Yuna membelalakkan matanya saat mendengar kalimat vulgar yang di ucapkan oleh Jungkook barusan. Kedua pipi gadis bisu itu merona seperti tomat yang sudah matang, membuat Jungkook sontak tertawa melihatnya.
Pria itu mengecup hidung kecil Yuna dengan gemas, lalu menenggelamkan kepalanya di ceruk leher sang gadis. Membuat Yuna menggeliat kegelian saat merasakan hembusan napas hangat Jungkook di kulit lehernya.
“Kita akan menikah bulan depan.”
Kedua bola mata Yuna membulat dengan sempurna, gadis itu menatap Jungkook yang barusaja menjauhkan tubuhnya dengan tatapan terkejut.
“Kenapa ... Sangat cepat?”
Jungkook tersenyum manis dan mengelus rambut hitam Yuna yang selembut sutra, di kecupnya singkat hidung kecil sang gadis sebelum berkata. “Karena aku ingin segera memilikimu seutuhnya.”
“Tapi, kan, aku belum bilang kalau aku bersedia menikah denganmu. Lagi pula ... Kau belum melamarku.”
Senyum Jungkook melebar. “Kau ingin aku melamarmu?” godanya.
Yuna tersipu malu, gadis bisu itu menggigit kecil bibir bagian dalamnya kemudian mencubit kecil perut berotot Jungkook. Ya Tuhan, Yuna baru sadar kalau Jungkook masih belum mengenakan baju.
“Ah, kebiasaan!”
Jungkook meringis kecil seraya menyentuh perutnya yang menjadi 'korban' keganasan tangan mungil Yuna, Jungkook sampai di buat heran. Kenapa Yuna sangat suka sekali mencubit perutnya.
Padahal itu sangat menyakitkan.
Yuna merasa bersalah saat melihat Jungkook yang terlihat kesakitan, tangan mungilnya spontan bergerak mengelus lembut perut berotot milik Jungkook.
Tapi gadis bisu itu seketika mengerutkan dahi saat mendengar Jungkook yang malah mendesah keenakan.
“Aw!”
Jungkook mengaduh seraya mengusap lengannya yang barusaja di pukul oleh Yuna, ia menatap sang pelaku yang malah memasang raut wajah kesal.
“Kenapa kau selalu kasar padaku ...”
Jungkook merenggut dengan wajah menggemaskan, kini pria dewasa itu sudah terlihat seperti anak usia lima tahun yang habis di marahi oleh ibunya.
Yuna hanya merotasikan bola matanya dengan malas, dia tidak ingin di tipu oleh wajah menggemaskan itu lagi. Sudah berkali-kali Jungkook melakukan hal ini, bodohnya. Dia selalu lengah dan masuk kedalam perangkap pria itu.
Tapi tidak dengan kali ini.
Gadis bisu itu segera beranjak turun dari ranjang, namun tangannya di tahan oleh Jungkook.
“Apa lagi?!”
“Bagaimana dengan pernikahan kita?”
“Kau urus saja sendiri!”
Yuna melenggang pergi keluar dari kamar, dia mendadak gerah dan membutuhkan air dingin untuk meredakan emosinya.
Sedangkan Jungkook, dia masih dalam posisi semula setelah di tinggalkan Yuna. Pria itu terdiam dengan raut wajah serius, seolah tengah mencerna kalimat terakhir gadis bisu itu.
Selang beberapa saat kemudian, pria itu tersenyum lebar dan melompat turun dari ranjang. Dia segera menyusul Yuna tanpa mau repot-repot mengenakan bajunya.
Senyum Jungkook melebar saat melihat Yuna yang sedang menuruni tangga, ia langsung menarik tubuh mungil itu kedalam pelukannya. Membuat sang empunya tubuh terlonjak kaget.
Jungkook mengecup leher Yuna kemudian berbisik lirih di telinga sang gadis.
“Terimakasih.”
