🔥3 0 : S e m a n g a t !

34.5K 1.9K 84
                                    

Jangan lupa Vote ✨

***

'Ini bukan akhir dari semuanya tapi ini adalah awal dari masa depan yang harus gue perjuangkan. Berjuang demi orang orang yang menyayangi gue dan yang gue sayangi. Stay Strong'


*****

Viona memandang kosong saat duduk taman rumah sakit. Viona kesini atas kemauannya, tadi semua orang melarangnya untuk keluar tapi apalah daya mereka kalo Viona lah yangmemintanya.

Viona di taman Rumah Sakit di temani oleh Raina, Kevin, Vika dan Vino. Sesekali diantara keempat orang itu memanggil atau menanyakan sesuatu tapi Viona hanya diam. Diam nya bukan karna marah tapi karena memikirkan penyakitnya.

Apa ia bisa bertahan demi orang orang yang ia sayangi? Apa ia bisa sembuh? Apa penyakitnya akan membuat nya meninggalkan semua orang?

Mungkin Viona tidak akan sanggup jika tidak ada orang yang mendukungnya dan membuatnya terhibur guna melupakan sejenak tentang penyakit yang di deritanya.

Jika ditanya, Apa Viona merasa terbebani dengan penyakitnya ini? Apa ia bisa menerimanya kalo ia mengidap penyakit leukimia? Mungkin awalnya Viona tidak terima dengan semuanya tapi melihat orang orang yang ia sayangi sangat mengharapkan kesembuhannya membuatnya harus menerima semuanya.

Ia akan mencoba kuat untuk keluarganya, ia tidak mau membani keluarganya hanya karena penyakitnya ini.

Viona berusaha menguatkan dirinya sendiri kalo ia harus sembuh, Ia tidak tega melihat Orang-Orang yang ia sayangi menangis menatapnya. Viona akan kuat jika ia mendapatkan banyak dukungan, Bukankah sudah di katakan kalo Viona itu kuat? Seberat apa pun masalah atau cobaan yang ia hadapi ia akan tetap berusaha untuk kuat.

Viona merasa dirinya saat ini begitu lemah tapi ia tidak boleh mengeluh karna itu akan membebani keluarganya dan sahabat sahabatnya. Ia tidak mau banyak membebani mereka dengan penyakitnya, Andai kata tidak ada orang yang mendukungnya pasti ia sudah menyerah dan pasrah akan apa yang terjadi selanjutnya.

Viona memandang Raut wajah mereka berempat terlihat begitu lelah. Lelah karena mengurusnya? mungkin itu jawabannya. Viona tidak suka melihat orang tersiksa karena dirinya, Apa sekarang Viona sangat membebani semua orang? Apa ia begitu lemahnya sehingga harus banyak orang yang menjaganya?

Viona menatap Vino yang duduk di bangku taman di samping kursi rodanya, Viona melihat mata sembab dan kantung mata yang begitu jelas. Bagitupun yang lainnya, Perlahan Viona mengangkat tangannya dan membelai pipi saudara kembarnya itu. Vino yang merasa pipinya di sentuh pun langsung menoleh dan mendapati Viona dengan mata yang berkaca kaca.

"Kenapa hm? Ada yang sakit?" Tanya Vino mengambil tangan Viona yang berada di pipinya.

"I--iya," Jawab Viona gemetar membuat keempat orang itu langsung berdiri dan menghampiri Viona.

"Apa? Apa lo yang sakit? Pusing? Mau muntah? Atau apa Vio!" Desak Vino. Seketika itu juga air mata Viona yang sudah berusaha ia tahan akhirnya lolos membuat keempat orang itu menjadi panik.

"Hei, Apanya yang sakit?" Tanya Kevin lembut. Viona malah menatap keempat orang itu bergantian kemudian.

"Hati gue yang sakit," Lirih Viona. Keempat orang itu berusaha menahan tangisnya.

"Siapa yang nyakitin lo?" Ucap Vino yang dengan nada lembutnya. Kevin berjongkok di depan Viona memudian menggenggam tangan Viona yang lainnya yang tidak di genggam oleh Vino.

My Cold Husband (KeVio) [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang