Bruk!!
Sesampainya di pintu kantin, tiba-tiba ada yang menabrak bahu Keysa, dan orang tersebut tidak meminta maaf sama sekali. Melainkan langsung pergi begitu saja.
"Woy! kalau jalan liat-liat dong!" kesal Keysa yang membuat dirinya menjadi pusat perhatian di hari pertamanya bersekolah.
Tersadar karena menjadi pusat perhatian, Keysa menghela nafasnya kasar.
"Apa lo liat-liat?!" bentak Keysa balik menatap satu persatu murid yang ada di kantin. Refleks semuanya langsung berhenti menatap Keysa dan kembali ke kesibukan masing-masing.
"Udah Key. Inget, ini hari pertama kita di sekolah, kan nggak lucu kalau lo langsung nyari ribut," peringat Alya menarik tangan Keysa agar ikut dengan mereka untuk mencari tempat duduk.
"Lagian tuh cowok, jalan kagak liat-liat, main cabut aja tanpa minta maaf sama gue. Dia pikir gue apaan, hantu? Yang nggak dia liat sampe dilewatin gitu aja?!" Tidak ada yang meladeni kekesalan seorang Keysa, karena mereka tahu kalau Keysa sudah kesal seperti itu, maka tidak akan bisa dihentikannya kecuali dia sendiri sudah capek mengomel tidak jelas.
Beruntung kekesalan Keysa sudah hilang bertepatan dengan mereka yang sudah mendapatkan meja kosong di dalam kantin. "Udah kesalnya?"
"Udah, lagian capek gue ngomel tapi kagak didenger juga sama orangnya," jawab Keysa yang hanya di tanggapi tawa oleh keempatnya.
"Nah udah tau capek, tapi selalu aja di lakuin. Udah mending mesen makanan, laper nih," lerai Afra dan langsung mencari menu untuk ia makan hari ini, yang lain juga melakukan hal yang sama.
"Kalian mau pesen apa? Biar gue aja sama Afra yang mesen." Keysa yang pertama memberikan pesanannya dan Alya mengusulkan untuk menyamakan pesanan mereka semua agar Cyra dan Afra tidak kesusahan pindah dari satu tempat ke tempat lain untuk memesan.
Semuanya setuju, tidak ada yang protes. Selagi menunggu pesanan datang, mereka bertiga saling tukar cerita tentang banyak hal yang mereka alami selama beberapa tahun yang lalu. Tak lama kemudian Afra dan Cyra sudah datang dengan nampan di masing-masing tangan mereka. Melihat keduanya kesusahan, Alya dan Kaila membantu membawa bakso dan jus jeruk yang ada di nampan, sedangkan Keysa menyusun semua makanan yang tengah di letakkan oleh temannya di atas meja.
Ditengah acara makan yang damai itu, tiba-tiba saja ada seseorang yang menggebrak meja, untung saja makanan dan minum yang ada di atas meja tidak tumpah.
"Ngapain sih, lo?!" terlihat sekali Afra kini kesal, bahkan yang lain juga tidak kalah kesalnya.
"Gue heran deh sama lo Ra. Kenapa lo masih betah temenan sama nerd kek mereka ini?" seorang gadis yang mukanya tebal penuh dengan make up bertanya dengan nada tidak suka. Dan jangan lupakan kedua antek-antenya di belakang gadis itu.
"Kenapa emang? Lebih baik gue temenan sama mereka yang lebih tulus dari pada sama lo," ucap Afra menunjuk ke si gadis. "Elo tuh kayak tante-tante kurang belaian tau nggak?! Make up di tebel-tebelin gitu, lo mau ke sekolahan atau mau open BO?"
"Apa lo bilang?!" karena tidak terima, gadis itu pun menjambak rambut Afra. Afra jelas tidak tinggal diam, ia pun membalas tak kalah kerasnya menjambak rambut orang yang ada di hadapannya.
Keysa maju dan menepis tangan si gadis dengan kasar dari rambut Afra, yang membuat aksi saling menjambak itu terhenti.
"Kalau lo masih mau hidup, mending pergi dari sini sekarang juga." memang intonasi suara Keysa santai saja dan tidak terkesan marah, tetapi entah mengapa gadis yang Keysa peringati itu merasa bulu kuduknya berdiri tegang.
"L-lo siapa sih?! Disini tuh nggak ada yang bisa nyuruh Gauri si ratu bully. Harusnya gue yang bilang kayak gitu sama lo," terlihat dengan jelas di awal kalimat gadis yang di ketahui namanya Gauri itu mengandung ketakutan, tetapi berusaha ia tepis dan balik mengancam.
"Kayak nya gue baru lihat kalian di sini deh, anak baru ya? jangan bilang kalian yang sejak pagi di gosipin karena penampilan kalian. Tapi menurut gue nih, penampilan kalian B aja tau nggak. Malah mirip banget sama kedua Nerd itu," Gauri menunjuk Kaila dan Cyra dengan ekspresi mengejek. Lalu tertawa gembira dengan kedua temannya.
Keysa yang sudah kelewatan kesal, tanpa aba-aba langsung meninju muka Gauri yang mengakibatkan darah keluar dari hidungnya.
Gauri seketika panik sendiri dan berteriak histeris. Kedua temannya langsung menghampiri Gauri dengan panik. Sekali lagi Keysa berhasil membuat AIHS geger untuk kesekian kalinya.
"Gue peringatin sekali lagi sama lo. Jangan pernah ganggu gue sama temen-temen gue yang lain, terutama Kaila dan Cyra. Sekali lagi gue ngeliat lo ngerusuh di sekolah ini, lo tinggal nama. Inget itu Gauri Nayarra!" setelah mengatakan itu, Keysa langsung pergi begitu saja meninggalkan kantin dengan semua tatapan yang menatapnya takjub dan takut.
Jangan bertanya dari mana Keysa mengetahui nama lengkap Gauri, sudah jelas dari nametag gadis itu.
Alya, Afra, Kaila dan Cyra-tanpa memedulikan Gauri yang saat ini masih terduduk histeris dengan darah yang masih mengalir-langsung mengejar Keysa sebelum gadis itu semakin brutal.
"Gila tuh anak baru, berani bener ngelawan Gauri."
"Iya, wah hebat nih."
"Aku pada mu anak baru."
"Pahlawan gue nih."
"Untung kagak masuk di geng nya Gauri."
"Udah cantik, berani lagi."
Kurang lebih begitu lah perkataan para murid yang sempat keempatnya dengar ketika berjalan keluar kantin.
"Gila! Adik gue jago juga ternyata," celutuk Gavin menatap takjub pada Keysa yang kini sudah menghilang di balik tembok.
Sedari tadi memang Gavin sudah berada duluan di kantin, bahkan sebelum kejadian menghebohkan itu terjadi. Awalnya, ia ingin membantu Keysa ketika melihat Gauri memulai aksinya, tetapi ia sendiri terkesan dengan pembelaan Keysa yang akhirnya dia hanya diam dan menyaksikan segalanya.
"Adik? sejak kapan lo punya adik cewek? Bukannya adik lo itu cuman Darel?" tiba-tiba pertanyaan itu berhasil membuat Gavin menatap Rian yang sedang menggaruk-garuk kepalanya dengan ekspresi kebingungan.
"Sejak dulu. Dia emang selama ini tinggal di California, makanya kalian nggak pernah liat dia di mansion," terang Gavin yang membuat teman-temannya mengangguk paham.
"Tapi nih, adik lo yang mana dah? Jangan bilang yang..." Gavin tersenyum penuh arti mendengar perkataan Kenzie.
"Yang nonjok Gauri. Keysa, dia adik gue," kata Gavin dengan bangganya yang berhasil membuat Rian dan Kenzie melongo. Bahkan Raka yang tadinya tidak tertarik dengan pembahasan temannya itu, berhasil membuatnya menatap Gavin dengan tatapan sulit di artikan.
🌱🌱🌱
KAMU SEDANG MEMBACA
KEYSA
Teen FictionSetiap orang memiliki kisahnya tersendiri. Mereka akan menjadi tokoh utama di dalam cerita hidupnya. Begitupun dengan Keysa, seorang remaja yang ketika kecil di paksa menjadi dewasa. Banyak yang iri dengan hidupnya sekarang, tetapi tidak banyak yang...