Jungkook langsung berlari menghampiri tubuh Yuna yang tergeletak tak berdaya di dalam kubangan darah, hatinya hancur saat melihat bagaimana tubuh mungil wanita yang sangat ia cintai itu kini bermandikan darah.
Jungkook segera meletakkan kepala sang istri di atas pahanya, Jungkook bukan pria cengeng. Namun kali ini pria itu tak mampu menahan bendungan air matanya.
"Yuna! Buka matamu!"
Jungkook menepuk-nepuk pelan pipi lembut Yuna, berusaha agar membuat sang istri tetap membuka matanya. Namun usahanya tak membuahkan hasil.
Orang-orang yang melihat pemandangan itu sontak menghujami Jungkook dengan tatapan iba, sedangkan beberapa orang lainnya mulai menelepon ambulance.
"Yuna!"
Jungkook memeluk erat tubuh mungil Yuna, melampiaskan segala perasaannya dengan mendekap tubuh wanita yang mungkin tidak akan pernah ia rasakan kembali.
Jungkook tersentak kaget saat merasakan sebuah tangan mungil berlumur darah menyentuh pipinya, pria itu sontak membuka matanya dan senyuman penuh kelegaan pun terukir di wajah tampannya saat melihat Yuna menatapnya dengan tatapan sayu.
"Maafkan aku, Yuna ..."
Yuna tersenyum lemah, di usapnya lembut pipi Jungkook yang basah oleh air mata juga darahnya. Tatapan matanya seolah mengatakan 'Jangan menangis'.
"Maaf, maafkan aku! Aku tahu aku salah .. tapi aku mohon, jangan tinggalkan aku..."
Yuna menggeleng lemah, senyuman manis pun tak kunjung lepas dari wajah cantiknya. Jungkook memerhatikan gerak bibir Yuna dengan seksama.
'Tapi aku harus pergi ...'
Jungkook langsung menggeleng dengan tegas. "Tidak! Kau tidak boleh pergi!"
Yuna menutup kedua matanya, bersamaan dengan tangisan memilukan Jungkook. Dengan perlahan jiwa Yuna meninggalkan raganya untuk menuju Keabadian.
"Tidak! Yun-AKHH!"
Jungkook berteriak kesakitan saat sebuah tangan mungil memelintir kulit perutnya, pria itu terbelalak kaget saat melihat seorang wanita bertubuh mungil yang saat ini menatapnya dengan tatapan sangar.
"Apa-apaan kau ini?! Pagi-pagi sudah bikin rusuh!" omel wanita itu setelah melempar bantal ke wajah Jungkook.
Tunggu?
Bukankah itu ... Yuna?
Dengan wajah bodohnya, Jungkook memerhatikan Yuna dari atas hingga bawah. Tidak ada darah sama sekali dan tidak ada yang salah juga. Tapi ... apa itu?
"Itu apa?"
Yuna mengerutkan kening, tidak mengerti dengan pertanyaan yang terlontar dari mulut manis Jungkook. Ia pun mengikuti arah pandang Jungkook, seketika dirinya ingin berkata kasar.
PLAK!
"Kenapa kau selalu menjadi sangat bodoh setiap kali bangun tidur?!" jerit Yuna setelah menampar pipi Jungkook.
Menarik napas dalam-dalam, Yuna memilih untuk meninggalkan Jungkook sesegera mungkin daripada ia melahirkan sebelum waktunya.
Jungkook masih tertegun seraya menyentuh pipinya yang terasa sangat panas setelah mendapatkan 'sentuhan penuh cinta' dari istrinya.
Setelah merenung selama beberapa menit. Jungkook akhirnya sadar akan sesuatu.
Yuna sudah bisa bicara karena seminggu setelah pulang dari Paris, wanita itu menjalani operasi.
Lalu ... beberapa hari setelah Yuna bisa kembali berbicara, dokter memberi kabar gembira bahwa istrinya tengah hamil.
"Jadi? Itu hanya mimpi?"
![](https://img.wattpad.com/cover/195128649-288-k86264.jpg)