Terpaan sinar matahari yang mengenai kulitnya membuat gadis bisu itu sedikit mengerutkan kening dan berbalik untuk kemudian menenggelamkan kepalanya di dada bidang Jungkook yang setia memeluk tubuh mungilnya semalaman.
Pria itu sudah terjaga bahkan sebelum matahari menampakkan wujudnya, namun ia nampak enggan melepaskan tubuh mungil gadis cantik itu dari pelukannya.
Waktu telah menunjukkan pukul tujuh pagi ketika sepasang mata bernetra cokelat gelap milik Yuna terbuka secara perlahan.
"Selamat pagi, sayang ..."
Yuna masih belum mendapatkan kesadarannya dengan sempurna saat sesuatu berupa benda kenyal dan sedikit lembab menjamah setiap inci wajah kecilnya.
Gadis cantik itu mengerjapkan matanya berkali-kali sebelum melayangkan satu cubitan kecil di perut berotot milik Jungkook.
Jungkook segera menghentikan aksinya saat merasakan cubitan kecil yang sangat menyakitkan itu, dia mengaduh seraya mengusap perutnya dan memandang Yuna dengan tatapan nanar.
Yuna sama sekali tak memedulikan hal itu, dia bersikap seolah dirinya bukan pelaku yang telah menyakiti Jungkook.
Gadis itu segera bangkit dari tempat tidur dan berjalan santai ke kamar mandi, Jungkook yang melihat itu segera bangkit dan mengekorinya dengan sedikit berlari.
Tiba di ambang pintu, gadis cantik bergaun baby blue selutut itu membalikkan tubuhnya. Segera saja ia menabrak dada bidang Jungkook yang ternyata sudah berada di belakangnya.
Yuna mengerang kesal meski tak terdengar suara apapun yang keluar dari mulutnya, tapi melihat gelagat serta wajah sangarnya saat memelototinya. Jungkook terkekeh geli dan meraih pinggang ramping Yuna.
"Jangan marah ... Memang apa salahnya mandi bersama?"
Mendengar kalimat vulgar tersebut, Yuna sontak memukul lengan kekar Jungkook membuat pria itu kembali mengaduh kesakitan.
Pria tampan itu spontan melepas pelukannya, dia mengusap-usap tangannya dan terlihat benar-benar sangat kesakitan. Yuna juga dapat melihat tangan Jungkook yang dia pukul sedikit memerah.
"Kau kasar sekali ... Ah!"
Jungkook meringis saat tanda kemerahan itu tak sengaja ia tekan, Yuna yang melihat itu merasa dirinya di selimuti perasaan iba dan bersalah.
Dia tanpa sadar mengulurkan tangannya dan meraih tangan kanan Jungkook, kemudian mengelusnya lembut seraya meniupinya.
Gadis cantik itu lalu mendongkak untuk melirik Jungkook, yang nyatanya sedang tertegun memandanginya.
Dari tatapan mata gadis bisu itu, Jungkook dapat mengerti bahwa dia bertanya apakah ia baik-baik saja.
Pria itu lantas tersenyum penuh kemenangan, lalu tanpa di duga. Dengan sekali tarikan ia berhasil membawa tubuh mungil Yuna memasuki kamar mandi kemudian menyudutkan gadis bernetra cokelat gelap itu di dinding kamar mandi yang dingin.
Yuna yang baru tersadar sontak membelalakkan matanya, sial! Dia telah di tipu!
"Kau harus di hukum, sayang ..."
Kalimat itu terdengar seperti alunan musik pengantar kematian bagi Yuna yang mendengarnya.
Gadis cantik itu sangat ingin melarikan diri, tapi kedua sisi tubuhnya di kungkung oleh lengan kekar Jungkook.
Dia ... Tidak akan selamat!
Jungkook tersenyum puas.
Wajah tampan itu semakin mendekat seiring waktu yang seolah di atur untuk berjalan selambat mungkin. Yuna menutup matanya dan mengerutkan kening saat merasakan bibirnya di sumpal.
.... Oleh bibir Jungkook.