"Kak Neysa mana?!"
Darel datang dengan tergesa-gesa, membuat yang lain menatap heran kearahnya.
"Lo dateng sendiri?" tanya Alya yang tidak mendapati siapa pun di belakang Darel.
"Kak Neysa mana?!" ulang Darel tidak mempedulikan pertanyaan Alya, yang ada di pikirannya saat ini hanya Kakak perempuannya saja.
"Dia masih di dalem. Dokter yang nangganin juga belum keluar dari ruang UGD." penjelasan dari Cyra membuat Darel berdoa dalam hati untuk kesalamatan Neysa. Cowok itu duduk di dekat Afra, dan mengatur nafasnya yang terputus-putus sebab berlari tadi.
Sebuah tepukan di pundaknya, menyadarkan Darel yang sempat memejamkan matanya. Dimana yang tak lain pelakunya adalah Afra, gadis itu berusaha tersenyum, walaupun ia sama khawatirnya dengan yang lain.
"Lo tenang aja, gue yakin Neysa bakal selamat. Dia cuman perlu doa dan dukungan semua orang," ujar Afra menguatkan Darel yang nampak rapuh. Bisa dibilang Darel lebih dekat dengan kedua Kakak perempuannya dari pada Abangnya. Walau Neysa sempat koma lama, tidak di pungkiri sebelum gadis itu koma memanglah mereka bertiga sangat dekat.
"Dia bakal selamat kan?" tanya Darel memeluk Afra.
"Pasti." Afra balas memeluk Darel tak kalah eratnya sembari mengelus punggungnya.
"Anjirr lo Dar, main lari-lari aja!" Kesal Gavin duduk di dekat Darel, di belakang lelaki itu muncullah Roy dan Safira dengan raut wajah khawatirnya.
"Lah Darel datang bareng lo Bang?" tanya Kaila mewakili yang lain, yang sempat berpikir bahwa anak bungsu keluarga Albert itu datang sendiri.
"Iya lah, lo pikir sama siapa lagi coba? Cuman nih curut pas udah nyampe, langsung aja lari masuk. Udah kayak orang kesurupan. Gue panggil malah di kacangin, bangke emang!"
"Bagaimana keadaan Neysa?" tanya Safira.
Alya menggeleng. "Belum tahu Mom, Dokternya belum keluar sampai sekarang."
Sambil menunggu Dokter yang menangani Neysa keluar, Roy dan Safira duduk di kursi tunggu yang tidak jauh dari ruang UGD. Samar-samar terdengar suara candaan mendekat kearah mereka. Darel yang melihat keberadaan Keysa, ralat Queen, segera beranjak dari pelukan Afra menuju Queen dan segera memeluk erat gadis itu.
Sedangkan Yori mendengus kesal, pasalnya dia baru bertemu dengan keluarganya sekarang setelah sekian lama. Darel bukannya memeluk dirinya malah memeluk Queen yang masih berada di dalam raga milik Keysa.
Fyi, yang mengehatui keberadaan Queen hanya teman-temannya, Yori, tn. Metteo yang masih setia menemani putrinya—Alya menunggu di rumah sakit, Al, dan 'Bi' and 'Sat'. Selain dari itu, tidak ada yang mengetahuinya.
"Kakaknya aja yang dipeluk? Abangnya gak mau nih?" sindir Yori yang mendapat penolakan cepat dari Darel.
"Ngakk!"
"Jahat bener lu Rel, gue baru nyampe di Indo loh ini. Lo gak kangen apa sama Abang lo yang terganteng—"
"Sshhhtt!!! Diem ye Bang Yori, gue tahu lo baru nyampe, tapi gue gak kangen sama lo. Gue cuma kangen sama Kak Keysa doang," ujar Darel yang sangat menyakiti hati Yori.
Yori yang mendengar perkataan Darel itu pun sontak memegang dadanya dramatis. Ingin memulai dramanya, namun segera di hentikan oleh Gavin yang sudah mengetahui apa yang akan dilakukan Abangnya itu.
"Udah deh Bang, gak usah drama. Males gue ngeliat drama lo!"
Yori lagi-lagi mendengus kesal, memang adik-adik lucknut nya itu tidak ada yang pernah mendukungnya, selalu saja dirinya yang dinistakan. Dari pada tidak di pedulikan, Yori memilih mendekat kepada kedua orang tuanya, menyalami mereka lalu duduk di dekat Roy.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEYSA
Teen FictionSetiap orang memiliki kisahnya tersendiri. Mereka akan menjadi tokoh utama di dalam cerita hidupnya. Begitupun dengan Keysa, seorang remaja yang ketika kecil di paksa menjadi dewasa. Banyak yang iri dengan hidupnya sekarang, tetapi tidak banyak yang...