☀KEYSA 49•||PSIKOLOG||•

61 5 0
                                    

Di sore hari yang tenang, Keysa tengah bermain dengan Queen di halaman belakang mansion. Neysa tidak ada di sana, karena gadis kecil itu sedang di bawa oleh Yori ke toko mainan. Tentu saja Keysa juga di ajak, namun ia lebih memilih menetap di rumah saja.

Setelah seminggu yang lalu Queen muncul, Keysa perlahan-lahan berusaha menerima kehadirannya. Kini keduanya tengah bermain kejar-kejaran, dan untuk pertama kalinya setelah 5 tahun ini, gadis kecil itu menyunggingkan senyumnya kembali.

Aksi kejar-kejaran itu sangat menyenangkan untuk keduanya, tetapi sangat aneh untuk orang yang menyaksikan. Pasalnya mereka tidak bisa melihat Queen, yang dimana hanya menunjukkan dirinya pada Keysa saja.

"Mama!!" teriakan Clara berhasil mengundang Farah dan juga Kristal yang kebetulan tengah bercanda gurau di ruang keluarga.

"Ada apa sayang?" tanya Farah khawatir setibanya di dekat Clara.

"Coba Mama lihat dia." keduanya refleks mengarahkan pandangannya dari Clara menuju Keysa yang kini terbaring di atas rumput sembari tertawa dengan keras.

Menurut ketiganya, Keysa sedang kerasukan atau anak itu sedikit gila karena tekanan yang ia dapat selama ini. Tapi nyatanya, Keysa sedang di gelitiki setelah tertangkap oleh Queen.

"Tuh anak udah gila?" kata itu keluar dari mulut Kristal yang membuat gadis itu merinding, melihat tingkah Keysa.

Baru saja Farah ingin menghubungi Bagas dan melaporkan tingkah aneh anaknya itu, tetapi terhenti karena suara yang baru saja masuk dan menghampiri ketiganya.

"Tumben kalian disini. Ada apa nih?" Yori datang dengan dua kantong besar berisikan mainan yang baru saja ia beli bersama Neysa yang kini bersembunyi di belakangnya.

"Yori!" ucap Farah penuh rasa syukur, "itu coba kamu cek anak papa kamu sana, jangan sampai rumah ini punya orang gila. Mama nggak mau, mending kamu cepet-cepet bawa dia ke rumah sakit jiwa, sebelum dia berbuat yang nggak-nggak." perkataan Farah sukses menimbulkan kerutan di dahinya.

Ketika Yori melihat Keysa sedang tertawa dan berbicara sendiri—ia menyuruh Neysa untuk masuk kedalam kamarnya, tak lupa pula dua kantong itu ia berikan pada adiknya. Setelah Neysa hilang dari pandangan ke empatnya, Yori pun menghampiri Keysa. Sedangkan ketiga orang yang sedari tadi menatap aneh ke arah Keysa, tetap di tempat—memantau keduanya yang entah sedang membicarakan apa.

"Key, kamu kenapa?" pertanyaan itulah yang pertama keluar dari mulut Yori, setelah berhasil membujuk Keysa yang tidak ingin berhenti bermain bersama Queen.

"Aku nggak papa. Malah aku seneng!" jawab Keysa tersenyum begitu lebarnya. Bahkan itu adalah senyum tertulus yang pernah Yori lihat dari Keysa.

"Ada lagi yang mau Abang tanyain? kalau nggak ada, aku mau lanjut main," perkataan Keysa berhasil menarik kesadaran Yori yang sempat termenung memikirkan ucapan Keysa sebelumnya. Ia tambah di buat bingung, pasalnya Keysa tidak pernah memberhentikan sebuah percakapan kecuali lawan bicaranya dahulu yang menghentikannya.

Ketika Keysa hendak beranjak dari duduknya, Yori dengan cepat mencekal tangan gadis kecil itu dan menuntunnya duduk kembali.

"Abang belum selesai," kata Yori yang langsung di turuti oleh Keysa. "kamu main sama siapa dari tadi?"

"Aku main bareng Queen!" jawab Keysa begitu semangat. Sedangkan Queen yang sedari tadi berdiri tidak jauh dari mereka, hanya bisa memelototi Keysa yang dengan entengnya memberitahu keberadaan dirinya kepada orang lain.

"Queen?" Keysa menganggu menanggapi pertanyaan Yori. "Queen itu siapa? Dan dia anak siapa? Kok Abang nggak lihat siapa pun selain kamu disini," lanjut Yori mengedarkan pandangannya ke seluruh halaman belakang mansion—siapa tahu dia melewatkan sesuatu. Dan sampai sekarang ini, ia berharap apa yang di katakan oleh Mama nya itu tidak benar.

"Queen itu—"

"Keysa! Jangan kasih tahu keberadaan gue sama siapapun!" teriak Queen menghentikan Keysa yang hampir saja menceritakan segalanya.

"Kenapa nggak boleh? Dia Abang aku, dia baik, dia nggak bakal apa-apain kamu kok," Keysa menatap ke samping dimana Queen berada untuk meyakinkannya bahwa Yori bukan orang jahat. Sedangkan Yori tambah di buat bingung. Dilihatnya kini Keysa sedang berdebat dengan angin. Tidak ada seorang pun di sana.

'Nggak mungkin yang dikatakan Mama itu benar kan?' Batin Yori menatap lirih Keysa yang kini tanpa seizinnya sudah berlari kesana kemari dengan terus saja mengoceh—seolah menyuruh seseorang yang di kejarnya itu untuk berhenti.

🌱🌱🌱

Setelah berhasil membujuk Keysa untuk ikut bersama nya ke rumah sakit dan mengecek kondisi kejiwaan anak itu, akhirnya Yori mendapat penjelasan dari Dokter psikologi anak yang berhasil menamparnya begitu keras.

"Menurut diagnosa, Keysa memiliki seorang alter ego yang baru-baru ini muncul," kata Dokter yang membuat Yori menegang di tempatnya. Ia menatap Keysa yang saat ini sedang duduk tidak jauh dari mereka sembari bermain bersama Queen.

"Anda tidak perlu khawatir. Justru alter ego nya itulah yang berhasil menyelamatkan Keysa dari kegelapan. Keysa selama ini merasa kesepian dan membutuhkan seorang teman yang bisa mengerti dirinya, tanpa perlu dia jelaskan. Dan Queen hadir dengan segala keinginan Keysa. Untuk sekarang ini, Keysa masih memiliki kendali penuh atas tubuhnya. Tapi... " perkataan menggantung dari Dokter itu membuat Yori berbalik badan dan kembali menatap was-was kepada sang Dokter.

"Jika Keysa kehilangan kendali itu, besar kemungkinan Queen akan mengambil alih raganya dan berbuat sesuatu untuk menjaga Keysa dari ancaman yang membuat gadis itu lepas kendali terhadap dirinya sendiri. Hal ini bisa di dasari dengan tekanan yang terus menerus Keysa terima dan mengakibatkan gadis itu trauma, sehingga ia berpikir untuk menghilang sejenak dari dunia. Itu adalah salah satu faktor, yang membuat Keysa keluar dari raganya. Queen bagaikan obat penenang bagi Keysa, tetapi tidak bisa dipungkiri kalau Queen juga bisa menjadi racun dan merenggut raga Keysa jika Keysa lebih nyaman berpisah dengan raganya sendiri. "

"Keysa masih terlalu dini untuk memiliki seorang alter ego. Saya harap, anda dan keluarga bisa menjaga dan terus memberikan hal positif kepada Keysa. Hanya dengan begitu, Keysa bisa menerima kenyataan dan perlahan-lahan bisa hidup tanpa adanya Queen di sisinya."

Sejak hari itu, Yori terus saja memutar otak agar Keysa bisa terlepas dari tekanan yang diberikan oleh keluarganya. Ia bahkan merahasiakan kepada orang rumah soal Keysa yang memiliki Alter ego. Tapi, tanpa Yori sadari, perlahan-lahan Keysa semakin ingin untuk menghilang dari dunia, karena perlakuan Farah dan kedua putrinya yang terus saja menganggapnya tidak waras. Yori tidak tahu sudah berapa banyak lupa fisik maupun batin yang di terima oleh Keysa.

Hingga suatu hari, ketika ada acara keluarga di mansion keluarga Smith. Datanglah Roy bersama Safira yang bagaikan malaikat penyelamat untuk Keysa. Ketika gadis itu tengah di siksa secara diam-diam oleh Farah di gudang, Safira dan Roy yang tengah jalan-jalan sekitar mansion untuk mencari udara segar, tanpa sengaja melihat pintu gudang itu terbuka sedikit dan terdengar suara cambukan beserta bentakan dari dalam.

Ketika mengetahui perlakuan Farah selama ini, Safira dan Roy tanpa pikir panjang langsung mengambil si kembar untuk mereka rawat dengan sendirinya. Walau sedikit terkejut karena baru melihat keduanya di dalam keluarga, dan mengetahui kisah keduanya dari Yori. Tetapi mereka tetap berpikir, kalau keduanya tidak layak di perlakukan secara tidak adil oleh keluarganya sendiri. Apalagi mereka ada karena kesalahan yang tidak di sengaja. Bukan hanya si kembar yang ikut, bahkan Yori juga ikut karena merasa sudah muak dengan tingkah keluarganya. Bisa-bisa dia menjadi gila, karena tinggal seatap dengan orang-orang egois yang hanya mementingkan dirinya sendiri.

🌱🌱🌱

KEYSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang