setelah ngobrol dengan Bunda, aku pun ikut menyimak obrolan mereka.
🍀🍀🍀
Entah perasaan apa lagi ini, tiba-tiba ingin menanyakan kabarnya setelah sekian lama aku tidak tahu bagaimana keadaannya. Padahal kami berada di sekolah dengan atap yang sama. Setelah ia mengenal orang baru, sikapnya berubah. Hmm..menurutku...
Mungkinkah aku rindu?
Pertanyaanku, boleh atau tidak hukumnya kita merindukan seseorang yang bukan milik kita, alias bukam mahram kita?
Setelah kupikir-pikir, akhirnya aku membuka aplikasi whatsapp. Bimbang lagi, antara iya atau tidak. Aku sudah membuka laman chat. Aku sudah mengetikkan pesanku, tapi ini benar-benar bimbang. Aku takut menjadi masalah. Aku menghela nafas berat dan akhirnya kukirimkan pesan itu.
Nafisya SA:
Assalamu'alaikumCentang dua tertera disana. Aku menunggu balasannya.
Lima belas menit berlalu.
Anzar:
Wa'alaikumussalam, ada apa?Seketika aku langsung membuka notifikasinya. Seperti reflek, gitu. Aku langsung mengetikkan pesan balasannya. Fast respond, banget ya...
Nafisya SA :
Nggak ada apa-apa. Sehat?Lagi-lagi aku di buatnya menunggu balasan pesannya. Malam itu aku terkena sindrom malas, aku tidak belajar. Astaghfirullah, jangan ditiru!
Lima belas menit kemudian.
Anzar :
Alhamdulillah, kamu sendiri?Nafisya SA :
Alhamdulillah, sehat juga🙂Oke fix. Sepertnya Anzar sedang sibuk di organisasinya. Karena ini adalah lima belas menit ke tiga aku menunggu jawaban pesan darinya. Lalu aku mengirimkan sebuah pesan lagi padanya sebelum di balas. Padahal kata online masih tertera disana.
Nafisya SA :
Eh, minta koreksi dong😬Ia langsung membalasnya, kurasa ia sedang memiliki sedikit waktu luang sekarang.
Anzar:
Koreksi apa?Nafisya SA :
Kemarin aku waktu baca Al Qur'an kurang apa?Anzar:
Udah bagus kok.Nafisya SA :
Cengkoknya gimana? Suka ilang soalnya.Anzar:
Udah lumayan.Nafisya SA :
Oh. Alhamdulillah. Makasih ya😊Anzar :
Sama-sama.Pesannya hanya kubaca tidak lagi kubalas. Takutnya kebablasan dan ia akan merasa terngganggu waktunya.
Tak lama dari itu satu notifikasi pesan masuk dari Anzar.
Anzar :
Tidak boleh ambil nafas di tengah-tengah bacaan....Aku segera membalas pesannya.
Nafisya SA:
Oh iya. Aku emang sengaja ambil disitu, pas kebetulan nada tingga, sama aku gemeteran juga di depanku laki-laki semua....Anzar :
Oh, gitu.Anzar :
Tapi nggak papa deng, aku juga demikian, Hehehe. 😂Nafisya SA :
Dasar. Makasih banyak ya koreksinya. Semangat belajar tilawahnya qari'.Anzar :
OKChatting berakhir dua huruf itu, kemudian pesannya hanya kubaca. Aku tidak membalasnya lagi. Kurasa itu cukup untuk menenangkan rinduku yang meronta. Dan sudah tahu keadaannya sehat, aku sudah lega.
Tapi jangan terlalu memikirkan seseorang yang belun halal buat kita ya, serahkan saja pada Allah. Jika dia baik untuk kita, Allah akan memberinya untuk kita, tapi jika dia tidak atau belum baik, Allah akan mengganti dengan yang lebih baik bahkan yang terbaik.
Bersambung...
🍀🍀🍀Hai hai assalamu'alaikum, SB baru up nih, maaf ya, lagi banyak tugas. Hehehe.
Mau aku kasih bonus capture chatting yang asli tapi ternyata udah kuhapus, jadi kurang lebih seperti itulah chattingnya dengan sedikit imajinasi yaa.
Makasih yang udah baca dan vote sampai part ini. Jazakumullah khair.
🍀🍀🍀
Jangan lupa mengaji.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sakinah Bersamamu [SELESAI]
Romance⚠A W A S⚠ BAPER. Ini hanya kehidupan sehari-hari Nafisya. "Jikalau tidak bersamamu, apa aku bisa mewujudkan kata sakinah seperti ini?" -Alfan Putra Rahmawan- Note : Chapter masih lengkap Rank#1 Nafisya (2019,2020,2021) Rank#2 Alfan (2019,2020) Ra...