☀KEYSA 7•||TOM AND JERRY||•

12.2K 397 2
                                    

Sudah 18 jam lebih mereka berdua didalam jet dan sebentar lagi akan mendarat tepat di bandara Soekarno-Hatta.

Kata Safira, Gavin dan Darrel yang akan menjemput mereka di bandara. Soalnya Safira ada urusan penting bersama Roy.

"Key, udah mendarat nih. Yuk turun," ajak Alya mengambil tas kecil yang berisi hp, charger, pisau lipat, headset, dan permen karet.

"Yuk!" balasnya mengambil hp-nya diatas meja dan berlalu keluar.

Baru saja selangkah menampakkan kaki di lantai bandara, mereka berdua seketika menjadi pusat perhatian. Bagaimana tidak, walau terbilang jarang perawatan, tetapi wajah dan postur tubuh mereka merupakan impian sebagian besar para gadis di Indonesia.

Tanpa menghiraukan sekitar, Keysa dan Alya terus saja berjalan melewati beberapa orang yang terus menatap kagum ke arah mereka, dengan membawa koper masing-masing.

"Key, siapa yang jemput?" tanya Alya.

"Bang Gavin sama Darel."

"Terus kita nunggu dimana nih?"

"Tunggu bentar, biar gue telpon dulu," ujarnya menyalakan hp-nya dan mencari kontak Gavin. Setelah didapatnya dan tersambung, ia pun mendekatkan benda pipih itu ke daun telinganya.

"Halo Bang! Lo dimana?"

"Restoran yang ada di bandara. Emang lo udah sampe?"

"Udah lah Bang. Mana mungkin gue telpon lo, kalau belum sampe."

"Hehe iya juga sih. Ya udah lo kesini aja, capek gue jalan kesana. Lagian juga si Darel lagi makan nih."

"Yaudah gue kesana."

"Gimana?" tanya Alya ketika Keysa memasukkan handphonenya ke saku celananya.

"Mereka ada di restoran bandara."

Mendengar penuturan Keysa, Alya pun segera berjalan bersama Keysa menuju restoran yang ada di bandara. Untungnya restoran itu tidak terlalu jauh dari posisi mereka sekarang, jadi tidak perlu waktu lama untuk sampai kesana.

Setibanya di dalam restoran, mereka mulai mencari kedua lelaki yang katanya akan menjemput mereka.

"Eh, lo tahu kan muka Abang sama Adik lo itu?" tanya Alya ragu. Bukan tanpa sebab Alya bertanya seperti itu, karena masalahnya Keysa itu termasuk kedalam kategori orang yang sangat susah untuk mengenali wajah orang lagi, apalagi dia hanya melihatnya sekali setahun atau sekali dalam dua tahun.

"Jelas tahu lah! Masa muka Abang sama Adik gue kagak gue tahu sih," cukup lama gadis itu terdiam tetapi tetap memberikan jawaban yang nadanya mengandung keraguan. Pasalnya terakhir Keysa melihat wajah kedua saudara nya itu lima tahun yang lalu. Dan semoga saja tidak ada yang berubah dari wajah mereka.

Untuk mengalihkan pembicaraan, Keysa pun mengajak Alya untuk berkeliling, siapa tahu mereka menemukan orang yang dicari.

"Key, lo beneran inget? Kok gue jadi ragu. Kita udah sepuluh menit nyari tapi kagak ketemu juga, ini tempat juga kagak besar-besar amat. Harusnya udah kita temui dari tadi," gerutuk Alya kesal.

"Cih, sebenarnya gue juga nggak yakin sih. Rada-rada lupa gue sama mukanya," aku Keysa yang seketika membuat Alya tak habis pikir.

"Astaga Keysa! Kenapa lo nggak bilang dari tadi sih?"

"Kalau gue bilang dari tadi, lo mau ngapain?"

"Ya, di telpon lah dodol! Ngapain juga kita pusing-pusing cariin dari tadi, kalau elo aja kagak tau mukanya kayak bagaimana."

"Kenapa nggak bilang dari tadi sih?! Kan kita jadi buang-buang waktu gini."

Lihatlah gadis ini. Siapa yang salah, siapa juga yang di marahi. Alya hanya bisa menghela nafas sabar dan tabah menghadapi tingkah konyol sahabatnya itu.

KEYSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang