Panas.
Jungkook dapat merasakan suhu tubuh Yuna yang sangat panas, dia segera mengeluarkan tubuh mungil Yuna dari bathub dan memakaikan jubah mandi pada tubuh telanjang gadis bisu itu. Sebelum membopongnya ke kamar.
Kedua orangtua Jungkook pun tampak sangat khawatir saat melihat keadaan Yuna, wajah pucat pasi serta bibir membiru gadis itu membuat dirinya terlihat sangat berbeda dari gadis yang duduk bersama Ibu Jungkook beberapa saat yang lalu.
Jungkook membaringkan tubuh Yuna di atas ranjang, lalu menyelimutinya. Sedangkan Ayah Jungkook sedang menelepon dokter keluarga mereka.
Ibu Jungkook duduk di tepi ranjang, mengelus rambut hitam Yuna yang tergerai indah. Lalu menatap Jungkook yang terlihat sangat khawatir.
"Jangan panik, dia pasti baik-baik saja."
Kalimat sang Ibu tak lantas membuat Jungkook tenang, pria itu terus menggenggam tangan Yuna dan mengecupi kening hangat sang gadis dengan lembut.
"Ayah, kenapa Dokter Kim belum datang?"
Ayah Jungkook menoleh, menatap sang anak yang barusaja mengeluh atas keterlambatan Dokter yang dia telepon.
"Tunggu sebentar, dia sudah di jalan."
Kesabaran Jungkook sudah mulai menipis, ini sudah lima belas menit semenjak sang Ayah mengatakan bahwa Dokter Kim sudah di jalan. Namun sampai sekarang, dia belum menemukan tanda-tanda kedatangan pria itu.
Di saat Jungkook bersiap membawa Yuna ke rumah sakit, seorang pria dengan balutan jas putih memasuki ruangan lengkap dengan tas jinjing yang di bawanya.
"Maaf atas keterlambatan saya."
Dokter Kim meminta maaf seraya menunduk hampir sembilan puluh derajat, Jungkook yang melihat itu seketika mendengus dingin.
Kedua orangtua Jungkook akhirnya dapat menghela napas lega saat Dokter Kim selesai memeriksa keadaan Yuna, dan mengatakan bahwa gadis itu baik-baik saja. Hanya demam dan mengalami syok ringan.
Dokter Kim serta kedua orangtua Jungkook sudah keluar dari kamarnya sejak beberapa menit yang lalu, meninggalkan Jungkook yang setia memandangi wajah damai sang gadis.
Jungkook mengecup kening Yuna cukup lama, sebelum beranjak dari ranjang. Melangkah menuju lemari pakaian dan mengambil celana training panjang serta kaus putih polos.
Di bukanya perlahan tali jubah yang melekat pada tubuh Yuna, kemudian menanggalkan kain tersebut dari tubuh sang gadis. Jungkook hanya mampu menelan ludah susah payah kala tubuh polos Yuna terpampang jelas di depan matanya, tanpa sensor.
Sial!
Jungkook langsung menampar pipinya sendiri, bisa-bisanya dia tergoda di saat gadisnya sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja.
Dia menarik napas panjang dan menghembuskannya secara perlahan.
Dengan hati-hati, Jungkook memakaikan pakaian yang barusaja ia ambil dari lemari. Meski harus menelan ludah berkali-kali.
Dan akhirnya ... Siksaan itu berhasil ia lewati setelah celana serta kaus pilihannya sudah melekat dengan sempurna di tubuh mungil Yuna.
Jungkook mengecup kening Yuna sebelum ikut berbaring di sebelah gadis bisu itu.
"Lekas sembuh, sayang ..."