"A-aksa?" Keduanya menatap ke arah pintu. Saat Aksa ingin mengatakan sesuatu, Keysa sudah terlebih dahulu berlari meninggalkan keduanya.
"Itu Keysa?" Tanya Dita.
"Iya," Jawab Aksa lesu.
"Samperin lah bego! Ngapain lo masih diem disini," Bentak gadis itu.
"Tap—"
"Tapi apa hah? Lo tuh bego atau gimana sih? Lo nggak mau dia salah paham sama kita kan?" Aksa mengangguk. "Yaudah jelasin sana sama dia."
🌱🌱🌱
"Key!"
"Keysa!"
"Keysa bisa berhenti dulu nggak?"
"Keysa lo dengerin gue dulu dong!"
"Keysa?!"
"Apa sih?!" Kesal Keysa menatap tajam Aksa yang berada di belakangnya.
Aksa tersenyum. "Lo mau tau cewek yang tadi sama gue itu siapa?"
Keysa tidak menjawab ucapan Aksa. Gadis itu malah terus berjalan ke taman belakang sekolah dan duduk di salah satu kursi taman.
"Dia itu nama nya Dita." Aksa duduk di samping Keysa. "Dia cuman sepupu gue doang, jadi jangan cemburu ya? Dia nggak salah apa-apa kok, gue sama dia cuman sepupuan nggak lebih. Dia bantuin gue obatin luka yang ada di muka gue." Setelah menjelaskan semuanya. Keysa tidak berkata apapun.
"Key? Lo denger gue nggak sih?"
"Siapa?" Tanya Keysa enggan melihat ke samping—dimana Aksa duduk dan memerhatikan dirinya.
Cowok itu mengernyitkan keningnya. Bingung. "Siapa apa?"
"Siapa yang mukulin lo?" Seketika Aksa diam.
"Jawab!"
"Masalah cowok," Jawab Aksa pada akhirnya.
"Mau jujur atau bohong?" tawar Keysa memberi Aksa sekali lagi kesempatan untuk berkata jujur. Karena Keysa tahu, ini pasti bukan seperti apa yang Aksa terangkan.
"Itu udah jujur."
"Serah!" Keysa berdiri dan pergi dari taman tanpa memedulikan panggilan Aksa.
🌱🌱🌱
"Berempat aja nih, Keysa mana Al?" keempatnya yang tak lain adalah Alya, Afra, Cyra dan Kaila itu mengalihkan perhatiannya dari makanan mereka ke Gavin yang kini mulai menyatukan meja mereka dengan meja di sekitar yang kosong bersama keempat temannya.
"Nggak tahu. Katanya tadi, dia nggak laper, jadi nggak ke kantin," jawab Alya yang kini menatap aneh ke arah Gavin yang memilih duduk di dekatnya setelah menarik kursi.
"Maksud nya apa nih? Nyatuin meja segala?" itu suara Afra yang mewakili kebingungan teman-temannya.
"Yaelah Ra, mang napa sih? Nggak boleh gitu? kita tuh, cuman pengen nyari temen makan biar tambah rame, iya nggak guys?" balas Kenzie tersenyum penuh arti yang seketika di setuju oleh temannya.
Jangan tanyakan mengapa mereka bisa mengenal Afra, tentu saja Afra lebih menonjol dari pada Kaila dan Cyra, karena gadis itu kerab terlibat perkelahian singkat dengan Gauri karena membela kedua temannya. Kenzie memang sudah sejak lama mengincar Afra, namun selalu di tolak oleh gadis itu.
"Eh, itu minuman gue, kenapa lo minum, Gavin bangsat!!!" pekikan Alya membuat sebagian siswa di dekat mereka jadi memperhatikan dirinya yang kini memukul brutal lengan Gavin.
"Haus Al, astaga udah dong mukulnya, sakit nih. Gue aduin Mommy lo!" ancam Gavin yang entah kenapa akhir-akhir ini selalu saja menjahili Alya.
"Gue laporan balik!" Alya sudah bersiap menyalakan handphone nya untuk menelpon Safira dan mengadukan perilaku Gavin pada nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEYSA
Teen FictionSetiap orang memiliki kisahnya tersendiri. Mereka akan menjadi tokoh utama di dalam cerita hidupnya. Begitupun dengan Keysa, seorang remaja yang ketika kecil di paksa menjadi dewasa. Banyak yang iri dengan hidupnya sekarang, tetapi tidak banyak yang...