52. Ujian

7.1K 410 11
                                    

Allah tidak memberikan ujian pada hambaNya diluar batas kemampuan hambaNya.

🍀🍀🍀

PERTEMUAN yang tidak mendatangkan kebahagiaan sama sekali. Justru menjadi hal yang sangat buruk. Suatu kesalahan terbesar yang pernah dilakukan membuatnya membenci diri sendiri. Apalagi, kenapa setega itu ia menyakiti hati istrinya yang kini sedang terbaring lemah di ranjang rumah sakit, walau mungkin Nafisya tidak mengetahui apa yang dilakukan Alfan sebenarnya.

Dan bodohnya, kenapa Alfan tidak menyadari sejak awal bahwa ia telah menyakitinya. Bahkan Alfan menaruh kebohongan pada setiap jawaban dari semua pertanyaan Nafisya.

Tiada henti ia memohon ampun pada Allah atas kesalahannya.Tiada henti juga ia meminta maaf kepada istrinya yang masih tak sadarkan diri sejak kejadian malam itu.

Sudah satu minggu sejak pertemuannya dengan Nafisya, Alfan tidak pergi mengajar. Ia setia menemani istrinya di rumah sakit.

Sejak pertemuannya dengan Nafisya  juga ia belum kembali ke rumah. Ia berjanji ingin setia. Ia melakukan ini untuk menebus semua kesalahannya.

"Permisi, Pak," seorang perawat masuk ke ruangan itu.

"Ya, Sus.." kata Alfan kemudian.

"Maaf...Bu Fisya saya bersihkan dulu.." kata perawat itu kepada Alfan.

"Sus.... biar saya saja, saya suaminya,"

"Tapi, Pak..ini tugas saya sebagai perawat," kata suster itu dengan lembut dan tersenyum.

"Tidak apa-apa... biar saya saja, tolong lah..." kata Alfan tetap bersikukuh untuk mengambil alih suster itu. Dan akhirnya Alfan yang membersihkan tubuh Nafisya dengan sang perawat tetap menemani dan mengawasi.

Sambil menitikkan air mata Alfan mengusap lembut wajah pucat Nafisya. Dan terus berdoa. Sudah satu minggu lebih Nafisya tidak membuka matanya. Alfan sangat merindukannya. Merindukan keceriaannya.

Usai membersihkan, suster itu kembali meninggalkan ruangan dan membiarkan mereka tetap berdua di dalam.

Alfan mengambil mushafnya yang kemarin di bawakan oleh Mama Gita. Dan melantunkannya di sisi Nafisya. Setiap saat itu ia lakukan. Walau masalah yang menimpanya kini sangat besar, ia tetaplah mengingat Allah.

🍀🍀🍀

Langit sore menampakkan warna jingganya dan Alfan masih setia menemani cintanya, meski Mama Gita dan Bunda Yasmin sudah datang dan berniat untuk menggantikan Alfan. Tapi Alfan selalu menolak.

"Alfan...kamu sebaiknya pulang dulu, biar Bunda dan Mamamu yang menjaga Nafisya," kata Bunda Yasmin.

"Tidak, Nda.."

"Jaga kondisi tubuhmu, Nak. Istirahat dulu," bujuk Bunda Yasmin.

Tak lama dari percakapan mereka adzan maghrib di kumandangkan.

"Bunda....Alfan titip Nafisya...Alfan ke masjid dulu," katanya.

"Baiklah,"

Kemudian Alfan pergi ke masjid setelah ia mengecup kening gadis yang masih terbaring lemah. Dan kini Bunda Yasmin dan Mama Gita yang ada di samping Nafisya.

Sakinah Bersamamu [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang