Seperti orang gila?
Ingin rasanya Jungkook menerkam Yuna sekarang juga, tapi saat dia menoleh ke samping untuk menatap cermin yang memantulkan bayangannya. Jungkook menghela napas panjang.
Penampilannya kini memang sudah lebih dari kata pantas untuk di sebut seperti orang gila.
Dia memang sudah gila.
"Aku seperti ini karenamu."
Sepasang alis Yuna sedikit terajut, gadis berusia delapan belas tahun itu tidak mengerti kenapa Jungkook sampai bisa seperti ini karena dirinya.
"Soal hari itu ... " Jungkook memberi jeda untuk kalimatnya, membuat Yuna teringat kejadian di kamar mandi beberapa hari yang lalu. "Apa kau masih marah padaku?"
Demi Tuhan ...
Jungkook sangat takut sehingga dia merasa hampir gila karena memikirkan ini, dia sangat takut jika Yuna marah besar padanya, kemudian ... Meninggalkannya.
Dia tidak ingin di tinggalkan lagi ... Tidak untuk yang kedua kalinya.
Gelengan kepala Yuna membuat mata Jungkook terbelalak kaget. "Kau sudah tidak marah lagi padaku?"
"Aku tidak pernah marah padamu."
"Tapi hari itu..."
"Aku hanya terkejut."
"Benarkah?"
Jungkook langsung menarik tubuh Yuna dan mendekapnya erat, ketika gadis cantik bersurai hitam itu memberikan jawaban berupa anggukkan kepala.
"Terima kasih ... Aku kira kau akan sangat marah padaku ... Aku hampir gila hanya dengan memikirkan hal itu."
Yuna tersenyum tipis saat tangannya terangkat dan bergerak dengan sendirinya merapihkan tatanan rambut Jungkook.
"Apa yang kau bawa?"
Jungkook melirik paper bag di atas meja, membuat Yuna sontak menepuk kening karena hampir melupakan makanannya.
Gadis bisu itu beranjak turun dari pangkuan Jungkook, lalu membuka bekal makan siang yang telah ia siapkan untuk pria yang kini menatap makanan yang tersaji di hadapannya dengan mata berbinar.
"Aku membuatnya sendiri."
"Benarkah?"
Yuna mengangguk sekilas, lalu mempersilahkan Jungkook untuk segera makan.
"Kenapa hanya aku? Memangnya kamu sudah makan?" tanya Jungkook, yang di balas anggukan oleh Yuna.
Satu suapan berhasil masuk kedalam mulut Jungkook, wajah pria itu semakin cerah saat dia mencicipi satu per satu masakan Yuna.
"Rasanya sangat enak!"
Yuna hanya menanggapi pujian Jungkook dengan senyum tipis, gadis cantik itu lantas mengambil air dan memberikannya pada Jungkook saat pria itu tersedak.
"Hati-hati."
Jungkook menyengir lucu. "Masakanmu terlalu enak! Aku hanya tahu bahwa kopi buatanmu tidak ada duanya ... Tidak kusangka masakanmu tak kalah enak!"
"Sepertinya kamu sangat tahu banyak tentangku."
"Tentu saja!"
Jungkook kembali menikmati makanan buatan Yuna, gadis bisu itu tersenyum geli melihat tingkah Jungkook yang tampak seperti anak kecil.
Seenak itukah masakannya?
Padahal, dia yakin masakan yang ia buat tidak bisa di bandingkan dengan masakan yang di buat oleh belasan chef yang bekerja di mansion Jungkook.
"Apakah kamu sangat lapar?"
Jungkook mengangguk cepat. "Iya, aku sangat lapar. Sudah lima hari aku tidak makan apapun selain air."
Mendengar jawaban Jungkook, tiba-tiba saja Yuna memiliki hasrat untuk membenturkan kepala pria itu ke tembok.
Dari awal, Yuna tidak yakin masakan nya seenak itu. Setelah mendengar jawaban pria itu, dia tahu sekarang. Jungkook sangat lahap menyantap makanan buatannya bukan karena terlalu enak. Tapi karena pria itu kelaparan.
Sungguh menggelikan!