Chapter 47

984 109 29
                                    

Jungkook duduk di seberang perempuan yang—pernah sangat-sangat ia cintai, Lalisa. Perempuan yang sudah bukan lagi gadis lugu yang selalu tersipu malu ketika ia mencium bibirnya seperti beberapa tahun lalu sebelum kepergiannya.

“Selamat atas pernikahan kalian.”

Lalisa meremas jubah mandi yang di kenakannya dengan gelisah di sepanjang kalimat tersebut meluncur dengan mulus melewati bibirnya.

Kedua sudut bibirnya terangkat keatas, tak henti-hentinya mengukir senyuman manis. Meski hatinya terasa sangat sakit harus mengatakan kalimat tersebut kepada pria yang sangat ia cintai. Baik itu dulu, maupun sekarang, Lalisa tidak akan pernah berhenti mencintai Jungkook.

“Terimakasih.” kata Jungkook.

Lalisa tersenyum kecil, “Aku tahu ini sudah terlambat, tapi aku minta maaf … maafkan aku yang dulu pergi tanpa memikirkan perasaanmu.”

Jungkook menatap mata Lalisa yang berkaca-kaca, ia tersenyum kecil. Sebelum menggelengkan kepalanya perlahan.

“Aku sudah memaafkanmu, tenang saja.”

Lalisa tersenyum penuh kelegaan, sebelum menatap pelayan yang barusaja meletakkan segelas americano di hadapan Jungkook. Kedipan matanya langsung di sambut anggukkan samar serta senyuman penuh arti oleh gadis pelayan itu.

Tanpa disadari oleh Jungkook, Lalisa memberikan secarik kertas berupa cek dengan angka yang tidak bisa di katakan sedikit kepada gadis pelayan itu saat ia berjalan melewatinya.

“Kalau boleh, aku ingin sekali bertemu dengan istrimu.” kata Lalisa.

Jungkook tersenyum kecil, ia tak pernah membayangkan Lalisa akan berkata begitu. Sepertinya … Lalisa yang ada di hadapannya ini tidak berubah sama sekali, ia tetap Lalisa yang Jungkook kenal dulu.

“Sangat boleh.” kata Jungkook sembari menyeruput americano pesanannya.

Lalisa tersenyum lebar, bukan karena Jungkook mengizinkannya bertemu dengan Yuna. Melainkan Jungkook yang akhirnya meminum americano yang telah tercampur dengan obat perangsang.

Pada akhirnya, kau tetap milikku.

Tak berselang lama kemudian, Jungkook mulai merasa ada yang aneh dengan tubuhnya. Terlebih kala ia melihat Lalisa bangkit dan berjalan menghampirinya.

“Ughh …”

Jungkook tersentak saat Lalisa duduk di atas pangkuannya, pria itu kemudian mengumpat kasar saat tahu bahwa ada yang tidak beres dengan americano yang ia minum barusan.

“Kau?!”

Lalisa hanya tersenyum manis ketika Jungkook menggertak dan mencoba untuk menyingkirkan tubuhnya, perempuan berparas cantik itu kemudian menggambar pola berbentuk lingkaran diatas dada bidang Jungkook menggunakan jari telunjuknya.

Shit! Menyingkirlah Lalisa!”

Lalisa tersenyum semakin manis. “Ya? Kenapa sayang? Apa kau rindu bercinta denganku, hm?”

“Pelacur!”

“Ya … aku memang pelacurmu, sayang.”

Jungkook memejamkan mata, mencoba untuk tetap mengendalikan tubuhnya agar tidak tergoda dengan sentuhan Lalisa yang begitu sensual.

Namun … ia tidak bisa.

Sentuhan Lalisa terlalu memabukkan …

Hingga pada akhirnya, Jungkook kalah.

Jungkook tidak bisa mengendalikan tubuhnya, meski logikanya terus mendorongnya untuk melawan keinginan gilanya untuk segera menyentuh Lalisa.

Hari itu, merupakan hari dimana Jungkook melakukan dosa terbesarnya. Bercinta dengan Lalisa hingga melupakan Yuna, istrinya.

Jungkook harus membayarnya nanti.

Ya, nanti.

M U T E [✔]Where stories live. Discover now