"Ini kenapa?" tanya Keysa kepada Aksa.
"Mana gue tau."
"Ciee, cieee romantis banget sih. Pacarannya di perpus lagi," ujar salah satu siswa yang ada di sana. Dan jangan lupakan dengan ponsel mereka yang terus saja memotret kearah mereka.
"Iya, tidurnya pake pegangan segala lagi. Sosweet banget!" timpal siswi yang lain.
Karena mendengar hal itu, sontak keduanya menatap tangan mereka yang kini saling bertautan—entah sejak kapan. Dengan cepat mereka melepas tangan masing-masing.
"Lo ngapain pegang tangan gue?!" protes Keysa mengusap-uap tangannya.
"Dih! bukan gue. Elo kali yang pegang tangan gue."
"Najis tau nggak!"
"Yah, malah berantem, Hahaha." seketika gelak tawa mereka menggema di seluruh penjuru perpustakaan.
Keempat sahabat Keysa yang sedari tadi mencari dirinya, maju kedepan dan mengajukan berbagai macam pertanyaan.
"Stop! Ceramahnya nanti aja ya. Gue capek, pengen pulang. Udah bel pulang kan? Yaudah pulang yuk," ajak Keysa beranjak dari duduknya dan berjalan keluar perpustakaan diikuti oleh keempat sahabatnya.
"Eh, Key, tungguin!"
"Langsung mobil kuy. Eh, lo bertiga gimana?" tanya Keysa kepada Afra, Cyra dan Kaila, sesampainya di parkiran.
"Gue sih bawa mobil sendiri," jawab Afra memperlihatkan kunci mobilnya.
"Kalau gue nebeng sama Kaila," jawab Cyra.
"Yaudah pulang yuk!"
"Nggak mau nongkrong dulu gitu?" tawar Afra. Karena jujur saja, dirinya kini malas pulang dan kebetulan juga ia baru bertemu dengan Keysa setelah sekian lama.
"Iya nih, udah lama juga kita nggak kumpul. Ayo lah Key, di cafe biasa aja kumpulnya." Keysa berfikir sebentar dan menyetujui ajakan mereka.
"Boleh, kebetulan tadi Bang Tirta janji buat traktir gue. So, dompet kalian aman," kata Keysa tersenyum penuh arti. Sedangkan Tirta yang berada di dalam ruangannya merasa kupingnya panas dan hawa sekitarnya tiba-tiba tidak enak.
Saat Keysa ingin membuka pintu mobil, tiba-tiba seseorang memanggil namanya. Keysa berbalik dan menemukan seseorang yang sempat membuatnya kesal hari ini.
"Kenapa?" tanya Keysa to the point. Malas sekali berasa-basi dengan orang yang sekarang sudah berada di hadapannya.
"Entar malem gue chat bales ya. Awas kalau nggak!" peringat Aksa—orang yang memanggil Keysa tadi.
"Kalau nggak, lo mau ngapain?" tantang Keysa.
Aksa tersenyum miring, "Gue bakal dateng ke rumah lo dan ngaku kalau gue ini calon suami lo. Gue mau minta restu, kalau gue lulus nanti, gue bakal datang lagi sama ortu gue buat ngelamar lo, gimana?" ujarnya mengedipkan matanya sebelum pergi meninggalkan Keysa yang hanya bisa mematung setelah mendengar perkataan Aksa.
"Cowok gila!" teriak Keysa sengaja membesarkan suaranya, agar Aksa yang jaraknya belum terlalu jauh itu bisa mendengar ucapannya.
"Khem, khem, ada apan nih?" goda Alya yang ditujukan untuk Keysa.
"Apa lo?!" ketus Keysa yang entah kenapa hari ini menjadi sensitif sekali.
"Jutek amat neng. Gue mencium bau-bau pasangan baru nih," celutuk Afra ikut menggoda Keysa.
"Apaan sih! Udah deh nggak usah bahas si cowok gila itu. Nggak jelas banget tuh orang," jawab Keysa malas.
"Lo udah lama kenal sama dia?" tanya Kaila yang sedari tadi kepo dengan hubungan keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEYSA
Teen FictionSetiap orang memiliki kisahnya tersendiri. Mereka akan menjadi tokoh utama di dalam cerita hidupnya. Begitupun dengan Keysa, seorang remaja yang ketika kecil di paksa menjadi dewasa. Banyak yang iri dengan hidupnya sekarang, tetapi tidak banyak yang...