Yuna memberontak dan mencoba untuk mendorong tubuh Jungkook dengan sekuat tenaga yang di milikinya. Namun kekuatannya tentu saja tak sebanding dengan pria itu.
Gadis bisu itu hanya bisa pasrah ketika Jungkook menarik pinggang rampingnya. Kemudian membawa tubuhnya untuk duduk di atas pangkuan pria itu.
Sapuan lidah Jungkook di atas bibirnya membuat Yuna merasa seolah ada ribuan kupu-kupu yang berdesakkan keluar dari dalam perut kecilnya.
Tangan Yuna yang berada di dada Jungkook mencengkeram erat pakaian yang di kenakan oleh pria itu. Membuatnya terlihat sangat kusut.
Jungkook menyudahi ciuman sepihak itu, dia tersenyum hangat ketika tangannya bergerak lembut menyeka saliva yang berada di tepi bibir ceri wanitanya.
“Aku ingin minum kopi.”
Kalimat itu terdengar begitu aneh kala nada suara Jungkook terdengar seperti tengah menahan sesuatu. Namun Yuna tak terlalu memikirkan hal tersebut dan segera bangkit dari pangkuan pria itu.
Gadis bisu itu mengangguk kaku kemudian berjalan kearah dapur, meninggalkan Jungkook yang kini mengerang frustasi sambil menatap tertekan pada sesuatu yang mengembung di dalam celananya.
“Tahan ...”
Jungkook menarik napas panjang dan memejamkan mata, mencoba sebisa mungkin untuk menekan libidonya yang tiba-tiba naik secara drastis.
“Kumohon ... Jangan ...”
Ketika Jungkook membuka mata, ia mendapati Yuna yang berjalan mendekat dengan kedua tangan memegang nampan yang di atasnya terdapat cangkir berisi kopi yang ia racik sendiri.
Pria itu tersenyum hangat dan menuntun Yuna untuk duduk di sampingnya saat ia menikmati kopi buatan gadis bisu itu.
Jungkook menyelipkan anak rambut yang menutupi sebagian wajah cantik Yuna ke belakang telinga gadis itu. Ia mencoba memberikan senyum terbaiknya meski saat ini dirinya masih berusaha keras menahan sesuatu yang mendesak minta di lepaskan.
“Terima kasih.”
Yuna mengedipkan matanya dengan raut bingung yang tergambar jelas di wajah cantiknya, kala Jungkook berucap demikian sambil menarik kepalanya dengan lembut untuk bersandar di dada bidang pria itu.
Bibir Jungkook mendarat dengan lembut di atas puncak kepala Yuna. Mengecupnya dengan penuh kasih sayang.
Setelah menghabiskan kopinya, Jungkook langsung membawa Yuna ke sebuah pusat perbelanjaan.
Pria itu tampak sibuk memilih berbagai macam pakaian serta aksesoris berharga fantastis untuk Yuna. Membuat gadis bisu itu hanya bisa mengerjapkan matanya dengan rahang menjuntai kebawah.
Yuna belum sempat menanyakan apapun pada Jungkook saat dua orang pelayan wanita menarik tangannya untuk memasuki ruang ganti.
Meski bingung, Yuna sama sekali tak menolak saat dua wanita itu memakaikan sebuah gaun berwarna putih gading yang memerlihatkan bahu polosnya. Gaun itu memiliki desain yang sederhana namun tampak berkelas.
Selesai memakai gaun, kini Yuna beralih di dandani dengan make-up natural yang tak menghilangkan kesan lugu di wajah manisnya.
Ketika tirai dibuka perlahan, Jungkook yang tengah memainkan ponselnya seketika mendongkak. Dia tampak sangat terpesona melihat penampilan Yuna.
Pria itu segera berdiri kemudian menarik pinggang ramping wanitanya, lisan dan hatinya tak henti-hentinya memuji kecantikan gadis bisu itu.
“Sekarang, ayo kita pergi.”
Yuna segera menahan tangan Jungkook saat pria itu hendak membawanya pergi, ia langsung menggerakkan kedua tangannya saat Jungkook menatapnya.
"Sebenarnya kita akan kemana?"
Jungkook tersenyum manis dan mengecup pipi Yuna sekilas, kemudian berkata. “Bertemu orang tuaku.”