Sebuah benda kenyal nan sedikit lembab yang terus mendarat di setiap inci wajah kecilnya membuat tidur lelap Yuna terusik, sepasang kelopak mata indah beriris coklat miliknya terbuka perlahan. Menatap sang pelaku yang telah mengusik tidurnya dengan tatapan sayu khas bangun tidur.
"Selamat pagi." sapa Jungkook.
Yuna mengerjap pelan saat Jungkook kembali menghujami wajahnya dengan kecupan-kecupan ringan.
"Masih lelah, hm?" tanya Jungkook.
Yuna menutup mulutnya ketika menguap lebar, kemudian menggeleng pelan sebagai jawaban atas pertanyaan Jungkook.
"Kalau begitu, ayo bangun."
Jungkook langsung membantu Yuna untuk bangkit, dia membiarkan sang istri bersandar sebentar karena ia paham bahwa Yuna masih membutuhkan waktu untuk mengumpulkan sisa-sisa nyawanya yang belum terkumpul dengan sempurna.
"Cuaca hari ini sangat cerah."
Jungkook menoleh kearah jendela, membuat Yuna ikut menolehkan kepalanya. Dia melebarkan mata saat melihat Menara Eiffel yang selama ini hanya mampu ia lihat di majalah atau layar kaca saja, kini terpampang jelas di depan matanya.
"Mau keluar?" tawar Jungkook.
Yuna mengangguk antusias, membuat Jungkook terkekeh geli dan mengecup hidung kecil istrinya dengan gemas.
"Ayo!"
Jungkook menenggelamkan tangan kecil Yuna di dalam genggaman tangan besarnya, ia melangkah ringan menuju balkon dan tersenyum lebar saat melihat Yuna yang tampak begitu terpesona dengan pemandangan kota Paris dari ketinggian.
"Kau suka?"
Yuna menoleh kearah Jungkook, lalu mengangguk cepat. Senyuman lepasnya menular pada Jungkook.
"Kalau malam lebih indah lagi."
Mendengar ucapan Jungkook, Yuna langsung mengkrucutkan bibirnya kesal. Membuat Jungkook mengerutkan kening melihat perubahan raut wajah Yuna yang sangat tiba-tiba.
"Kenapa?" tanya Jungkook.
"Kenapa kau tidak membangunkanku semalam? Aku juga ingin melihat pemandangan kota Paris saat malam hari."
Jungkook tersenyum kecil dan mengecup kening Yuna, "Kau terlihat sangat kelelahan semalam, aku jadi tidak tega membangunkanmu. Lagi pula, kita masih memiliki banyak waktu, sayang."
Jungkook mendaratkan kecupan di puncak kepala Yuna dengan penuh kasih sayang.
"Jangan marah, oke?"
Yuna hanya mengangguk samar.
Jungkook menarik lembut tubuh Yuna, mendekapnya dari belakang. Meskipun cuaca hari ini sangat cerah. Namun udaranya begitu dingin, Jungkook tak ingin Yuna sampai kedinginan.
"Apa kau lapar?" tanya Jungkook.
Yuna menggeleng pelan.
Respon Yuna yang hanya menggeleng dan mengangguk membuat Jungkook mengerutkan kening.
"Apa kau masih marah?"
Yuna menoleh dan mengecup bibir Jungkook sekilas, kedua sudut bibirnya terangkat keatas. Membentuk sebuah senyuman manis.
"Aku tidak akan bisa marah padamu."
Jungkook ikut tersenyum, ia memutar tubuh Yuna sehingga sang istri menghadapnya. Lalu mencium bibir manisnya dengan lembut.
Yuna mengalungkan kedua tangannya di leher Jungkook, sesekali meremas lembut rambut suaminya.
Jungkook melepas tautan bibir mereka dan tersenyum manis, "Aku mencintaimu."
