Sesampainya di New york. Kristal langsung mencari taksi dan menyuruhnya menuju ke rumah sakit—tempat dimana orang yang tengah ia cari berada. Tentu saja dia mendapatkan alamatnya dari seseorang yang dia temui di cafe waktu itu.
"Bener ini kan?" Gumam Kristal melihat tulisan di kertas yang berada di genggamannya itu lalu melihat kearah papan nama rumah sakit tersebut.
Tidak ingin menunggu lebih lama, Kristal langsung masuk kedalam setelah turun dati taksi, mencari dimana letak ruangan VVIP. Cukup susah ia mencarinya karena kata seseorang itu, ia tidak boleh menanyakan kepada suster atau pegawai disana karena bukannya diantar ke tujuan malah akan berakhir di kantor polisi.
Jangan bertanya kenapa akan berakhir disana, kalian semua sudah tahu pasti bagaimana ketatnya Keysa menjaga orang yang akan ditemui oleh Kristal.
Setengah jam berlalu, dan akhirnya Kristal menemukan ruangan tersebut. Kristal tidak menyangka hanya ada satu ruangan di lorong itu, dan ada begitu banyak bodyguard menjaga sepanjang lorong.
Salah satu diantara mereka menyadari kehadiran Kristal, dengan wajah datar nan tegas, ia berjalan mendekati Kristal—membuat teman-temannya mengalihkan pandangan mereka.
"Ada urusan apa anda kesini?"
"Sa—"
"Tempat ini terlarang. Lebih baik anda pergi sebelum kami seret dengan paksa."
"Tapi saya—"
Dua orang bodyguard lainnya maju dan langsung menyeret Kristal, tak peduli dengan pemberontakan dan juga teriakan yang dilontarkan oleh gadis itu.
Kristal sebenarnya menguasai ilmu bela diri, namun mengingat dua orang itu begitu besar dan kuat, membuatnya mengurungkan niat untuk tidak adu jotos bersama mereka. Bisa-bisa dirinya langsung KO.
Gadis itu berdecak kesal setelah di lempar di halaman depan rumah sakit dengan amat tak sopan oleh kedua bodyguard tersebut.
'Gue harus gimana supaya bisa masuk?' Batin Kristal bingung.
Kristal berdiri dari posisinya dan menepuk-nepuk celana nya yang sedikit kotor, lalu berjalan mengelilingi rumah sakit—berharap ada cela supaya ia bisa masuk kedalam. Tapi sungguh malang nasib nya, rumah sakit itu tak memiliki satu cela pun untuk menuju ruangan tadi.
Ia menghela nafas gusar, kalau begini terus dia tidak akan pernah bisa mencapai tujuan awalnya datang kesini. Saat akan pergi, ekor matanya tidak sengaja menangkap sosok lelaki yang ia kenal tengah bersandar di pagar putih dengan mata mengarah lurus ke pintu utama rumah sakit sembari memakan ciki yang ia bawa.
"Bang Yori?" Gumam Kristal panik. Gadis itu secepat mungkin bersembunyi supaya tidak ketahuan oleh Yori.
Cukup lama Yori mempertahankan posisinya, sepertinya lelaki itu berniat menghabiskan terlebih dahulu ciki nya, barulah ia akan masuk ke dalam rumah sakit.
Dan benar saja, Yori beranjak dari sana untuk membuang bungkus ciki nya dan berjalan masuk kedalam. Kristal tidak menyia-nyia kan kesempatan ini, dia mengekori Yori hingga sampai di lorong tadi.
Yori berjalan dengan santai menuju pintu di ujung lorong, bahkan para bodyguard itu tidak menghalangi sedikit pun langkah lelaki tersebut. Kristal mengernyitkan keningnya heran. Namun seketika teringat akan suatu fakta, dan itu membuatnya memahami situasi saat ini.
Lama ia menunggu, namun tak ada tanda-tanda Yori akan keluar dari ruangan tersebut. Apakah dia akan menginap di sini? Pikir Kristal menebak.
Namun perkiraannya itu sepertinya tidak benar. Detik itu juga Yori keluar dari ruangan dengan mata agak sembab, sepertinya dia habis menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEYSA
Dla nastolatkówSetiap orang memiliki kisahnya tersendiri. Mereka akan menjadi tokoh utama di dalam cerita hidupnya. Begitupun dengan Keysa, seorang remaja yang ketika kecil di paksa menjadi dewasa. Banyak yang iri dengan hidupnya sekarang, tetapi tidak banyak yang...