"Key?"
Keysa tersentak. Ia melihat ke kanan—dimana sang pelaku adalah Al. Cowok itu duduk di dekat Keysa dengan pandangan lurus menatap dirinya.
"Kenapa di sini?"
"Hah?" Keysa yang masih belum tersadar, hingga ia tidak mencerna perkataan Al. Sedangkan cowok itu hanya terkekeh.
"Bengong mulu. Gue nanya kenapa disini? Udara malam ini dingin. Entar lo sakit lagi," ujarnya lembut.
Keysa mendengus, dia tidak mempedulikan ucapan Al. Kini pikirannya mengarah kepada surat yang ditulis Kristal, apakah benar Papa nya ada di sana? Kalau Kristal berbohong bagaimana? Begitu banyak yang ingin ia tanyakan kepada Kristal, tapi sayangnya gadis itu sudah tiada. Keysa juga berterima kasih atas kebaikan hatinya, Keysa tidak menyangka Kristal akan melakukan hal ini.
"Apa bener dia ada di sana?" gumam Keysa tak sadar.
"Dia? Dia siapa?" tersadar, segera Keysa menggeleng dan mencari alasan yang pas untuk menjawab Al.
"Eh—bukan siapa-siapa."
Al hanya mengangguk saja, dia sebenarnya tidak percaya. Namun dengan melihat mimik wajah Keysa, sepertinya gadis itu tengah memikirkan sesuatu, jadi ia membiarkan saja. Tanpa sengaja matanya melirik ke secarih kertas yang ada di genggaman Keysa.
"Ini apa?" tanya nya mengambil kertas tersebut dan membacanya. Keysa yang tidak siap dengan gerakan cepat Al hanya pasrah setelah Al benar-benar membaca semuanya.
"Ini... "
"Iya, itu dari Kristal." terdengar helaan nafas dari Keysa, "gue harus gimana sekarang?"
"Kita gak akan tahu jawabnya hanya dengan memikirkannya. Kalau lo mau tahu jawabannya, jalan satu-satunya dengan cara buktiin." Keysa menoleh, menatap lekat kedua manik mata Al.
"Datang ke sana dan semua pertanyaan lo akan terjawab," lanjutnya.
"Lo yakin?" ragu Keysa.
"Lebih baik mencoba dari pada nggak sama sekali. Ujung-ujungnya lo bakal mati penasaran."
"Gue mau buktiin dulu sebelum ngasih tahu ke Bang Yori dan Neysa."
"Ide yang bagus."
"Tapi lo jangan sampai ngasih tahu hal ini sama yang lain. Gue gak mau ngasih harapan ke mereka, nanti kalau gak sesuai ekspektasi, mereka bakal kecewa." Al mengangguk paham.
"Jadi kita pergi cuman berdua?" tanya Al menaik turunkan alisnya—pikirannya sudah melencang dari topik awal mereka.
"Kita pergi cuman buat ngecek ya, gak usah mikirin yang nggak-nggak!" sarkas Keysa yang sudah paham akan jalan pikiran Al.
"Yah... Penonton kecewa nih," melas Al yang di akhiri kekehan, sedangkan Keysa sudah menatap tajam ke arah Al.
"Udah ya, gak usah mikir yang aneh-aneh. Kita pergi besok pagi aja, sekarang istirahat aja dulu." Final Keysa berdiri dari tempatnya.
🌱🌱🌱
Disini lah mereka berada, di depan sebuah rumah minimalis yang sangat sederhana namun sangat rindang nan sejuk. Di halaman depan terdapat banyak tanaman yang tumbuh subur dan juga rumput-rumput yang hijau. Rumah ini memang sudah tidak ada yang menghuninya sejak Oma meninggal, tetapi sudah ada beberapa orang yang ditugaskan untuk tetap merawat rumah tersebut.
Sebenarnya agak susah untuk meminta izin kepada Roy dan juga Safira, tetapi akhirnya mereka mendapatkan izin. Tentu saja Keysa tidak menyebut kemana mereka berdua akan pergi, karena itu sama saja dengan memberitahu berita yang belum tentu akan kebenarannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEYSA
Ficção AdolescenteSetiap orang memiliki kisahnya tersendiri. Mereka akan menjadi tokoh utama di dalam cerita hidupnya. Begitupun dengan Keysa, seorang remaja yang ketika kecil di paksa menjadi dewasa. Banyak yang iri dengan hidupnya sekarang, tetapi tidak banyak yang...