51. Pencarian

7K 402 8
                                    

-

🍀🍀🍀

Alfan POV.

RINDU, penyesalan, dosa. Ingin rasanya ia menyumpah serapahi dirinya sendiri. Ia telah ceroboh, berlaku bodoh. Ia ingkar akan janjinya.Ketakutan akan kehilangan kini yang menghantuinya setiap saat. Bahkan kedua orang tuanya pun ia tidak mengetahui keberadaannya sekarang. Sampai ia berfikir dirinya sangat-sangatlah hina. Semua orang yang ia sayangi pergi meninggalkannya tanpa tapi.

Terutama istri yang dicintainya. Dimana Nafisya sekarang?Beberapa kali ia mencoba menghubungi nomor Nafisya tapi selalu suara mbak-mbak operator yang terdengar.

Sudah berapa kali Alfan menghubungi sahabat-sahabat Nafisya, barang kali ada yang mengetahui keberadaannya dan keadaannya saat ini. Tapi nihil jawabannya semua selalu sama. Tidak ada yang mengetahui, bahkan setelah Nafisya sidang skripsi ia tidak terlihat lagi di kampus.

Disaat yang bersamaan itu pula, Mama Gita menghubungi Alfan, tapi tetap tidak bisa di hubungi. Dan hal itu terulang beberapa kali. Hingga ia menyerah melakukan pencarian via alat komunikasi kemudian mematikan ponselnya. 

Pagi ini ia mencoba kembali datang ke rumah orang tuanya dan mertuanya. Keadaan masih sama. Pintu rumah terkunci rapat.

"Pak...Pak..." panggilnya pada seseorang yang tinggal di sekitar itu. 

"Eh....ya Mas ada apa?"

"Bapak tahu keluarga Pak Ahmad ada dimana?"

"Wah....saya kurang tahu, tapi sepertinya sudah dua hari ini rumahnya sepi," mendengar jawaban bapak tadi Alfan menghela nafas berat.

"Tidak ada pesan atau....."

"Tidak ada Mas, Mas baru pulang dari luar kota, ya, bu Yasmin yang bilang sama saya....memangnya Mas Alfan tidak diberi kabar bu Yasmin?"

"Tidak memberi kabar sama sekali...saya baru sampai kemarin malam,....kalau begitu terima kasih, Pak."

Kemudian Alfan pergi ke mobilnya. Penuh emosi ia memukul benda lingkaran di depannya yang tidak bersalah itu dengan kepalan tangannya.

"Dimana kamu, Sya?" Katanya dengan mata mulai memerah.

Kemudian ia melajukan mobilnya untuk ke toko, siapa tahu mereka semua ada disana. Mobil Alfan membelah jalan raya yang ramai lalu lintas itu dengan kecepatan tinggi.

Kurang dari sepuluh menit baginya untuk sampai Alfi Hijab. Tapi tidak ada tanda-tanda kehidupan disana. Kemudian ia masuk ke halaman bangunan yang lumayan luas itu. Alfan hanya menemui seorang penjaga yang sedang membersihkan halaman.

"Pak....kenapa toko saya tutup?"

"Loh memangnya Mas Alfan tidak tahu?" Alfan menggelengkan kepalanya.

"Sudah dua hari ini Mas.... tutup, kata Mbak Dista tutup sementara dengan alasan yang tidak jelas... ya saya tutup, to..."

"Bapak tahu Dista dimana sekarang?"

"Wah.... maaf saya ndak tahu, Mas,"

"Dimana mereka ya Allah,"gerutunya.

"Maaf saya permisi dulu...mau membersihkan halaman belakang," kata bapak itu kemudian Alfan mengangguk.

Orang-orang di sekeliling rumah dan butik tidak tahu menahu jika Nafisya telah mengalami kecelakaan.Karena memang malam hari kejadiannya jadi tidak ada satu pun orang yang tahu, kecuali keluarganya, bahkan Alfan pun tidak. Alfan terus mengelilingi kota dengan mobilnya berharap menemukan setidaknya Nafisya yang telah ia sakiti.

Sakinah Bersamamu [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang