50. Jarak

7K 391 13
                                    

LDR itu berat, apa lagi denganmu.

🍀🍀🍀

HARI ini adalah hari kelima aku di rumah Bunda. Aku masih tetap berusaha seakan-akan baik-baik saja, karena tidak mau kejadian ini diketahui oleh Bunda dan Ayah, terutama oleh kedua orang tua Mas Alfan.

Aku masih tutup mulut setiap kali Bunda menanyakan kenapa aku tidak pulang ke rumah Mas Alfan. Bukan Bunda mengusirku, tapi karena aku sekarang sudah miliknya dan itu wajib bagiku untuk kembali padanya selama masih sah menjadi istrinya.

"Sya...memangnya Alfan sesibuk apa, sih sampe jarang di rumah?" Tanya Bunda penasaean. Karena memang aku menjelaskan pada Bunda seperti itu. Maafkan aku ya Allah. Maafkan aku Bunda.

"Ya....sibuk gitu Nda.... biasa ajaran baru, dan belakangan ini banyak rapat-rapat...kadang sampe larut malam," alibiku.Astaghfirullah, dosaku bertambah. Tapi kebohonganku pada Bunda ini kumaksudkan untuk kebaikan keluarga kami.

"Oh....tapi kok Bunda lihat kamu nggak kabar-kabaran gitu sama ayang bebmu, kan walau sibuk pasti ada waktu buat nanyain kamu, Sya?"

"Lagi tidak ada waktu...Bunda sayaang...," alibiku lagi. Karena seperti yang kalian tahu, aku sedang menjaga jarak dengan Mas Alfan.

Aktifitasku di rumah Bunda seperti biasanya. Seperti dulu waktu masih sekolah. Bedanya sekarang aku kembali dari kampus lebih sore karena punya tanggungan ke toko dan harus bimbingan dengan dosen untuk menyelesaikan skripsiku ini.

Kubuang semua hal buruk yang pernah terjadi dan tetap menampakkan keceriaanku di hadapan Ayah dan Bunda meski sebenarnya hatiku telah teriris-iris oleh kenyataan yang ada.

"Assalamu'alaikum, " ya..Mama Gita datang ke rumah. Lalu apa yang akan kukatakan jika Mama Gita menanyakan hal yang sama seperti Bunda.

Memang seperti biasanya Tante Gita sering berkunjung ke rumah Bunda, begitu pun dengan Bunda sejak mereka menjadi besan. Toh, rumah kami tidak terlalu jauh jaraknya.

"Fisya....udah dari kapan disini?" tanya Tante Gita.

"Udah lima hari, Ma," aku mencium punggung tangannya.

"Ada benarnya juga kamu kesini....kemarin dua hari lalu Alfan pamit mau ke luar kota gitu...rapat beberapa hari di sana, ya kan ,Sya..., tapi kok nggak sama kamu...Alfan bilang kamu udah berangkat kuliah," aku tercengang mendengar apa yang baru saja dikatakan Mama Gita. Jadi sekarang ini Mas Alfan sedang pergi.

Penyesalan pun muncul di benakku. Suami pergi tanpa adanya seorang istri di rumah atau mengantarnya walau sampai depan pintu saja. Astaghfirullah, Fisya!!!

"Kok nggak pamit kesin, ya?" Tanya Bunda.

"Oh...iya kemarin Mas Alfan buru-buru jadi nggak sempat kesini, Nda...jadi dari Fisya pamit atas nama Mas Alfan," lagi-lagi aku berbohong. Sepertinya belakangan ini hari-hariku penuh kebohongan.

🍀🍀🍀

Alfan POV.

Pria itu sedang duduk termenung di sebuah kursi dalam gedung yang baru saja digelar seminar.

Beberapa kali ia mengetikkan sesuatu di chat roomnya dengan nama "Nafisyaku" kemudian ia hapus kembali. Dan hal itu terus diulang-ulang, hingga tanpa sadar gedung sudah harus ditutup malam itu.

"Maaf....Pak, gedung sudah mau ditutup," tegur seorang pria paruh baya yang menjadi pengurus gedung itu.

"Eh.....ya maaf Pak...kalau begitu saya pamit."

Sakinah Bersamamu [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang