"Apakah mereka tidak lapar?"
Kelima orang yang tengah duduk di meja makan tersebut hanya tersenyum geli menanggapi kalimat yang terlontar dari mulut ibu Jungkook. Taehyung segera mengelap mulutnya dengan sapu tangan.
Kemudian ia berkata, "Jungkook tidak akan kelaparan, tapi aku khawatir Yuna bahkan tidak memiliki tenaga untuk berdiri."
Mereka lagi-lagi tertawa, siapa yang tengah mereka bicarakan? Tentu saja Jungkook dan Yuna. Pengantin baru yang belum kunjung keluar dari kamar bahkan ketika matahari sudah berada tepat di atas kepala mereka.
Jungkook dan Yuna tidak keluar untuk sarapan tadi pagi, sekarang mereka bahkan tidak keluar untuk makan siang.
Ayah Jungkook sempat mengutus seorang pelayan untuk menyuruh pasangan pengantin baru tersebut sarapan bersama mereka, namun beberapa menit kemudian. Pelayan itu kembali dengan wajah memerah serta tubuh bergetar ketakutan.
Alasannya: Jungkook memarahinya.
"Taehyung, bisakah kau kesana?"
Sang pemilik nama sontak menggelengkan kepalanya dengan cepat, raut wajahnya pun terlihat horor saat ibu Jungkook memberinya perintah.
"Aku sudah sering mengganggu Jungkook, aku khawatir kali ini bukan pantatku yang di tendang. Tapi kepalaku yang di penggal olehnya." jawab pria itu.
Kedua orang tua Jungkook serta kedua orang tua Yuna hanya menggelengkan kepalanya mendengar kalimat pria tampan itu, sedangkan seorang gadis cantik yang duduk di samping Taehyung diam-diam menahan tawanya.
Taehyung menoleh ke samping, pria itu menatap tajam 'hewan peliharaannya' yang memiliki paras bak titisan dewi Yunani tersebut.
"Kau ingin ku telan hidup-hidup?"
Gadis cantik itu terkikik geli, satu tangan nakalnya bergerak perlahan kearah paha Taehyung. Lalu mengelus 'rudal besar' yang selalu membuat dirinya menjerit keenakan saat di atas ranjang.
Ia mendekati Taehyung lalu membisikkan sebuah kalimat dengan nada sensual.
"Aku lebih suka menjepit milikmu yang besar dan panjang itu di dalam milikku yang sempit dan hangat."
Taehyung berdesis, elusan gadis cantik itu telah berubah menjadi remasan. Pria itu memejamkan mata kemudian berdiri, meminta izin kepada kedua orang tua Jungkook serta Yuna untuk pergi.
Gadis cantik itu tersenyum puas saat Taehyung menariknya ke kamar, mengunci pintu, melucuti semua pakaiannya, mencumbunya. Lalu melakukan penyatuan tubuh dengan hebat.
Sedangkan di kamar lain, Jungkook sama sekali belum menunjukkan tanda-tanda akan berhenti menyetubuhi Yuna yang sudah terlihat sangat kelelahan.
Semalam, mereka bercinta sampai pukul tiga pagi, lalu mereka bangun pada pukul tujuh pagi. Mereka melakukannya lagi, lagi dan lagi hingga siang hari.
Entah sudah berapa liter cairan yang sudah Jungkook tumpahkan di dalam rahim Yuna.
"Ahhh .... Yuna!"
Sekali lagi tubuh Jungkook ambruk setelah menumpahkan cairan miliknya di rahim Yuna, pria itu mendesah panjang saat merasakan lubang hangat milik Yuna yang berkedut seolah tengah memijat 'rudal besar' miliknya.
Pria tampan itu tersenyum manis dan mengecup hidung kecil Yuna dengan gemas.
"Aku memenuhi ucapanku, aku sangat yakin. Kau tidak akan mampu berjalan dalam beberapa hari kedepan."
