Tak terasa waktu begitu cepat berlalu. Kini jam menunjukkan pukul 18:30, mereka segera bergegas menuju ke kediaman keluarga Matteo. Semua perlengkapan yang mereka butuhkan, sudah berada di dalam mobil. Kali ini hanya mereka berlima yang akan mendatangi musuh tanpa bantuan dari anggota TTO.
Bukan gegabah atau apalah. Karena ini semua sudah disusun sesuai rencana. Berhubung sekarang di kediaman Matteo hanya ada keluarga itu beserta beberapa maid saja, sedangkan para penjaganya sedang di liburkan. Sungguh kesempatan emas bukan?
Sesampainya di sana, mereka keluar dari mobil dan menekan bel rumah. Keluarlah seorang maid yang menatap mereka bigung dan seketika matanya berbinar ketika melihat Alya di samping Keysa.
"Ini beneran Non Alya?" Alya tersenyum.
"Iya Bi, ini Alya."
"Yaampun Non, Bibi kangen sama Non. Non kemana aja selama ini?"
"Khem!!" Tatapan Maid itu beralih menatap Keysa.
"Maaf, saya lupa ada tamu," ucapnya ada jeda. "Cari siapa ya?" Tanya nya ramah.
"Tn. Matteo ada?" Tanya Keysa dingin.
"Ada. Sebentar saya–"
"Tidak usah. Biar saya saja yang menemui dia."
"Tapi—"
"Bi?" Panggil Alya. "Izinin kami masuk ya Bi? Ini demi Alya."
"Tapi Non... "
"Alya mohon Bi, Bibi tega liat Alya kayak gini?" Maid itu menggeleng menahan butiran yang akan keluar, dan segera mempersilahkan kelimanya untuk masuk.
Sesampainya di ruang makan. Terlihat pemandangan yang begitu indah, ada sebuah keluarga yang sedang mengadakan makan malam bersama. Terlihat begitu harmonis dan bahagia, tetapi kebahagiaan itu harus Keysa hancurkan. Tidak adilkan jika bahagia di atas penderitaan orang lain?
"Tidak sopan membiarkan tamu berdiri." Seluruh tatapan orang yang berada di meja makan itu kini beralih menatap Keysa.
"Siapa kau?" Tanya Tn. Matteo.
Keysa tersenyum miring. "Tidak ingin mempersilahkan saya duduk?"
"Cih, siapa kau, hah?!"
"Penyambutan anda sangat tidak sopan."
"Keluar atau saya—"
"Atau apa? Mau melaporkan saya? Silahkan!!" Tn. Matteo menatap geram Keysa.
"Saya hitung sampai tiga. Keluar atau saya habisi kalian!!" Keysa tersenyum meremehkan.
Lo yang habis di tangan gue!!
"Satu!!"
"Saya heran dengan keluarga ini. Nampak begitu bahagia dan harmonis, tapi... " Keysa berjalan mengelilingi meja makan itu. "Dengan teganya mereka membuang putri kandung keluarga ini." Tatapan Keysa menusuk menatap Tn. Matteo.
"Dua!!"
"Lebih tega lagi. Seorang ibu menghasut ayah putri itu demi kebahagiaan anak-anaknya. Ada ya orang seperti itu?" Keysa terus menggelilingi meja makan dan memancing emosi Tn. Matteo.
"Tiga!!"
Tepat sekali Keysa berada di samping Tn. Matteo. Dengan sekali tarikan, Tn. Matteo menjambak rambut Keysa. Para sahabatnya yang akan maju harus mereka urungkan karena ucapan Keysa.
"Gue bisa urus ini."
"Berani menyentuh saya. Berarti sudah siap menuju ajalnya!!" Ujar Keysa dingin menatap kedua mata Tn. Matteo.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEYSA
Teen FictionSetiap orang memiliki kisahnya tersendiri. Mereka akan menjadi tokoh utama di dalam cerita hidupnya. Begitupun dengan Keysa, seorang remaja yang ketika kecil di paksa menjadi dewasa. Banyak yang iri dengan hidupnya sekarang, tetapi tidak banyak yang...