Bahagiamu, bahagiku juga. Sakitmu, sakitku juga. Karena kamu adalah separuh dari jiwaku.
-Alfan Putra-
🍀🍀🍀
Four years later...
"BUNDAAA....Icha pulaaang..."
Terdengar suara melengking itu dari depan. Aku segera menghentikan aktifitasku dan menghampiri putri kecil kami yang kini telah tumbuh lebih dewasa lagi.
"Eh....Ichanya Bunda udah pulang......"kataku seraya memeluknya.
"Ichanya Yanda juga dong...."tiba-tiba suara itu muncul dari balik pintu yang sama.
Kehidupanku kini jauh lebih membahagiakan sejak kehadiran mereka. Meski beberapa tahun yang lalu Mas Alfan pernah membuat luka dihatiku. Tapi falya'fu wal yasfahu. Aku selalu mengingat itu. Yang baik selalu kuingat dan yang buruk untuk segera kulupakan.
"Mas....kok pulang cepet?"kataku sambil mencium punggung tangannya yang wangi khas parfumnya.
"Sengaja...buat jemput Icha.."
"Iya....Nda tadi Yanda telnyata udah nunggu didepan, telus Icha dibeliin esklim...."katanya. Memang begitu walau sudah taman kanak-kanak Icha belum lancar menyebut huruf R. Sepertiku dulu, hehe.
"Ooo, yaaa?" Kataku seakan tak percaya.
"Tapi Bunda merasa ada yang kurang waktu kalian masuk rumah...." kataku sambil pura-pura berfikir. Kulihat anak dan bapak itu sedang saling pandang.
"Apa, Bunda?"tanya Icha polos.
"Salamnya kok nggak ada ya tadi....."sindirku.
"Assalamu'alaikum bundaaaa saayaaaaaaaaang...." serempak mereka mengucapkan itu setelah saling pandang.
"Wa'alaikumussalam warahmatullah wabarakaatuh....gitu dong, Yanda juga nih...."kataku sambil mencubit hidung Mas Alfan.
Kabar baru. Mas Alfan sekarang sudah tidak lagi mengajar. Sejak Papa Husein pensiun, kini Mas Alfan yang menggantikan menjadi direktur di perusahaan Papa Husein, dan Mas Alfan adalah putra satu-satunya Papa. Jadi dengan terpaksa Mas Alfan harus meninggalkan siswa-siswanya.
Sementara itu, disamping aku mengurus Alfi Hijab, suami dan anak, aku sekarang yang mengajar menggantikan Mas Alfan. Dan kebetulan hari ini juga tidak mengajar. Selain jadwal kelasku kosong, disekolah tempatku mengajar hari Sabtu tidak ada kegiatan belajar mengajar selain ektrakulikuler, kecuali jika aku harus berangkat piket.
🍀🍀🍀
Kulihat dua orang itu sedang asyik bermain puzzle alphabet di ruang tengah setelah selesai mengaji. Dan suasana itu membuatku menarik simetris bibirku.Memang seperti Mas Alfan yang kumau. Tanggung jawabnya terhadap keluarga tidak terlepas meski pekerjaannya selalu menghampirinya.Demi dekat dengan kami, ia rela membawa pulang beberapa pekerjaannya. Ia tidak pernah lembur dikantor.
Aku menghampiri mereka dengan membawa nampan berisi dua gelas teh gula batu. Ternyata Icha meniru Yandanya. Sama-sama suka teh gula batu.
"Bunda, Yanda....."
"Iya, sayaaang?"
"Icha punya sesuatu...sebental ya...Icha ambil dulu di kamal,.."katanya kemudian berlari menuju kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sakinah Bersamamu [SELESAI]
Romansa⚠A W A S⚠ BAPER. Ini hanya kehidupan sehari-hari Nafisya. "Jikalau tidak bersamamu, apa aku bisa mewujudkan kata sakinah seperti ini?" -Alfan Putra Rahmawan- Note : Chapter masih lengkap Rank#1 Nafisya (2019,2020,2021) Rank#2 Alfan (2019,2020) Ra...