"Neysa, lama tidak berjumpa. Apa kabar?"
"Kabar baik."
"Do you miss me?"
"No."
"Ck, kau jujur sekali."
"Yes, I am."
Hilang sudah kesabaran yang dimiliki Farah. Neysa selalu menjawab pertanyaannya dengan santai tanpa beban sedikit pun, sepertinya Farah harus ekstra sabar lagi untuk menghadapi Neysa daripada Keysa.
"Ok, mari berbicara serius. Ini sudah terulang untuk kedua kalinya, right?" Neysa mengangguk setuju. "So, menurutmu endingnya akan sama atau berbeda?"
Neysa berdehem sebelum angkat suara. "Bisa jadi iya bisa jadi tidak."
"Nampaknya kau ragu dengan jawabanmu."
"Anda salah besar. Saya tidak ragu sedikit pun, dan yang saya ucapkan itu semua benar. Endingnya bukan saya yang tentukan, tetapi... " Neysa menjeda ucapannya guna melihat bagaimana reaksi wanita yang ada di hadapannya itu.
"Keysa."
"Keysa?" beo Farah lalu tertawa. "Are you kidding me? Anak tidak tahu diri itu yang akan menentukan endingnya? Kau tahu, aku yang memegang kendali disini, bagaimana mungkin—"
"Mungkin saja. Jangan angkuh dan percaya diri karena kemenangan anda dahulu. Remember this, yang berlalu, biarlah berlalu, but now?" Neysa menggeleng. "Semua bisa berubah! Roda kehidupan selalu berputar. Kadang di atas, kadang di bawah, siapa yang tahu kehidupan mereka di masa yang akan datang."
"One more! Anda tidak mengenal kami dengan baik, maka dari itu jangan sok tahu."
"Shut up bitch!" umpat Farah menatap nyalang ke arah Neysa.
"Ck, baru begitu saja anda sudah naik pitam, bagaimana jika saya—"
Dor!!
"Bandel sih! Sudah ku bilang diam saja, malah di teruskan. Memang cari mati!" kesal Farah melihat Neysa yang telah terbaring di atas tanah, karena terkena obat bius yang keluar dari pistol miliknya.
Farah mengambil handphone nya lalu menekan salah satu nomor. "Bawa dia ke atas, dan ingat jangan sampai lolos!" Setelah itu sambungan di putuskan begitu saja oleh Farah. Wanita itu melihat ke arah Neysa sebentar lalu pergi dari sana.
🌱🌱🌱
Brak!!
"MAH!!"
Farah menatap malas kearah pintu yang dimana terdapat Kristal disana.
Bisa ia tebak apa yang membawa putri kesayangannya itu ke ruang pribadinya."Kenapa?"
"Mah, Kristal mohon lepasin Neysa. Sudah cukup yang mama lakuin selama ini, cukup Mah. Mama tega ngeliat dia kaya gitu—"
"Iya, Mama tega. Malah Mama belum puas menyiksa mereka berdua."
"CUKUP MAH, KRISTAL BILANG CUKUP!!"
"JAGA NADA BICARAMU KRISTAL!!"
Keduanya sama-sama terpancing emosi. Seberusaha mungkin Kristal mereda emosinya dan berusaha membuka jalan pikiran Farah agar tidak melakukan hal yang sama lagi.
"Fine, Kristal minta maaf. Tapi kali ini aja Mama turutin permintaan Kristal. Ini permintaan Kristal yang terakhir, Kristal mohon... " lirih gadis itu dengan mata berkaca-kaca. Namun Farah tidak bergeming sedikitpun. Sesayang apapun Farah kepada Kristal, tidak akan bisa mengubah kebenciannya pada si kembar.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEYSA
Dla nastolatkówSetiap orang memiliki kisahnya tersendiri. Mereka akan menjadi tokoh utama di dalam cerita hidupnya. Begitupun dengan Keysa, seorang remaja yang ketika kecil di paksa menjadi dewasa. Banyak yang iri dengan hidupnya sekarang, tetapi tidak banyak yang...