"Bagian A now!" perintah Keysa.
Seketika semua pasukan bagian A keluar dari semak-semak dan mulai menghajar tanpa ampun penjaga yang ada disana. Tak lama kemudian, pasukan kitty girls sebagain besar keluar dari markas karna mendengar suara tembakan, pukulan, dan ringisan seseorang. Ketika mereka keluar, penjaganya sudah mati semua dan sekarang terjadilah pertaruan antara kedua kubuh.
Keysa tersenyum semangat melihat adegan yang sedang terjadi di depannya saat ini.
"Bangsat! ngapain lo nyerang markas kita?!" tanya salah satu anggota kitty girls.
"Hanya mencari mainan baru saja," tawa Alya membuat semua yang mendengarnya bergidik ngeri dan seluruh anggota kitty girls serasa mati kutu, tak bisa berkutik sedikit pun.
"K-kau ja-jangan bercanda! "
"Kenapa kau gugup? Takut?" tawa Alya menggelegar, "tenang ini nggak sakit kok, cuman perih dikit saja," lanjutnya tersenyum lebar. Bukan senyum kebahagiaan, melainkan senyum kematian.
Terdengar suara tembakan sebanyak dua kali. Tanpa mereka sadari, setelah mengucapkan kata-kata tersebut, Alya memanfaatkan kesempatan emas, yang dimana anggota kitty girls sedang mencerna kata-katanya. Alya langsung mengeluarkan pistol yang pelurunya dapat mematikan seseorang dalam sekejap mata saja.
Tembakan itu seolah menjadi pertandang, bahwa pertarungan kembali di mulai.
Anggota kitty girls yang berada di depan pintu utama, kini semuanya sudah terkapar tak bernyawa, tanpa tersisa satu orang pun. Sedangkan pasukan bagian A hanya ada beberapa dari anggotanya yang mengalami luka ringan.
Alya segera membuka pintu utama, setelah mendapat perintah dari Keysa.
"Bagian B dan C kalian masuk sekarang. Urus lawan kalian masing-masing di depan kalian dan berkumpul di ruang tengah bersama kelompok A!" perintah Keysa.
Kini kelompok A sudah memasuki ruang bagian tengah dan sedang santai-santai sembari menunggu kelompok B dan C datang.
Mereka sedang meminum teh dan memakan biskuit. entah teh dan biskuit dari mana mereka mendapatkannya, yang jelas mereka sekarang berasa dirumah sendiri, bukan di markas musuh.
Terdengar suara tembakan dan pukulan di bagian kiri dan kanan yang membuat perhatian kelompok A teralihkan. Kelompok A sudah bersiap-siap mengangkat senjatanya, kecuali Alya yang kini masih santai meminum tehnya.
"Udah, tenang aja. Mending makan noh biskuit, masih banyak banget itu, sayang kalau di tinggalin. kita santai-santai aja dulu disini, sambil tunggu kelompok B dan C dateng," perkataan Alya langsung di indahkan. Siapa juga coba yang akan menolak suatu kenikmatan—meski itu hanya sekedar stoples biskuit dan secangkir teh.
Tak lama setelahnya, kelompok B dan C kini sudah ikut bergabung di ruang tengah bersama kelompok A. Mereka menatap heran ke arah kelompok A. Kenapa disaat seperti ini mereka malah bersantai-santai? Dan lihat, mereka juga di temani oleh secangkir teh dan biskuit pula. Begitulah pemikiran yang ada di benak para anggota kedua kelompok itu.
Keysa yang sekarang ini sedang memantau mereka hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah konyol sahabatnya yang memang selalu bersikap santai saja, walaupun di keadaan genting seperti ini.
"Alya, alya, lo emang kagak pernah berubah," ucap Keysa diiringin tawanya. Kali ini bukan tawa kematian tetapi tawa kebahagiaan yang dihasilkan dari tingkah konyol Alya.
"Udah selesai, ya? Cepet banget, baru juga gue ngabisin satu gelas teh. Padahal masih banyak gelas yang terisi penuh," perkataannya itu membuat semua yang ada disitu menatap heran ke arah Alya, baru saja beberapa menit yang lalu dia bersikap tegas, dan menakutkan. Kini ia bersikap seperti tidak terjadi apa-apa.

KAMU SEDANG MEMBACA
KEYSA
Novela JuvenilSetiap orang memiliki kisahnya tersendiri. Mereka akan menjadi tokoh utama di dalam cerita hidupnya. Begitupun dengan Keysa, seorang remaja yang ketika kecil di paksa menjadi dewasa. Banyak yang iri dengan hidupnya sekarang, tetapi tidak banyak yang...