Langit-langit kamar bernuansa putih adalah hal pertama yang Jungkook lihat ketika ia membuka matanya, dahinya sedikit berkerut saat tiba-tiba saja kepalanya berdenyut nyeri.
Jungkook menoleh ke samping, jantungnya langsung berdegup kencang dan kedua matanya melingkar dengan sempurna saat menemukan seorang wanita cantik sedang tertidur pulas di sisinya dengan keadaan tubuh polos tanpa busana.
Tidak, dia bukan Yuna—istrinya …
Wanita itu … Lalisa.
Pusing di kepala Jungkook semakin hebat saat ia sadar bahwa keadaannya pun sama seperti Lalisa. Telanjang bulat tanpa sehelai kain pun yang menutupi tubuhnya.
“Shit! Apa yang terjadi?”
Jungkook mencengkeram erat kepalanya, melihat tubuh polos Lalisa dan tubuhnya secara bergantian. Membuat Jungkook semakin frustasi.
Pesan dari Lalisa … kamar nomor 2003 … segelas americano … obat perangsang … dan … ah, sialan! Jungkook tak mampu membayangkannya lagi.
Jungkook hendak beranjak dari ranjang terkutuk itu, namun sebuah tangan tiba-tiba melingkari pinggang polosnya.
“Ini sudah malam, sayang … kemana kau akan pergi?” gumam Lalisa seraya mengeratkan pelukannya.
“Shit!”
Jungkook langsung menyingkirkan tangan Lalisa dengan kasar, kemudian menuruni ranjang. Tanpa mengindahkan Lalisa yang sedang tersenyum manis, Jungkook memungut semua pakaiannya dan mengenakannya dengan tergesa-gesa.
Selesai mengenakan pakaian, Jungkook langsung menatap tajam Lalisa yang masih setia tersenyum manis. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, pria itu segera berbalik dan melangkah pergi.
Namun langkah Jungkook terhenti di depan pintu, saat Lalisa mengucapkan sebuah kalimat yang langsung membuat kedua tangannya terkepal erat.
“Kau mengeluarkannya di dalam, Jung … Aku harap kau segera bersiap, karena beberapa minggu lagi aku akan datang dan meminta pertanggung jawaban atas benih yang kau tanamkan di rahimku.”
Jungkook menggertakkan giginya, lalu melanjutkan langkah keluar dari ruangan—dimana ia telah menikmati dosa besar yang telah dirinya lakukan di belakang Yuna.
Yuna …
Ketika nama itu terbesit di pikirannya, Jungkook merasa seolah ada ribuan belati yang barusaja menikam jantungnya.
Sakit …
Namun rasa sakit yang ia rasakan tidak akan sebanding dengan apa yang Yuna rasakan jika ia tahu bahwa suaminya tidur bersama wanita lain.
Tubuh Jungkook mendadak kaku ketika langkahnya terhenti di depan sebuah kamar bernomor 2001. Kamar yang di tempatinya bersama Yuna.
Dalam hati, Jungkook terus meyakinkan dirinya sendiri bahwa semuanya akan baik-baik saja. Jika … Yuna tidak mengetahui hal ini.
Jungkook hanya perlu berbohong, lagi.
Ketika Jungkook memasuki kamar, ia tak melihat keberadaan Yuna di ruang depan maupun di ruang tengah. Jungkook mendadak panik saat memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang …
Tidak!
Jungkook menggeleng tegas, tidak! Tidak ada yang terjadi … dia yakin semuanya baik-baik saja.
Tiba di kamar utama, Jungkook tak juga menemukan Yuna. Ia hanya melihat sebuah ponsel yang tergeletak di atas lantai.
Ponsel Yuna …
Jungkook langsung mengambilnya lalu menghidupkan layar benda persegi panjang berwarna rose gold itu. Tubuhnya melemas saat ia melihat sebuah video yang dikirim seseorang kepada Yuna.
Di dalam video tersebut, nampak Jungkook yang tengah menggendong tubuh Lalisa sembari terus mencumbu wanita itu. Jungkook kemudian membaringkan tubuh Lalisa di atas ranjang, sebelum keduanya melakukan percintaan panas.
“Shit!”