"Keysa?!"
Kedua anak kecil yang sedang bermain di ruang tengah itu menoleh ke arah tangga. Dimana ada seorang perempuan yang lebih tua dari mereka, tengah berjalan dengan raut wajah marah. Keduanya yang tidak tahu apa-apa pun menjawab dengan takut. "I-iya kak."
"Kak, kak, kak! Udah berapa kali gue bilang, lo tuh bukan adek gue dan jangan pernah manggil gue kakak!!" Sarkasnya menatap tajam keduanya yang sedang menunduk.
"Siapa yang masuk ke kamar gue tadi?" Tanyanya penuh emosi.
Keduanya saling pandang. Sebenarnya bukan Keysa kecil yang masuk, melainkan orang yang berada di sampingnya lah yang masuk. Tetapi karena begitu sangat menyayangi orang itu. Keysa pun memilih untuk mengaku, walau bukan dia pelakunya.
"A-aku kak," akunya takut-takut sembari mengangkat tangan.
"Siapa yang suruh lo masuk ke kamar gue, hah?!" Bentaknya.
"Gara-gara lo! jam tangan gue yang mahal ini rusak tau nggak!" marahnya mengangkat jam tangan berwarna biru gelap. "Gue nggak mau tau, pokoknya lo harus ganti jam gue!"
"Ta-tapi ak-aku nggak punya uang."
"Peduli amat gue. Kalau lo nggak bisa ganti, mulai malam ini sampai minggu depan, lo sama dia nggak akan gue biarin makan di rumah ini!!" Tunjuknya berganti pada kedua bocah kecil di hadapanya.
"Jangan!!" Teriak Keysa kecil.
"Berani lo sama gue hah?!" Gadis itu menjambak rambut Keysa kecil dengan amat keras, hingga rasanya sebentar lagi rambut itu akan terlepas dari kepala Keysa kecil.
"S-sakit kak, lepas. Hiks!" Keysa kecil berusaha untuk melepas genggaman gadis itu dari rambutnya.
Gadis itu bukannya melepaskan, malah menariknya dan melemparnya kelantai. Sampai-sampai kepala Keysa kecil mengeluarkan darah.
Bocah yang sedari tadi menyaksikan kejadian itu menangis sejadi-jadinya dan menghampiri Keysa kecil yang tergeletak di lantai sembari memegang kepalanya.
"Kamu nggak papa? hiks... " Tanyanya terisak.
Keysa kecil tersenyum untuk meyakinkan bocah itu bahwa dia baik-baik saja.
"Cih, dasar drama Queen!!" Tanpa mengatakan apapun lagi, gadis itu masuk ke kamarnya meninggalkan kedua bocah itu yang tengah terluka batin dan fisik.
"Aku nggak kuat lagi. Kita pergi aja dari rumah ini," pinta bocah itu menatap kasihan Keysa kecil.
"Nggak Ney." Orang yang bernama Ney itu selalu saja meminta Keysa kecil untuk pergi dari neraka ini, namun entah apa yang yang membuat Keysa kecil bertahan di dalamnya.
"Kenapa? Ini bukan rumah untuk kita, ini neraka."
"Ssttt. Nggak boleh gitu," Keysa kecil menaruh telunjuknya di bibir Ney.
"Aku nggak sanggup Key, mereka nggak sayang sama kita, hiks!" Keysa kecil menarik Ney ke dalam pelukannya. Mereka berdua menangis bersama sembari berpelukan.
Drtt... drtt..... drtt....
Keysa mengerjapkan matanya ketika merasa handphone nye berdering.
Sial! mimpi itu lagi. Gerutuknya dalam hati sembari melihat siapa yang menelponnya di malam hari ini.
Aksa is calling....
"Cih, mau apa sih nih orang." Tanpa menjawab panggilan itu. Keysa mematikan handphonenya dan menaruhnya di atas nakas dekat kasur.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEYSA
Novela JuvenilSetiap orang memiliki kisahnya tersendiri. Mereka akan menjadi tokoh utama di dalam cerita hidupnya. Begitupun dengan Keysa, seorang remaja yang ketika kecil di paksa menjadi dewasa. Banyak yang iri dengan hidupnya sekarang, tetapi tidak banyak yang...