43. Simpul Istimewa

6K 403 8
                                    

"Aku minta petunjuk-Mu"

-Nafisya-

🍀🍀🍀

TIGA bulan berjalan begitu cepat selang kelulusanku dari sekolah menengah. Tidak ada yang kutunggu dalam waktu dekat ini. Kesibukanku selama tiga bulan ini adalah membantu Bunda kesayanganku dalam berbisbis kue tartnya.

Bunda tidak setiap hari membuat olahan aneka kue tart, hanya jika ada pesanan saja. Tapi kali ini alhamdulillah Allah beri kami rizki. Kemarin malam Bunda mendapat telephon dari sahabatnya yang kebetulan juga orang tua temanku semasa sekolah menengah.

Tante Rita meminta untuk dibuatkan dua ratus cup kue tart mini untuk keperluan hajatannya. Jadi untuk pagi ini setelah Ayah dan Nailah meninggalkan rumah, aku dan Bunda pergi menuju toko kue langganan Bunda untuk membeli bahan-bahan pembuatan kue.

Oh iya, untuk bisnisku kali ini belum ku mulai, mungkin dua bulan lagi atau secepatnya saja.

Kustarter motor putihku yang akan kutunggangi mengantar Bunda ke toko kue. Jaraknya sih tidak terlalu jauh dari rumah.

"Mbak Yaya, saya minta ini ya," Bunda menunjukkan selembar kertas berisi bahan-bahan yang perlu dibeli ditempat itu pada Mbak Yaya, penjualnya.

"Ya Bu...., duduk dulu, Dek Fisya duduk dulu, biar saya carikan.....  itu dimeja ada camilan boleh dicicipi, anak saya yang buat," kata Mbak Yaya pada kami.

"Wah...enak ini nastarnya,"pujiku pada nastar yang katanya dibuat oleh Putri, anak Mbak Yaya.

"Putri bikin sendiri ini Mbak?" Giliran Bunda yang bertanya.

"He...em itu, kemarin kan libur terus minta diajarin bikin nastar gitu Bu, tarus saya kasih resepnya aja," jelas Mbak Yaya.

Putri adalah adek angkatanku. Ia memang pandai memasak. Di sekolah saja ia mengikuti lifeskill tata boga. Tidak heran ya nastar nanasnya enak sekali tidak kalah sama buatan mamanya yang juga tukang masak berbagai kue.

Kulihat motor vario hitam berparkir di depan toko Mbak Yaya. Ia seorang perempuan, memakai helm hitamnya dan sepertinya orang itu baru saja dari pasar membeli buah-buahan.

"Eh....Jeeeeng Ya Allah lama tak jumpa," sapa perempuan itu pada Bunda.

"Fisya apa kabar?" Kali ini ia menyapaku.

"Alhamdulillah baik Tante..., Tante sehat? "Aku meraih tangan wanita itu yang mengajakku bersalaman.

"Nampak-nampaknya mau ada acara ni, Jeng?" Tanya Bunda pada wanita berjilbab lebar itu sambil melirik motornya bagian depan yang dipenuhi buah-buahan, tepatnya itu parsel buah.

"Ah enggak....cuma pengen aja beli terus pengen bikin kue juga, makanya saya kemari,"

"Oh......jadi berapa mbak Yaya totalnya?"

"Seratus tujuh puluh lima, Bu...,"

"Ini kembaliannya ambil saja,"

"Waaalaaaah....terima kasih banyak Bu Yasmin, semoga rezekinya lancar," kata Mbak Yaya.

"Aamiin,"

"Ya sudah saya pulang dulu, makasih Mbak Yaya,"

"Pesenan banyak, Jeng?"

Sakinah Bersamamu [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang