"Hei, dengerin gue! lo bakal selamat. Gue janji akan hal itu. Tapi, Lo juga harus janji satu hal sama gue... " orang yang tengah di ambang kematian itu hanya bisa menatap pasrah saudarinya sembari menggeleng kepalanya, ia seolah-olah berkata 'ikhlasin aku, dengan begitu kamu akan bahagia.'
Melihat saudarinya yang sudah melakukan segala cara hanya demi dirinya, seakan-akan membuatnya tambah tidak tega. Dia ingin saudarinya itu bahagia, bahkan jika tanpa dirinya. Hanya dengan begitu, dia bisa ikut bahagia juga.
"Plis... Bertahan, demi gue. Gue..." gadis itu tak bisa melanjutkan ucapannya, melihat kondisi saudarinya membuatnya ingin menangis sekeras-kerasnya. Sedari tadi ia menahan rasa sesak didada, "cuma lo yang gue punya di dunia ini. Cuma lo yang paling berharga bagi gue. Gue tau, Lo gak suka sama yang namanya merepotkan orang, itu juga jadi alasan lo selalu ngebales siapapun yang ngebantuin lo. Maka dari itu, lo harus BALES gue dengan cara tepatin janji. Biasakan?" gadis itu menatap saudarinya dengan lekat, sembari berharap saudarinya yang keras kepala itu mau mendengarkannya.
"Permisi Miss, maap mengganggu. Tapi kita tidak punya banyak waktu, kita harus secara mencari pendorong agar Nona bisa segera di tangani," salah seorang lelaki masuk dengan membawa peringatan bahwa, waktu mereka tidak banyak.
"Tunggu saya di luar."
Lelaki itu membungkuk hormat dan segera pamit undur diri kepada lawan bicaranya—yang tak lain adalah atasannya.
"Gue janji, bakal selamatin lo. Pegang janji gue baik-baik. Sebelum itu, gue mohon tahan sebentar lagi," pamitnya segera berlalu dari hadapan saudarinya dan bertekad dalam hati bahwa kurang dari 20 menit, ia akan menemukan pendorong yang tepat.
10 menit berlalu, dan mereka bahkan belum mendapatkan pendonor yang tepat. Sudah banyak manusia yang sedari tadi bergantian masuk dan keluar dari ruang pemeriksaan tes. Tetapi, tidak ada satu pun yang cocok.
"AAARRRRRGGGHHH!!!! BANGSAT! MASA NGGAK ADA YANG COCOK SATU PUN?! BILANG SAMA GUE, SIAPA YANG BERANI NYEMBUNYIIN ORANG YANG BISA NYELAMATIN SAUDARI GUE!!"
PRRAAK!!
"Kalau ketahuan beneran nyembunyiin, maka dia akan bernasib sama dengan handphone itu."
Suaranya mungkin sudah tidak tinggi lagi, tapi percayalah siapapun orang yang mendengar nada rendah penuh kebencian dan frustasi itu akan bergedik ngeri. Apalagi di tambah dengan tatapan gadis itu yang seakan-akan siap untuk membantai siapapun yang berada di depannya.
"HELP!!! PLEASE SOMEONE HELP ME!!!"
Entah datang darimana gadis dengan penampilan kacau itu. Yang jelas gadis itu sangat amat terlihat menyedihkan, ditambah lagi dengan banyaknya lebam dan darah di sekujur tubuhnya.
Gadis itu mendekat. Dia terus saja mengatakan 'plis, help me.' tapi, tak ada satupun yang berani bertanya atapun membantu gadis itu, karena situasi nya sangat tidak mendukung. Para lelaki yang ada di sana hanya berharap dalam hati agar gadis bodoh itu segara pergi dari hadapan Miss mereka. Kalau tidak, dia akan segera mati di tempat—karena sudah membuang waktu berharga bagi mereka.
"You wanna dead?"
Sudah mereka duga, itulah respon yang akan didapatkan gadis bodoh itu. Tapi gadis itu terus saja meminta pertolongan, tanpa menganggap serius ancaman yang di berikan.
Tiba-tiba ada dua orang lelaki berbadan besar—datang menghampiri mereka. Refleks sang gadis bodoh langsung bersembunyi di belakang si gadis yang sedari tadi di liputi kemarahan.
"Leave the girl to us!" kata salah satu lelaki itu. Dengan senang hati gadis yang di liputi amarah menyerahkannya, tetapi gadis bodoh itu tidak mau dan terus saja menahan dirinya di tempat.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEYSA
Teen FictionSetiap orang memiliki kisahnya tersendiri. Mereka akan menjadi tokoh utama di dalam cerita hidupnya. Begitupun dengan Keysa, seorang remaja yang ketika kecil di paksa menjadi dewasa. Banyak yang iri dengan hidupnya sekarang, tetapi tidak banyak yang...