"Key, bangun." Oma mengelus lembut pipi Keysa guna membangunkannya. Keysa tampak nyaman dalam tidurnya, gadis itu hanya menggeliat sebagai respon.
"Sayang. Ini udah jam delapan loh, kamu berangkat jam sembilan kan? Mau sampai kapan kamu tidur? ayo bangun, nanti telat."
"Iya ini Keysa udah bangun," ujarnya mengubah posisi dari tidur menjadi duduk, tapi matanya tetap terpejam.
Oma tertawa geli melihat cucu kesayangannya ini bertingkah seperti itu. "Iya kamu emang udah bangun dari posisimu. Tapi itu mata kenapa nggak kebuka juga?"
"Ada lem nya Oma, jadi susah kebuka nih." Keysa berusaha membuka matanya.
"Udah ah, jangan becanda mulu. Cepat mandi, jangan sampai kamunya telat. "
"Oma, kan Keysa pakai jet pribadi. Jadi mau telat pun nggak papa dong."
"Iya, tapi kamu juga harus hargaiin orang lain, walaupun itu jet pribadi mu. Kamu—"
"Iya, ini Keysa mau mandi. Bye Oma bawel!" potong Keysa terkekeh sambil berjalan kekamar mandi.
"Dasar! di nasehatin malah pergi." Oma hanya bisa menggelengkan kepalanya, melihat tingkah keysa. Oma pun berlalu menuju lantai dasar, menyiapkan perlengkapan Keysa untuk dibawanya nanti.
🌱🌱🌱
Selesai bersiap, Keysa segera menuju meja makan. Sudah ada Oma, Opa, dan Bang Yori disana. Di tengah kedamaian sarapan pagi ini, tiba-tiba saja ada keributan yang berasal dari pintu utama.
"GOOD PAGI MY FAMILY YANG TERUNCH-UNCH, GILANG YANG BAIK, GANTENG, SOLEH, BACK TO THE HOUSE. MANA NIH BLACK CARPERNYA." teriakan Gilang menggelegar ke seluruh sudut mansion.
Keysa yang mendengarnya memutar bola matanya malas, kenapa Gilang selalu muncul di tengah-tengah sarapan seperti ini. Kalau mau ikut sarapan harusnya datang dari awal bukan selalu di tengah-tengah, pikirnya.
"Gilang jangan teriak-teriak, ini bukan hutan! " tegur Opa.
"Hehehe peace Opa ganteng, tapi tetep gantengan Gilang kemana-mana." kekehnya, membuat Opa tidak habis pikir melihatnya.
"Wah enak nih, pas deh kalau gitu perut gue juga udah laper." Gilang berbinar melihat menu sarapan hari ini, dan langsung saja duduk di sebelah Keysa.
"Biasa aja kali, tuh mata mau gue cungkil biar keluar sekalian?" tanya Keysa sadis.
"Ngeri banget Key. Jangan lo cungkil lah, nanti kalau lo cungkil gue kagak bisa lagi ngeliat body bohay para ciwi-ciwi. Kan sayang kalau dilewatin."
Pletak!!
"Ish, Oma mah jahat. Ngapain coba pake jitak kepala Gilang? sakit nih!" ringisnya sembari mengelus-elus bagian kepala yang jadi korban Oma.
Keysa dan Yori tertawa lepas, melihat penderitaan yang tengah dihadapi oleh Gilang.
"Mulutnya dijaga," sarkas Oma masih memiliki kesabaran.
"Becanda Oma, astaga. Gilang mah anak baik-baik, mana berani Gilang kayak gitu," belanya yang justru mengundang ide jahat pada Keysa.
"Bohong banget! masa nih Oma, Key pernah dapetin Gilang lagi liatin cewek di toilet club," adu Keysa memanas-manaskan keadaan. Oma saat ini sudah naik pitam mendengarnya, sedangkan Gilang panas-dingin ditempatinya.
"Fitnah Oma! Key mulutnya lemes banget. Gilang mana pernah kayak gitu!"
"Pernah tahu. Orang Key sendiri yang lihat."
"Nggak! lo jangan memperkeruh suasana dong Key!"
"Mau gue kasih lihat buktinya?" saat ini Keysa sudah siap mengeluarkan handphone nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEYSA
Ficção AdolescenteSetiap orang memiliki kisahnya tersendiri. Mereka akan menjadi tokoh utama di dalam cerita hidupnya. Begitupun dengan Keysa, seorang remaja yang ketika kecil di paksa menjadi dewasa. Banyak yang iri dengan hidupnya sekarang, tetapi tidak banyak yang...