🔥3 8 : I n i A k h i r n y a ?

29.1K 1.9K 133
                                    

Hargailah karya seorang penulis✨
Jangan lupa Vote ✨

****

Biarkanlah aku merasakan bahagia ini baik itu sementara atau seterusnya.
~Viona Alexa Mahendra~


*****

Kevin dan yang lainnya dengan terburu buru berlari masuk ke dalam Rumah Sakit karena setelah mendapat telpon dari Nadya.

Awalnya mereka semua masih dengan santai-santainya berjalan tapi begitu mendapat telpon dari Nadya membuat mereka berlari dan kadang membuat orang mendelik tidak suka tapi sekarang keadaannya begitu penting.

Terutama Kevin dan Vino yang berlari lebih dulu meninggalkan teman-temannya.

Kevin dan Vino langsung berhenti berlari ketika mereka sudah sampai di depan Rungan ICU tempat dimana Viona dirawat. Dengan langkah pelan mereka memasuki Ruangan ICU itu, baru melangkahkan 2 langkah masuk ke dalam ruangan mereka mendengar suara tangisan yang bersahutan.

Seketika perasaan mereka menjadi tidak enak, pasalnya diruangan ini Hanya Viona lah yang di rawat. Mereka melangkahkan kakinya mendekati sumber suara tangisan itu.

Seketika tubuh mereka mematung ketika mendapati Rina, Nadya, Alex dan Sandi yang meneteskan air matanya. Terlebih Rina dan Nadya yang sangat histeris.

Perasaan Kevin menjadi tidak karuan, Tangisan orang tuanya membuat perasaannya menjadi campur aduk. Beberapa suster yang berdiri sambil menunduk, Bagitupun Dokter Nashar.

Perasaannya menjadi tambah tidak karuan saat melihat kain putih yang menutupi brankar yang biasanya di tempati oleh Viona selama ia koma. Terlihat alat-alat medis kembali tersusun ditempatnya dan kain putih itu untuk apa?

Kevin memberanikan dirinya bertanya pada salah satu orang disana. Matanya mulai memanas, Ia takut apa yang ada dipikirannya terbukti. Lalu dimana Viona sekarang? Mengapa Brankar itu ditutupi kain putih?

Untung Kevin tidak membawa tas nya masuk karna terburu buru. Kevin melangkahkan kakinya mendekat ke arah Dokter Nashar, kakinya sudah terasa lemas sangat sangat lemas.

"D-dok, Ke-napa orang tua saya nangis?Kenapa semua peralatan medisnya tersusun rapi? Kenapa b-brankar itu ... K-kenapa dok?" Lirih Kevin. Ia berusaha meyakinkan dirinya untuk berfikir positif.

"Maaf..." Hanya kata itu yang diucapkan oleh Dokter Nashar membuat Kevin semakin merasa takut.

Kevin semakin mendekat ke arah Dokter Nashar. "Dok, saya tanya kenapa mereka nangis, dan kenapa b-brankar itu ditutupi kain putih!" Bentak Kevin.

"Maaf kan saya ..."

"SAYA TANYA DOKTER KENAPA?KENAPA? JELASIN SAMA SAYA!!" Teriak Kevin yang sudah mencengkram kerah jas Dokter Nashar.

"Kevin..." Lirih Rina. Kevin menulikan telinganya saat mendengar panggilan itu.

"Dokter, ini semua apa!!" Kevin kembali membentak Dokter Nashar dan cengkraman di kerah jas Dokter Nashar semakin erat. Matanya memerah karna marah.

"Kevin udah!!" Sentak Rangga yang berusaha melepaskan cengkraman Kevin di kerah jas Dokter Nashar.

"Nggak! Kalian semua kenapa cuman diem hah!!" Kevin kembali membentak. Semua yang berada di situ hanya meneteskan air matanya, Kevin ingin ke brankar itu tapi perasaan takut masih menyelimutinya.

"Kalian semua kenapa!! V-Viona dimana?!" Tanya Kevin berusaha memberanikan dirinya.

"Yah? Pah? Viona dimana?!"

My Cold Husband (KeVio) [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang