Chapter 22

1K 198 0
                                        

Setelah merajuk semalaman hingga menolak untuk tidur meski waktu telah menunjukkan pukul sebelas malam. Yuna kecil akhirnya berhasil membujuk sang ayah untuk pergi ke taman kota.

Pada keesokan harinya, Yuna kecil begitu bersemangat hingga dia bangun pagi-pagi sekali untuk membantu sang ibu menyiapkan segala hal yang akan mereka bawa. Padahal mereka baru akan pergi pada pukul sembilan pagi.

Gadis kecil itu tampak begitu cantik dan menggemaskan dengan balutan gaun selutut berwarna biru muda, dengan bandana Mickey Mouse di atas kepalanya.

“Ibu! Ayo cepat!”

Yuna kecil berteriak penuh semangat saat dirinya sudah duduk di jok belakang mobil, sementara sang ibu masih kesulitan membawa barang-barang mereka hingga akhirnya sang suami membantunya memasukkan barang bawaan mereka kedalam bagasi.

Pasangan suami-istri itu akhirnya masuk kedalam mobil, yang langsung di sambut dengan pekikkan melengking Yuna kecil.

“Yeay! Piknik!”

Sang ayah menoleh ke belakang, hatinya terasa seperti tertusuk oleh ribuan jarum saat melihat tawa bahagia puteri kecilnya. Memang, ini semua salah dirinya yang terlalu gila kerja. Hingga anak dan istrinya tidak pernah mendapatkan perhatian yang cukup darinya.

Usapan lembut pada punggung tangannya membuat pria itu sontak mengalihkan pandangannya, mendapati sang istri tengah tersenyum manis padanya.

Mobil yang mereka naiki perlahan keluar dari area pekarangan rumah, bergerak membelah jalanan kota Seoul dengan kecepatan sedang.

Yuna kecil terus mengoceh tanpa henti, membuat kedua orang tuanya tersenyum geli dengan tingkah menggemaskan puteri kecil mereka itu.

Mereka tiba di taman tak lama kemudian, Yuna kecil begitu bersemangat hingga memilih untuk berlari meninggalkan kedua orang tuanya yang masih menurunkan barang-barang mereka.

“Yuna! Tunggu sebentar sayang!”

Teriakan sang ibu tak ia gubris, Yuna kecil terus berlari hingga akhirnya tiba di area taman yang tampak sedikit sepi. Gadis cantik itu melambai pada kedua orang tuanya, namun mereka masih sibuk mengurus barang bawaan mereka.

Yuna kecil memilih untuk melihat bunga-bunga cantik beraneka warna dan bentuk yang berada tak jauh darinya. Namun baru kaki kecilnya melangkah, seseorang membekap mulutnya dengan sebuah kain.

Yuna kecil meronta saat orang itu membawa tubuhnya di atas pundaknya, gadis kecil itu mendongkak untuk melihat orang tuanya yang masih belum menyadari bahwa dirinya di bawa oleh seseorang.

Kain yang di pakai untuk membekap mulut Yuna kecil ternyata mengandung obat bius. Hingga tak lama kemudian, kegelapan total menguasai penglihatannya.

“Ayah ... Ibu ...”

Remasan lembut di tangannya membuat Yuna tersadar dari lamunannya, dia menoleh dan memandang Jungkook yang menatapnya dengan tatapan cemas.

“Ada apa?”

Gadis cantik itu mengedipkan matanya, dia tersenyum tipis dan menggeleng kecil. Memberi isyarat bahwa ia baik-baik saja.

M U T E [✔]Where stories live. Discover now