47. Wis Udah

7.7K 398 10
                                    

Innallaha ma'asshoobiriin

🍀🍀🍀

Two years later...

ALHAMDULILLAH sakinah bersamanya mulai diukir dua tahun lamanya. Bukan kecewa yang kutemui melainkan bahagia yang sebenarnya darinya.

Dulu.... ini semua adalah angan-angan. Dulu.... ini semua adalah mimpi. Tapi kini Allah menakdirkan kita dan mewujudkannya menjadi nyata yang kini telah kualami.

Di samping aku menjalankan bisnis Alfi Hijab, aku kini telah menjadi mahasiswa semester empat. Setelah Mas Alfan menanyakan pendidikan rupanya diam-diam ia sudah mendaftarkan diriku di universitasnya. Padahal aku tidak minta...just menunggu.

"Terus, yang jaga butik kita siapa kalo Fisya ngampus ?"

"Kita suruh orang aja, tapi kamu memang ingin kuliah, kan?"

"Ya, iya sih....tapi jangan orang lain deh Mas,"

"Lalu siapa?"

Kami diam sejenak. Mas Alfan sibuk membuka-buka bukunya disampingku yang sedang melipat beberapa baju yang baru saja kering.

"Gimana kalau Dista aja Mas? Siapa tahu dia mau," Dista adalah sepupuku yang lebih tua satu tahun dariku. Katanya ia akan kuliah tapi di undur terus. Kurasa orang tuanya mampu membiayainya, tapi katanya "udah males mikir, mau kerja aja," tapi sampai sekarang juga ia masih duduk di rumah.

"Hubungi aja,"

Sejak saat itu , Dista bekerja bersamaku. Dan Alhamdulillah bisnis tetap berjalan dengan lancar.

🍀🍀🍀

Disini...di ruang makan aku menunggu Mas Alfan untuk sarapan bersama sebelum kami pergi ke kampus.

Hari ini jam mata kuliah kosong tapi aku harus tetap datang ke kampus. Ya, hari ini Mas Alfan resmi mendapat gelar magister.

Kling (1 pesan belum dibaca)

Mama Gita:
Fisya, mama sama papa nunggu di kampus.

NafisyaSA:
Ya, ma ini udah mau berangkat.
read

Di gedung kampus kini sudah dipadati banyak orang, peserta wisudawan dan wisudawati jenjang megister. Aku duduk di kursi tamu bersama Mama Gita dan Papa Husein. Bunda dan Ayah belum datang. Terharu menyaksikan suami mengenakan baju kebesaran itu. Akhirnya ia telah berhasil menyelesaikan pendidikannya.

Ia menghampiriku dan yang pertama kali disapanya adalah orang tuanya. Tidak iri, karena walau pun ia adalah suamiku tapi tetap berkewajiban menghormati orang tua dan sampai kapan pun tetap akan menjadi milik orang tuanya. Aku terharu sekali melihat pemandangan ini bertepatan dengan kedatangan Ayah dan Bunda.

Aku sudah membelikan buket mawar untuknya beberapa hari yang lalu tanpa sepengetahuan Mas Alfan. Aku sengaja menitipkannya pada Bunda. Untuk kejutan kecil saja...



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sakinah Bersamamu [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang