Di sebuah ruangan bernuasa putih dan disertai dengan bau obat-obatan yang menyengat, terdapat seorang gadis cantik tengah terlelap di atas brankar Rumah Sakit.
Sudah seminggu lamanya gadis itu tidak sadar kan diri. Dia nampak sangat nyaman dalam posisinya dan enggan untuk membuka matanya.
Tiba-tiba Pintu ruangan tersebut terbuka, menampakkan empat orang gadis dengan tatapan sendu yang tak lain dan tak bukan adalah sahabat gadis yang tengah terbaring di brankar itu.
Mereka mendekat kearah brankar dengan air mata yang sudah berjatuhan di kedua pipi mereka.
"Key... kapan lo mau buka mata lo? Kita kangen sama lo, Key... " suara yang keluar pertama kali itu terdengar dari mulut Kaila.
Alya yang berada di sebelah Kaila memeluknya, berusaha menguatkan hati mereka berdua. Hal itu juga di lakukan oleh Afra dan Cyra yang berada di sebelah kanan brankar Keysa.
"Kapan dia bangun, Fra?" Kedua bahu Cyra bergetar—menandakan bahwa gadis itu tengah menagis dalam pelukan Afra.
Afra pun berusaha menguatkan sahabatnya, walaupun dia juga merasa sedih. Tidak ada lagi yang berbicara, tangis mereka berempat pecah mengisi keheningan didalam sana.
Keempat sahabatnya sengaja tidak memberitahu keluarga Keysa bahwa gadis itu tengah di rawat di rumah sakit. Karena mereka tahu, Keysa sangat tidak suka berada di rumah sakit dan tidak mau membuat keluarganya cemas. Jadi, yang mengetahui keberadaan Keysa hanya mereka berempat saja.
Seolah merasakan juga kesedihan sahabat-sahabatnya, Keysa mengeluarkan air matanya walau matanya belum juga terbuka. Dia seperti berusaha membukanya namun entah kenapa sangat sulit baginya.
Keempatnya menyadari hal itu, mereka kini menghapus air matanya masing-masing dan mendekat ke arah brankar—berharap penantian mereka selama ini akan datang.
Perlahan jari-jemari Keysa bergerak hingga mata yang sejak seminggu itu tertutup rapat, kini terbuka sempurna.
"H-ha... u-s" ucapnya susah payah.
Cyra yang mengerti ucapan Keysa segera mengambil air minum yang berada di atas nakas dan memberikannya kepada Keysa.
"Al, panggil dokter Al!" Tanpa pikir panjang lagi, Alya segera keluar dari ruangan Keysa dan tak lama kemudian dia datang dengan dokter dan suster di belakangnya.
Suster itu pun meminta mereka berempat untuk menunggu diluar, sementara dokter melakukan tugasnya di dalam.
Tidak lama kemudian dokter keluar beserta suster dan memberi tahu kan bahwa kondisi Keysa saat ini sudah sedikit membaik, lalu berpamitan kepada keempatnya.
Tidak tunggu lama keempat gadis itu masuk terburu-buru kedalam ruangan dan menatap tercengang ke arah brankar. Bagaimana tidak? Terlihat Keysa dengan santainya memotong kecil-kecil apel yang sebelumnya berada di atas nakas lalu memakannya sembari bersandar di sandaran brankar.
Keysa memang berbeda dari yang lain. Dimana orang lain yang baru siuman pasti mereka beristirahat, beda hal nya lagi dengan Keysa. Gadis itu seperti sudah sembuh total walau wajahnya masih terlihat pucat.
"Eh bangke! bukannya istirahat malah motong buah," omel Alya duduk di kursi dekat brankar.
Seolah tidak peduli, Keysa mengangkat bahunya acuh dan kembali melakukan aktivitasnya memakan buah.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEYSA
Teen FictionSetiap orang memiliki kisahnya tersendiri. Mereka akan menjadi tokoh utama di dalam cerita hidupnya. Begitupun dengan Keysa, seorang remaja yang ketika kecil di paksa menjadi dewasa. Banyak yang iri dengan hidupnya sekarang, tetapi tidak banyak yang...