🔥0 4 : Cincin

36K 2.8K 24
                                    

Vino dan Viona sekarang sudah ada di ruang keluarganya karena orang tuanya meminta mereka untuk menemuinya.

"Mau apa sih Bunda sama Ayah manggil kita. Kan gue masih ngantuk No," ucap Viona sambil memeluk erat lengan Vino karena masih merasa ngantuk. Kan biasanya kalau sedang hari minggu seperti ini Viona akan tidur sampai dia puas.

"Nggak tau," jawab Vino singkat dan melanjutkan langkahnya menuju ruang keluarga membiarkan Viona memeluk lengan kirinya itu.

Akhirnya mereka sampai di ruang keluarga lalu duduk di sofa. Masih dengan posisi yang sama Viona masih senantiasa memeluk lengan Vino dan membuatnya sebagai bantal.

"Kenapa Yah, Bun Manggil kita ke sini?" tanya Vino. Sedangkan Viona hanya menyimak apa yang akan dibahas oleh Ayahnya itu.

"Iya sih emang apaan. Cepat Yah, Bun, Vio masih mau lanjutin tidur," ujar Viona yang membuat kedua orang tuanya menggeleng melihat kebiasaan putri mereka yang sangat suka tidur.

"Kan bentar lagi pertunangan kalian bakalan di adakan. jadi Bunda mau kalian pergi membeli cincin tunangan sekalian pernikahan kalian." Sang Bunda tersenyum.

"Ck, Kenapa mesti kita sih Bun. Kenapa bukan kalian sama orang tua Kevin coba?" tanya Viona kesal.

"Karena kami ingin kalian milih cincin yang kalian suka. Jadi kalian bebas mau milih cincin yang harganya berapa yang terpenting kalian suka," jelas Rina.

"Pilihan Bunda juga pasti bagus kok! Bunda aja ya?" Pinta Viona. Bunda nya menggeleng membuatnya menghela nafas.

"Yahhh, Vino nggak bisa hari ini Vino bakal ada latihan basket sama temen temen," Tolak Vino

"Vio juga udah ada rencana sama temen-temen buat pergi," celetuk Viona.

"Ayah nggak nerima alasan, pokoknya hari ini kalian bakalan pergi buat beli cincin pernikahan kalian. Viona pergi sama Kevin dan Vino sama Vika." Putus sang Ayah lalu meninggalkan ruang keluarga.

"Bunda udah nelpon Kevin buat jemput kamu palingan bentar lagi udah dateng dan kamu Vino cepet pergi jemput Vika, cepet!" Lontar Sang Bunda lalu pergi dari situ juga.

"Ck, nasib hari ini jalan bareng si mak lampir lagi." frustasi Vino lalu melepas tangan Viona dari lengannya dan pergi dari situ juga.

"Hari ini harusnya gue kan lanjut tidur sepuas gue, lah malah di suruh jalan sama si batu, eh tapi artinya gue punya waktu berduaan dong sama dia?" gumam Viona lalu masuk ke kamarnya.

****


Sekarang keempatnya sudah ada ditempat dimana mereka akan membeli cincin. Tau begini mereka akan pergi bersama saja tapi tetap saja orang tua ingin mereka pergi terpisah.

Viona menatap malas beberapa cincin di toko itu begitu pun Vika.

Gue kira bisa berduaan doang ternyata nggak, ucap Viona dalam hati.

"Vik, lo aja deh yang pilih!" Suruh Viona.

"Eh kata Bunda lo pilih nya beda beda!" Balas Vika lalu melangkah ke arah berbeda.

Sedangkan Kevin dan Vino hanya berjalan di belakang dua wanita itu sambil memasang muka malasnya masing-masing.

"Padahal hari ini udah gue atur waktunya buat latihan basket," ucap Vino membuat Kevin menoleh.

"Rangga palingan marah," balas Kevin.

Vika dan Viona sudah mulai memilih cincin yang akan mereka beli buat pernikahannya.

"Vik, yang ini cantik nggak?" tanya Viona kepada Vika sambil menunjukkan cincin yang menurutnya bagus.

"Emmm ... lumayan lah. Tapi baiknya lo cari aja yang lain dulu." Saran Vika sambil mencoba coba cincin.

My Cold Husband (KeVio) [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang