Chapter 13

1.2K 204 0
                                    

Hampir satu minggu setelah kejadian itu, Jungkook mulai berubah. Pria itu selalu berangkat ke kantor di saat Yuna masih terlelap, dan kembali dari kantor setelah Yuna terlelap.

Yuna tak bisa menyangkal ...

Bahwa dia sudah mulai menerima kehadiran Jungkook di hidupnya, dia juga tak dapat menolak untuk mengatakan bahwa ia merasa nyaman setiap kali bersama Jungkook.

Bahkan bisa di bilang ... Dia sudah jatuh cinta pada pria yang telah menculiknya.

Tapi, pria itu tiba-tiba berubah.

Apakah itu karena kejadian hari itu?

Apakah Jungkook marah karena ia menolak di sentuh olehnya?

Benarkah seperti itu?

Yuna merasa sangat resah sekarang, semenjak ketiadaan Jungkook di hari-harinya. Dia merasa hal-hal menakjubkan di mansion Jungkook sudah tidak semenarik dulu lagi.

Gadis itu sudah memutuskan untuk pergi ke kantor Jungkook hari ini, dia sudah menyiapkan makan siang untuk Jungkook.

Makanan itu spesial dia buat sendiri, setelah selesai memasak dan berganti pakaian menggunakan gaun putih selutut yang di balut dengan mantel berwarna cokelat terang. Gadis itu menghampiri seorang supir yang sudah menunggunya.

Hanya menempuh perjalan sekitar dua puluh menit saja sebelum mobil yang di tumpangi Yuna berhenti tepat di depan lobi sebuah gedung raksasa.

Seorang pria membukakan pintu kemudian menuntun Yuna ke ruangan Jungkook yang ternyata terletak di lantai paling atas gedung.

Pria yang membawa Yuna langsung pamit undur diri begitu telah mengantar Yuna hingga ke depan pintu ruangan sang pemimpin.

Gadis itu membuka pintu perlahan, separuh tubuh Yuna sudah memasuki ruangan. Namun gadis itu segera menutup mulutnya tak percaya dengan apa yang di lihatnya.

***

Jungkook kembali dari kantor setelah waktu menunjukkan pukul satu dini hari, pria itu melemparkan jasnya ke sembarang arah kemudian menghampiri Yuna yang sudah terlelap dengan damai.

Pandangan pria itu jatuh pada tubuh kecil Yuna yang sedikit meringkuk di bawah selimut abu-abu yang menutupi tubuhnya hingga sebatas leher.

Tatapan Jungkook menyendu kala melihat wajah damai tak berdosa milik gadis itu, dia mengelus rambut hitam Yuna dengan lembut sebelum mendaratkan satu kecupan di kening wanitanya.

"Maafkan aku..."

Bibir tipis Jungkook kembali mendarat di atas kening Yuna, kedua matanya terpejam kala ia kembali membisikkan kata maaf.

Cukup lama bibirnya bertengger di atas kening Yuna, sebelum dia memutuskan melangkah ke kamar mandi untuk mulai membersihkan diri.

Berdiri di depan cermin, Jungkook dapat melihat seorang pria dengan penampilan berantakan tengah memandang lurus ke depan.

Dia tersenyum miris memandangi keadaan fisiknya yang sudah berubah cukup banyak hanya dalam beberapa hari saja.

Rambut hitamnya yang selalu ia tata rapih, kini tampak tak terurai. Lingkar hitam di bawah matanya menunjukkan bahwa ia tidak memiliki waktu istirahat yang cukup.

Jungkook menghela napas untuk yang ke sekian kalinya, pria itu lantas menanggalkan seluruh pakaiannya sebelum berdiri di bawah guyuran air dingin.

Tiga puluh menit kemudian, pria itu sudah berganti pakaian menggunakan piama. Ia segera menaiki ranjang setelah mengeringkan rambutnya.

Jungkook menarik lembut pinggang ramping Yuna, memeluknya erat namun tak berniat untuk menyakiti wanitanya.

Di kecup kembali kening Yuna untuk beberapa saat sebelum pria itu berbisik lagi.

"Maafkan aku..."

M U T E [✔]Where stories live. Discover now