Chapter 05

1.5K 249 1
                                    

Jungkook tersenyum ramah pada seorang wanita paruh baya yang barusaja menandatangani surat perjanjian kerja sama dengan perusahaannya.

"Kau masih sangat muda, tapi sudah sehebat ini ... Tikus-tikus itu tidak bisa di bandingkan denganmu."

Jungkook terkekeh pelan mendengar pujian wanita paruh baya itu, dia sangat mengerti siapa 'tikus-tikus' yang di maksud olehnya.

"Nyonya Song terlalu memujiku."

Keduanya pun memilih untuk makan siang bersama di sebuah restoran yang letaknya tak terlalu jauh dari kantor Jungkook.

Jungkook memesan sebuah meja yang terletak di sudut dekat jendela, lokasi yang sangat strategis karena dengan itu mereka bisa melihat keramaian pusat kota.

Selama makan siang itu berlangsung, Jungkook sesekali melirik sebuah kafe yang bersebrangan dengan restoran ini.

Jungkook biasanya dapat melihat seorang gadis cantik bersurai hitam yang memakai apron cokelat dengan telaten meracik kopi untuk pelanggan.

Tapi kali ini dia tak melihatnya, membuat dirinya sedikit menundukkan kepalanya. Menyembunyikan kilat kerinduan yang terpancar di matanya.

Sedang apa dia sekarang?

Ahh ...

Tolong ingatkan Jungkook untuk 'menghukum' gadis cantik itu nanti, karena sudah membuat dia merindukannya.

Jungkook kembali ke kantor setelah selesai makan siang bersama Nyonya Song. Pria itu tak langsung ke ruangannya karena masih ada hal yang perlu ia bicarakan dengan salah satu bawahan kepercayaannya.

Pembicaraan itu terlihat begitu serius, sehingga sekretaris Jungkook yang hendak mengabari pria itu tentang sesuatu. Akhirnya hanya mampu menunggu sambil menggigit bibir.

Hampir dua puluh menit kemudian, Jungkook berdiri membuat sang sekretaris sontak mendekat.

Namun barusaja sekretaris nya membuka mulut hendak mengeluarkan suara, Jungkook sudah lebih dulu menyela.

"Tolong ambilkan berkas yang aku minta dari Yoo Jin kemarin."

Sang sekretaris mengangguk patuh, namun diam-diam mengumpat dalam hati. Dia tidak kesal karena Jungkook menyela ucapannya.

Dia hanya merasa kasihan pada pria itu ...

Akhirnya, wanita itu pun pamit undur diri. Sedangkan Jungkook berjalan menuju ruangannya.

Setiap sapaan ramah para pegawai yang berpapasan dengannya, selalu ia tanggapi dengan senyum tipis dan anggukkan kepala.

Keluar dari lift khusus, ponsel Jungkook bergetar pertanda sebuah pesan barusaja masuk.

Pria itu berhenti dan meraih benda pipih tersebut, kemudian tersenyum lebar saat melihat pesan yang di kirimkan oleh Yuna.

Ponsel lamaku dimana? Aku butuh nomor telepon teman-temanku ...

Jungkook segera mengetikan balasan.

Sudah aku buang.

Tak membutuhkan waktu yang lama setelah Jungkook mengirim balasan, sebuah pesan kembali masuk ke ponselnya.

Bodoh! Kenapa kau buang?! Ponsel itu aku dapatkan dengan susah payah!

Tak bisa di pungkiri, Jungkook terkejut karena gadis bisu itu berani berbicara kasar padanya. Namun kemudian dia tersenyum miring.

Kira-kira ... Hukuman apa yang pantas untuk gadis bisu yang lancang ini?

Bukankah aku sudah membelikan ponsel yang baru? Yang JAUUUUH lebih bagus dari barang rongsokanmu itu?

Selanjutnya, balasan dari Yuna membuat Jungkook terkekeh geli dan menggelengkan kepalanya.

Pria itu membuka pintu ruangannya, tubuhnya seketika menegang saat melihat seorang wanita tengah duduk anggun di kursinya.

Menyadari kedatangan Jungkook, wanita itu langsung berdiri dan berjalan menghampiri pria yang masih berdiri mematung di ambang pintu.

Memeluk leher Jungkook, dan mengecup lembut bibir pria itu.

"Aku sangat merindukanmu ... "

M U T E [✔]Where stories live. Discover now