"Dari mana lo, La?" Pertanyaan Keysa mengalihkan perhatian para sahabatnya kepada Kaila, yang baru saja membuka pintu utama mansion.
"Hooh, dari tadi dicariin malah kagak ada," timpal Alya yang menaruh seluruh atensinya pada Kaila yang kini berjalan menuju Sofa dimana mereka semua tengah berkumpul.
Sebelum menjawab, Kaila menaruh beberapa kresek di atas meja lalu mendaratkan bokongnya di sofa dekat Cyra. "Habis belanja di minimarket. Gue juga beli beberapa cemilan tuh."
Mendengar kata cemilan dengan berbinar dan semangat, Alya beserta Cyra berebut—mengeluarkan segala macam isi yang berada dalam kresek lalu memakannya dengan rakus.
Sedangkan Afra yang mendengar jawaban Kaila, justru memicingkan matanya—seperti ada sesuatu yang menjanggal. "Beneran lo habis ke minimarket?"
Kaila menghela nafasnya lelah. "Beneran Ra."
"Kok lama?"
"Maksudnya?" Terdengar helaan nafas dari Afra—berusaha sabar.
"Gak mungkin kan lo ke minimarket dari pagi terus pas balik udah sore gini, belanjaan lo juga gak terlalu banyak."
Kaila diam. Entah apa yang dipikirkan oleh gadis itu, yang membuat Afra tambah menatapnya curiga. Keysa yang sedari tadi memperhatikan percakapan keduanya hanya diam. Dan dia juga setuju dengan perkataan Afra, hari ini Kaila agak aneh.
"Gue habis ke salon."
"Salon? Anjirr kok lo gak ngajak gue sih? Padahal gue mau ngecat rambut nih," celetuk Alya heboh sembari memegangi rambutnya sendiri.
"Ke salon gak ngajak-ngajak kita lagi," sindir Cyra melanjutkan memakan cokelat yang ada di tangannya.
"Males ngajak lo berdua. Orangnya gak bisa diem, malah bikin rusuh. Entar mbak-mbak salonnya pusing ngadepin lo berdua yang super duper ribet itu," sarkas Kaila yang sukses membuat keduanya mengerucutkan bibirnya kesal, karena memang itu fakta.
"Tumben lo ke salon sendiri. Bukannya lo yang paling anti pergi ke tempat itu ya?"
Jleb!
Keysa memang sedari tadi memerhatikan tanpa menimpali. Tetapi sekali berbicara langsung membuat orangnya diam. Buktinya saja, Kaila terdiam setelah mendengar pertanyaan Keysa. Gadis itu tidak tahu akan menjawab bagaimana, karena apa yang dikatakan Keysa memang benar.
"Kenapa diem? Jawab La," desak Afra.
"Lo berdua kok malah nyudutin gue sih?!" Sentak Kaila jengah sembari berdiri yang membuat Alya dan Cyra mengerutkan keningnya karena sedari tadi tidak memperhatikan ketiga nya.
"Bukan gitu, La... "
"Kenapa sewot? Kita nanya baik-baik gak usah ngegas gitu," potong Keysa santai, karena memang sedari tadi mereka bertanya baik-baik tanpa ngegas sedikit pun.
"Tau ah!!" Dengan nafas memburu dan emosi di ubun-ubun, kepergian Kaila meninggalkan tanda tanya besar dari sahabatnya.
"Dia kenapa?" Tanya Alya kepada Afra dan Keysa yang nampak mengedikkan bahunya.
"Biarin aja dulu." Ucapan Keysa dituruti dan mereka memilih untuk memberikan waktu sendiri untuk Kaila, sampai gadis itu bisa di ajak bicara.
Sedangkan di tempat lain, tepat nya di kamar Kristal. Dengan berbekal informasi yang ia dapatkan tadi, memang agak sulit mencari lokasinya tetapi dengan tekad dan usaha maksimal, gadis itu berhasil mengetahui dimana lokasinya.
Setelah memeriksa sekali lagi di laptopnya, ia segera bergegas masuk ke kamar mandi untuk berangkat kesana tanpa mematikan terlebih dahulu laptopnya dan sialnya kamar gadis itu lupa ia kunci. Alhasil orang yang sedari tadi mengetuk pintu langsung masuk kedalam tetapi tidak menemukan siapa pun.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEYSA
Teen FictionSetiap orang memiliki kisahnya tersendiri. Mereka akan menjadi tokoh utama di dalam cerita hidupnya. Begitupun dengan Keysa, seorang remaja yang ketika kecil di paksa menjadi dewasa. Banyak yang iri dengan hidupnya sekarang, tetapi tidak banyak yang...