Apakah ini sebuah Cinta?
Yang tumbuh dan berkembang seperti tubuh kita.Pada saat Cintia masih balita, Pak Gunawan alias suami Sara merasa bahwa mereka belum diberikan keturunan selama masa pernikahannya dengan Sara.
Pak Gunawan merasa sangat sedih, karena keinginan mempunyai keturunan sendiri belum dikabulkan.
Pak Gunawan mencoba memeriksakan diri ke rumah sakit.
Hasilnya, Pak Gunawan dipastikan mandul dan tak dapat memiliki keturunan.
"Mass.. kok jadinya seperti ini? " tanya Bu Sara ketakutan dan khawatir.
"Aku tidak tahu apa-apa sayang... , aku baru mengetahuinya, " balas Pak Gunawan merasa heran.
"Waduh...!, berarti kita tak akan pernah punya anak selamanya? " sadar Ibu Sara.
"Iya bu..., maafkan aku? " tanya Pak Gunawan memohon serta meminta maaf.
"Iya sayang, tidak apa-apa. "ujar Ibu Sara santai.
"Tak apa lah tak punya anak lagi. Agar anak itu nanti tak merepotkanku. Aku menikahi Pak Gunawan hanya karena harta, bukan karena ingin punya anak lagi. Bagiku harta lebih penting dari semuanya," ujar Bu Sara di dalam hati.
"Oh iya bu, aku punya ide yang bagus. " ujar Pak Gunawan dengan wajah yang cemerlang.
"Ide apa itu sayang...? " tanya Bu Sara penasaran.
"Bagaimana jika kita mengadopsi anak? mengingat kita sudah tidak akan punya anak untuk selama-lamanya," saran Pak Gunawan.
"Haaaash..., ngapain sih orang satu ini. Mau adopsi anak lagi. Cintia saja masih belum aku urus dengan benar, apa lagi anak itu nanti? " ujar Ibu Sara di dalam hati yang menyatakan tidak setuju dan kebingungan.
"Say..., kamu kenapa? kok melamun," tanya Pak Gunawan curiga.
"Setuju apa nggak? " ujar Pak Gunawan sekali lagi.
"Iya sayang.. " jawab Ibu Sara terpaksa.
"Huhhh..,! aku terpaksa menyetujui hal ini. Jika aku tak setuju , aku tak tau lagi akan dikemanakan oleh Mas Gunawan. Aku takut diusir dari rumahnya, " ujar batin Ibu Sara yang tak dapat mengungkapkannya.
"Tunggu apa lagi? ayo say, jangan melamun terus. " ungkap Pak Gunawan.
"Oh iya.. iya. BTW ayo kemana? " tanya Ibu Sara sok anak jaman sekarang.
"Masa lupa sih say, adopsi anak di panti asuhanlah, "ujar Pak Gunawan.
"Oh iya say, maaf ya.. "ujar Ibu Sara meringis.
*****
Mereka segera mengunjungi panti asuhan. Saat berada di panti asuhan, tiba-tiba terlihat bola ping-pong yang terlempar sehingga mengenai kepala Pak Gunawan. sontak, Pak Gunawan langsung menoleh ke belakang.
Betapa terkejutnya Pak Gunawan saat melihat seorang anak yang lucu dan cantik. Pak Gunawan berkata,
"Wah, anak cantik dan pinter, " ujar Pak Gunawan bahagia.
"Anak siapa nih, nama kamu siapa dek? " tanya Pak Gunawan.
"Nama aku Siti, " jawab anak lucu nan cantik tersebut.
"Waw, nama yang indah. Kamu lucu dan cantik dek, " ujar Pak Gunawan mengulurkan tangannya dan menggendong Siti.
"Makasih, " jawab Siti dengan segala kepintarannya.
"Wah, kamu pintar sekali. Sangat sopan juga," ujar Pak Gunawan memuji si Siti.
"Sepertinya anak ini yang aku cari, " gumam Pak Gunawan di dalam hati.
"Emmm.., adek mau tidak jika menjadi anak om Gunawan? " tanya Pak Gunawan lancar.
"Tidakkkk! " selat Ibu Sara.
"Loh, ada apa? " tanya Pak Gunawan kebingungan.
"Kamu sadar nggak? kita sudah punya anak namanya Cintia. Kamu lihat! Siti itu lebih tua dari pada Cintia. Jika dia macam-macam bagaimana? " tanya Ibu Sara sangat hawatir akan hartanya.
"No, Siti pintar ya? " tanya Pak Gunawan kepada Siti.
"Iya," jawab Siti menganggukkan kepala.
"Lalu bagaimana pembagian harta nanti? " tanya Ibu Sara hawatir.
"Ya Allah, disaat seperti ini kamu masih memikirkan harta? " tanya Pak Gunawan dengan nada agak kesal.
Pak Gunawan sangat marah dengan perkataan Sara istrinya. Walau rencana untuk mengadopsi Siti dihalangi oleh Sara, namun Pak Gunawan masih tetap besikeras untuk mengadopsi Siti sebagai anak.
*****
Siti berhasil diadopsi sebagai anak oleh Pak Gunawan. Seusai pulang dari panti asuhan, dada Pak Gunawan terasa sangat sakit dan akhirnya pingsan.
Ditengah perjalanan menuju rumah sakit, Pak Gunawan menghembuskan nafas yang terakhir.
Setelah diperiksa, ternyata Pak Gunawan mengalami penyakit jantung.
Ibu Sara, Cintia, dan Siti sangat sedih dengan meninggalnya Pak Gunawan.
Disisi lain, Ibu Sara sangat senang karena dapat bebas menguasai harta suaminya.
Semenjak suaminya meninggal, Ibu Sara selalu mengungkapkan kebenciannya kepada Siti dan menyebut dia bukan anak kandungnya.
Bu Sara tak segan untuk menyiksa Siti dan membeda-bedakannya dengan Cintia. Siti selalu sakit hati dengan perlakuan ibunya.
Siti juga diberikan pendidikan yang sama dengan Cintia. Sekolah mereka sama dan pakaian yang dikenakan untuk bersekolah sama.
Tetapi, sepulang sekolah Siti selalu diminta untuk bekerja layaknya pembantu. Kadang Siti merasa iri dengan Cintia.
Cintia pun tak pernah membantu Siti bekerja. Cintia selalu sibuk dengan handphonenya. Namun Siti masih menyimpan rasa sayang kepada Cintia dan menyimpan rasa dendam kepada ibu tirinya.
*****
Masa SMA pun tiba, penerimaan peserta didik pun berlangsung. Cintia pun didaftarkan Ibu Sara kejenjang SMA dan sekolahnya pun termasuk SMA favorit.
Sebaliknya, Siti tidak dimasukkan sekolah SMA karena harus bantu bantu Ibunya di rumah. Siti berkata,
"Ya Allah, aku iri dengan Cintia yang selalu disayang oleh ibu, sementara aku terus tersiksa di rumah ini. Aku harus kuat, aku harus bisa. Ini Jakarta, kota besar. Aku harus dapat hidup mandiri,"
Siti selalu dibuat makan hati oleh ibu nya. Namun, Siti selalu bersikap sabar.
"Walau dalam retak, luar harus tetap tegar,"
Itulah semboyan Siti yang selalu memperkuat mentalnya menghadapi semua cobaan itu.
Setiap masalah yang Siti hadapi, Siti sudah dibekali mental yang kuat sehingga Ia dapat menjalani cobaan dengan lancar.
Masa perkuliahan yang pertama pun tiba. Namun, Cintia memutuskan putus sekolah karena dirasa ingin membantu Siti dalam tugasnya.
Ibunya sudah melarang, tapi Cintia bersikeras untuk tidak melanjutkannya. Sementara Siti telah terlebih dahulu berkuliah. Saat Siti kuliah, Cintialah yang membantu pekerjaan ibunya.
Haiii Kawan, sobat wattpad
Jangan lupa vote, komentar,dan ikuti akunku yaa.. Silahkan dibaca!
Dijamin bagus deh...
Aku bakalan update lagi..
Tapi jangan lupa vote setelah baca Ok!Salam
Lasmana Fajar H
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta & Air Mata✔️ (SELESAI)
Romance#Kisah Cinta segilima "Walau raga tak bersama, jiwa kita akan tetap abadi. " Judul awal: - Antara Fajar, Senja, dan Cintia -Cinta dan Tangis Rank # ( 1. Segilima 2/2/20) # (1. Terbenam 1/4/20) # (3. Bersemi 8/4/20) # (1. Cintamati 9/4/20) # Jangan l...