49. Perseteruan

7K 385 17
                                    

-

🍀🍀🍀

BELAKANGAN ini hari-hariku semakin supek. Merasakan sakit sendiri tanpa orang lain tahu. Jangankan untuk orang lain, suamiku saja tidak tahu bagaimana istrinya saat ini. Karena aku terlalu pandai menyembunyikan luka. Aku terlalu pandai bersandiwara. Menyulap keadaan menjadi seakan-akan baik-baik saja. Padahal kebenarannya hati terlalu sesak mengetahui yang sebenarnya meski masih ada banyak kebohongan. Akulah munafik itu.

Pagi ini aku harus kembali ke kampus dengan menolak ajakan Mas Alfan untuk pergi bersama dengan alasan kelas diadakan siang hari.Alhasil Mas Alfan kini telah tiba di gedung tempat ia mengajarkan ilmu yang beberapa tahun ia dapatkan.

Dengan bismillah, dan pura-pura bahagia, namun harus, aku melaju bersama scooter putihku menyusuri jalan raya yang sudah sedikit ramai. Menuju kampus dan aku harus memulai skripsiku hari ini juga. Tak terasa, waktu berjalan cepat sekali. Tak lama lagi aku akan mengakhiri pendidikan ini.

Kesana kemari mencari dosen pembimbing. Itu saja jika beliau sedang tidak berkepentingan. Kesana kemari mencari referensi untuk bisa kujadikan bahan penyusunan skripsi. Ke perpustakaan kota, wawancara dengan narasumber dan akhirnya sudah semua kudapatkan dan mengawali penyusunan tugas akhir ini.

Sepulang dari kampus aku berniat mengunjungi toko hijabku. Dan Alhamdulillah aku mendapat laporan dari yang menunggui toko bahwa akhir-akhir ini pengunjung mulai berdatangan dengan jumlah lebih banyak dari sebelumnya. Dibuktikan dengan stok yang setiap harinya harus diadakan penambahan.

Sampai sore aku belum juga pulang. Pukul setengah lima. Kurasa Mas Alfan sudah menunggu di rumah. Tapi kenapa tubuhku masih enggan untuk dibawa kembali ke rumah.

Dengan Alfi Hijab, aku tak lagi pura-pura bahagia, tapi kebahagiaanku yang sebenarnya datang. Bertemu pelanggan. Melayani pembeli. Pemasukan dan permintaan meningkat, inilah yang membuatku bersyukur pada Allah swt.

Kling (2 pesan belum dibaca)

Mas Alfanku
Sayang, dimana kok belum pulang?

Mas Alfanku
Sya, cepat pulang, i miss you.

NafisyaSA
Di Alfi, sebentar lagi fisya pulang.
√√read

Mas Alfanku
Kutunggu, sayang..

Dan setelah aku menerima pesan itu, dengan berat aku melangkahkan kakiku menuju motor yang kuparkirkan di depan. Aku terpaksa pulang. Ya, bahagiaku di rumah akan berubah menjadi pura-pura lagi.

Sesampainya di rumah, aku tidak menemukan Mas Alfan yang katanya menungguku. Dan kudengar samar-samar suara percakapan dibelakang. Rupanya Mas Alfan sedang menerima telepon dari seseorang dan entah itu siapa.

Ketika aku berniat mendekati Mas Alfan langkah kakiku tiba-tiba berhenti setelah mendengar nama Maya dari mulut Mas Alfan. Udara menjadi panas seketika. Akhirnya aku berbalik badan untuk membersihkan diri dan menyiramnya dengan air. Setidaknya rasa panas yang semakin menjadi-jadi ini perlahan menghilang. Namun urung setelah namaku di panggil oleh Mas Alfan.

"Sya...kapan pulang...?"

"Barusan, Fisya salam nggak ada yang jawab...."

Sakinah Bersamamu [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang