Sesampainya di bangunan tua yang sudah tidak berpenghuni—lokasi yang diberikan oleh Farah. Keysa segera turun dari motor miliknya, tetapi tidak langsung masuk. Ia terdiam menatap secara keseluruhan bangunan dari luar—rasanya ia tak sanggup untuk yang kedua kalinya masuk kesana. Ia tidak ingin kejadian itu terulang kembali.
Keysa menepis pemikiran yang membuatnya mengingat kembali kejadian beberapa tahun lalu. Tujuannya saat ini hanya satu, yaitu menyelamatkan Neysa, setelah itu ia akan pergi dan tidak akan pernah menginjakkan kaki nya lagi di sini. Iya, hanya itu yang harus dilakukannya.
Keysa menarik nafas lalu menghembuskannya, guna menghilangkan rasa gugupnya. Langkah demi langkah, Keysa memasuki bangunan yang tidak ada bedanya dari terakhir kali ia kemari. Beberapa kali gadis itu menggelengkan kepalanya—mengusir pemikiran yang melemparnya kembali masuk kedalam ingatan kejadian dahulu.
Satu objek berhasil menarik perhatiannya. Keysa mendekat, lalu berjongkok memegang pedang yang dulu ia gunakan di tempat ini. Suara seseorang membuatnya berdiri dan menatap ke belakang dimana sumber suara itu berasal.
"Wow, kau datang lebih cepat dari perkiraanku."
Wanita paruh baya yang tak lain dan tak bukan itu adalah Farah—mama Kristal dan Clara—ia melihat kearah pedang yang di genggam oleh Keysa, lalu tersenyum sinis.
"Huh! Aku jadi ingat dengan pedang itu."
Keysa mengikuti pandangan Farah, detik itu juga ia menjatuhkan pedangnya. "Dimana Neysa?"
Farah mendengus kesal mendengar ucapan Keysa yang terkesan buru-buru dan to the point itu. Padahal ia ingin bermain-main sebentar dengannya.
"Bagaimana kalau kita bermain-main lebih dulu?"
Keysa berdecak kesal. Sungguh saat ini ia tidak ingin bermain apa pun dengan orang yang berada di hadapannya. "Jangan bercanda! Saya tidak ingin bermain-main sekarang."
"Sayang sekali permintaanmu itu tidak bisa ku turuti. Karena aku yang memegang kendali disini dan bukan kamu." Keysa memutar bola mata nya malas.
"So, let's play game, Keysa." Setelah mengatakan hal itu Farah hilang entah pergi kemana, Keysa sudah masa bodo dengannya. Sebelum menuntaskan psychopat gila itu, dia harus membasmi semua orang suruhan Farah terlebih dahulu yang kini mulai mengepung dirinya.
🌱🌱🌱
Yori yang mendapat kabar dari Alya bahwa Keysa nekat pergi menyelamatkan Neysa yang belum tentu benar adanya gadis itu di culik, segera pergi menuju rumah sakit. Kebetulan sekali ia sedang liburan ke New York tadi pagi, jadi dia bisa dengan mudah mengeceknya sendiri.
Keysa kalau sudah menyangkut masalah Neysa, gadis itu sangat sensitif, bahkan ia tidak mementingkan hal apapun selain keselamatan kembaran nya. Sekalipun nyawanya yang menjadi taruhan.
Yori yang telah sampai di rumah sakit, segera berlari menuju ruangan Neysa tanpa mempedulikan tatapan heran dan bingung dari orang-orang yang ia lewati. Tetapi Yori dibuat terdiam tak berkutik ketika tidak menemukan siapapun didalam sana. Bahkan kondisi kasur yang biasa di tempati oleh Neysa sudah berantakan.
Dengan perasaan campur aduk, Yori keluar dari ruangan dan menatap satu persatu bodyguard yang ada disana. Tidak mungkin dengan begitu banyak bodyguard yang menjaga diluar, seseorang dapat berhasil menculik gadis yang tengah terbaring di brankar.
"Dimana Neysa?" semua diam tak tahu harus menjawab apa, hingga salah satu dari mereka berucap.
"Dia sudah siuman—"
"Siuman? Kenapa tidak ada satu pun yang memberitahu saya?!" potong Yori—lelaki itu marah dan khawatir dalam waktu bersamaan.
Seperti nya Yori harus meredahkan emosinya dan bersikap dewasa. "Ok, baik. Lupakan saja soal kenapa kalian tidak memberitahu saya kalau dia sudah siuman. Yang terpenting sekarang Neysa ada dimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
KEYSA
Teen FictionSetiap orang memiliki kisahnya tersendiri. Mereka akan menjadi tokoh utama di dalam cerita hidupnya. Begitupun dengan Keysa, seorang remaja yang ketika kecil di paksa menjadi dewasa. Banyak yang iri dengan hidupnya sekarang, tetapi tidak banyak yang...