Jadilah seperti hujan yang memberi kesejukan dan kedamaian.
🍀🍀🍀
AKHIR bulan ini memang cuaca tidak begitu mendukung. Apalagi setelah pukul dua belas siang ke atas. Udara yang sangat panas tapi awan hitam enggan enyah dari angkasa siang itu.Kulihat halaman rumah yang tadinya mengering timbul bekas-bekas tetesan air yang semakin lama semakin memenuhi halaman rumah.
Gerimis mulai turun, sejuk rasanya menikmati suasana ini dan......sendiri. Dengan angin sepoi-sepoi yang menggerakkan dedaunan seakan-akan melambai ke arahku.
Kali itu aku memang di rumah sendiri. Ayah belum kembali dari kantornya. Sedangkan Nailah ikut Bunda pergi ke rumah Tante Devi, tetangga. Katanya sih....arisan?
Awalnya aku mulai nyaman menikmati suasana itu. Sambil mendengarkan alunan lagu. Lama-kelamaan air yang jatuh dari langit semakin deras. Semua dibawahnya sudah kuyup. Petir menyambar. Seketika suasana menjadi mencekam. Beruntungnya listrik tidak diputus dari pusatnya.
Karena itu masih pukul setengah dua siang kuputuskan untuk tidur sambil menunggu hujan reda dan yang lain kembali ke rumah. Kumatikan ponselku, biarkan ia juga tertidur. Kurasa benda pipih itu juga butuh istirahat.
Aku mulai larut dalam mimpi. Entah mimpi apa siang itu. Tepat satu jam aku terlelap, pukul setengah tiga aku terbangun. Dan belum terdengar kumandang adzan ashar. Hujan sudah mulai reda, tapi Bunda belum juga kembali. Apalagi Ayah, aku harus menunggu sampai pukul lima.
Kubuka ponselku siapa tahu ada pesan dari Bunda. Ternyata zonk, tidak ada satu pun pesan dari Bunda. Mungkin Bunda terlalu asyik bercerita dengan sahabatnya itu.
Rasa bosan pun melanda. Untuk turun ke bawah juga aku rasanya malas sekali. Udara masih terasa dingin. Akhirnya aku hanya bermain ponsel yang sedari tadi diam. Kubuka aplikasi berwarna hijau itu. Tertuju pada laman whatsapp story.
Pak Alfan Putra
5 menit yang laluAlone
"Aku pun sendiri," batinku sambil tersenyum menatap layar ponselku.
Biarlah masing-masing sendiri dulu. Siapa tahu nanti akan bersama. Bukan begitu? Ah, aku hanya ingin yang terbaik. Tapi ingat jangan berharap lebih pada manusia. Allah cemburu akan itu. Allah kasih kepedihan pada suatu pengharapan. Berharaplah hanya kepada Allah, siapa tahu Allah akan memberikan izin-Nya.
Allahu akbar Allahu akbaar.....
Adzan ashar telah berkumandang. Dan Bunda belum datang juga. Aku segera mengambil air wudhu dan sholat. Di luar hujan kembali turun tapi tidak begitu deras. Kang bakso yang biasanya lewat depan rumah, kali ini tidak ada. Mungkin karena tadinya hujan sangat deras, kang bakso tidak menjajakan baksonya.Padahal kalau dibayangkan, suasana seperti ini enaknya makan yang hangat-hangat. Bakso itu misalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sakinah Bersamamu [SELESAI]
Romance⚠A W A S⚠ BAPER. Ini hanya kehidupan sehari-hari Nafisya. "Jikalau tidak bersamamu, apa aku bisa mewujudkan kata sakinah seperti ini?" -Alfan Putra Rahmawan- Note : Chapter masih lengkap Rank#1 Nafisya (2019,2020,2021) Rank#2 Alfan (2019,2020) Ra...