"Will you be my grilfriend?"
Hanya dengan mendengar kalimat yang keluar dari mulut Aksa, dapat membuat Keysa terharu hingga matanya berkaca-kaca. Dia tidak tahu harus berkata apa sekarang. Ini semua begitu cepat baginya, bahkan dia belum terlalu mengenal cowok yang sedang mengutarakan perasaan kepadanya.
"Aksa?" Hanya itu yang keluar dari bibir mungilnya.
"Yes or no?" kata Aksa menghiraukan panggilan Keysa.
Cukup lama Keysa berpikir, ia terus saja menatap Aksa dengan segala pertimbangan di dalam kepalanya.
"No." Senyum yang sedari tadi cowok itu pertahankan, luntur seketika.
"Why?" Ada nada kecewa di sana, namun Aksa belum juga bangkit dari posisinya.
Tiba-tiba Keysa tersenyum dan berkata. "Nggak mau nolak, maksudnya."
Percayalah, tidak ada orang yang sebahagian Aksa malam ini. Tanpa berlama-lama lagi, ia berdiri dan memasangkan liontin itu ke leher Keysa. Kemudian Aksa memeluk Keysa dari belakang dan menaruh kepalanya di atas rambut gadis itu, menghirup dalam-dalam aroma rambut gadis yang ada di dalam dekapannya.
Cukup lama mereka berada dalam posisi yang sama. Hingga Aksa memutar tubuh Keysa yang membuat keduanya berhadapan. Keempat mata itu, kini saling bertubrukan satu sama lain.
"Your my mine."
🌱🌱🌱
"Key?" Panggil Aksa mengelus lembut rambut Keysa yang sedang bersandar di pundaknya.
"Iya?" Jawabnya sambil memainkan liontin pemberian Aksa.
"Kalau suatu saat kita berantem karena sesuatu, tolong jangan tinggalin aku ya?" Keysa terdiam. Dia mengubah posisinya menjadi duduk dan menatap lekat pada kedua manik hitam legam milik Aksa.
"Maksud kamu?"
"Aku cuman butuh kamu di sisi aku dan nggak ninggalin aku." Entah sejak kapan keduanya mengubah gaya bahasa dari 'lo-gue' menjadi 'aku-kamu'.
"Kalau semisal posisinya terbalik, kamu yang ninggalin aku. Terus aku harus perjuangin kamu gitu?" Aksa terdiam. Dia tidak tahu akan membalas apa.
"Aku ninggalin kamu, itu tergantung situasi dan kesalahan. Kalau kesalahan kamu kecil, ok fine aku bakal maafin dan nggak bakal ninggalin kamu. Tapi kalau kesalahan yang kamu perbuat itu besar dan gak bisa aku maafin, sorry aku gak bisa pertahanin kamu." Aksa mengangguk paham. Memang begitu bukan, hukum alam bekerja? Jika seseorang melakukan kesalahan, tidak peduli besar atau kecilnya kesalahan yang di perbuat, yang jelas dia harus menerima konsekuensi dari perbuatannya.
"Eh btw, kok kamu tiba-tiba nanya gitu sih? Kamu buat kesalahan ya?" Tuduh Keysa menyudutkan Aksa.
Aksa mebelakakkan matanya. "Nggak lah!" Jawabnya cepat. 'Setidaknya sampai dia belum kembali.' Sambungnya dalam hati.
"Udah ah, kenapa jadi bahas ginian sih? Mending makan yuk! laper nih,"
Pinta Keysa manja.Aksa tertawa kecil dan menarik hidung Keysa, gemas. "Dasar manja!"
"Iihh Aksa, jangan di tarik dong!"
"Nggak usah ngambek, jelek tau. Yuk!" ajak Aksa berdiri dari duduknya dan mengulurkan tangannya pada Keysa.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEYSA
Fiksi RemajaSetiap orang memiliki kisahnya tersendiri. Mereka akan menjadi tokoh utama di dalam cerita hidupnya. Begitupun dengan Keysa, seorang remaja yang ketika kecil di paksa menjadi dewasa. Banyak yang iri dengan hidupnya sekarang, tetapi tidak banyak yang...