37. (Hampir) Jealous

6.2K 387 5
                                    

Allah maha membolak-balikkan hati.

🍀🍀🍀

Libur t'lah tiba libur t'lah tiba
Hore hore hore
Simpanlah tas dan bukumu
Lupakan keluh kesahmu...

BEGITULAH lantunan lagu dari penyanyi cilik Tasya Kamila. Libur telah tiba. Saatnya untuk merefresh otak yang tanpa sadar telah mendidih sepertinya. Tapi lain lagi denganku, sebagai pelajar ilmu alam. Kami belum diberi kesempatan berhibernasi dalam waktu tiga hari kedepan ini.

Ujian praktikum.

Ya, mau tidak mau harus kami laksanakan untuk mencapai target kelulusan.

Maklum pelajar masa tenggang, layaknya CEO yang sedang dikejar target untuk mengembangkan bisnisnya. Kami adalah calon-calon CEO itu. Tidak masalah meski kami tidak mempelajari ilmu sosial. Ya, kan?

Dengan mengenakan jas putih yang wajib dipakai saat melaksanakan praktikum, aku melangkah menuju ruang laboratorium IPA. Melakukan berbagai macam praktikum dalam satu waktu.

Biologi. Rasanya aku sedang menjadi ahli gizi ketika menguji beberapa makanan. Mencari kunci determinasi, melakukan percobaan lainnya. Dan yang membuatku kesal adalah seekor belalang yang akan kuuji terbang, tapi tak apa lah....dia ingin bebas.

Hari berikutnya adalah praktikum fisika. Sempat takut-takut untuk melakukannya, karena dalam mata pelajaran ini kami jarang diberikan jam untuk praktikum. Tapi dengan bismillah semuanya berjalan sebagaimana semestinya. Dan hari terakhir adalah praktikum kimia.

"Alhamdulillah,"

Lega rasanya ujian ini sudah terlewati. Tapi ujian yang lainnya masih menanti. Tinggal mempersiapkan diri untuk menghadapinya.

🍀🍀🍀

Mungkin aku tidak seperti yang lainnya pergi berlibur entah kemana pun itu.

"Latihan jadi istri yang baik," kata Bunda padaku.

Ya memang itu cita-citaku, menjadi istri yang baik bagi suamiku kelak. Lalu apa kegiatanku di rumah? Sudah menjadi rutinitas. Selepas subuh aku dan Bunda sudah berkutat di dapur. Memasak, dan melakukan berbagai kegiatan rumah tangga lainnya.

Dan kebetulan sekali belakangan ini Bunda jarang di rumah, jadi memang betul-betul aku menekuni ini dengan baik. Mulai dari memasak, mencuci, membersihkan rumah, dan lain-lain.

"Kamu nggak selamanya ikut Ayah sama Bunda, Sya... nanti kamu bakal ikut suami kamu...jadi Bunda nyuruh kamu seperti ini biar nantinya kamu nggak kaget," begitulah wejangan Bunda pagi itu.Bunda mengharapkanku menjadi wanita yang cerdas. Bisa jadi dengan rajinnya seorang istri, bisa membahagiakan suami. Bukan begitu? Begitu bukan.

Tepat pukul sembilan pagi, Bunda bersiap untuk pergi. Kalau tidak salah Bunda di jadwalkan piket hari ini di tempat Bunda mengampu. Ya bundaku adalah seorang guru honorer di taman kanak-kanak dekat rumah. Aku ingin seperti Bunda nantinya. Untuk bisnis kuenya? Itu hanya sampingan karena dulu Bunda belum menjadi guru tetap. Tapi sekarang... alhamdulillah...

"Bunda berangkat ya, sayang, Nailah nurut sama kakak ya, jangan banyak jajan...,"

Aku terkekeh. Karena Nailah memang sukanya jajan. Ada cilok lewat di beli, bakso, sosis, atau apa pun itu. Tapi karena ini sedang liburan kami tidak punya pemasukan uang, hanya pemasukan makanan yang selalu dibelikan oleh Ayah setiap kali pulang kerja. Ayah memang pengertian.

"Assalamualaikum,"

"Wa'alaikumussalam,"

Sepeninggal Bunda aku dan Nailah hanya berdua di rumah. Tidak ada kegiatan apa pun setelah kegiatan rumah selesai. Mau belajar? Nanti dulu bukannya libur itu bertujuan untuk merefresh otak, ya. Oke, baiklah hanya menonton sajian acara televisi yang kami lakukan saat di rumah.

Kebosanan melanda. Aku bermain ponselku. Membuka aplikasi whatsapp siapa tahu ada pesan masuk.

Dan benar, hanya Billa yang selalu mengisi notifikasi. Bercanda online yang biasa kami lakukan. Saling bertukar cerita dan berhalusinasi bersama. Konyol memang.

Whatsapp Story.

Pak Alfan Putra
4 menit yang lalu

Oh tidak, hatiku sudah berdesir yang tidak selayaknya kurasakan. Ada foto seorang perempuan di sana.

"Jangan buka, jangan buka," gerutuku.

"Tapi penasaran,"

"Eh jangan jangan, Sya jangan,"

"Yah, tapi siapa sih,"

Berbincang pada diri sendiri? Haha...

Dan pada akhirnya aku membuka postingan itu.

Deg.

Masha Allah.

Calon-calon wanita penghuni surga. Tidak nampak wajahnya karena memang sengaja tidak dinampakkan.Seorang gadis kecil mengenakan pakaian serba putih. Memegangi Al Quran. Rupanya adalah gadis cantik berusia SD yang sudah mendapatkan gelar hafidzah. Aku terkagum melihatnya.

Hampir saja aku terjerumus pada lubang cemburu yang membara. Yang sebenarnya rasa itu tidak selayaknya kurasakan. Sempat berburuk sangka bahwa foto itu adalah seorang perempuan yang......piiiiiiipppp. Yang ada malah seorang gadis yang membuatku terkagum. Masha Allah.

Bersambung...

🍀🍀🍀

Apa sih, makin nggak jelas nih author. Rasain tuh cemburu, haha, tapi mana ada cemburu sama anak SD. Ngelawak nih author.


Jangan lupa vote.

🍀🍀🍀

Jangan lupa mengaji.

Sakinah Bersamamu [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang