Aduh!
Satu demi satu langkah dipijaki oleh Senja. Kini, Ia telah sampai di kampus ternama itu. Ia tak sengaja bertemu dengan Fajar. Ia pun memberikan senyuman termanisnya. Dengan cepat, Fajar membalas senyuman mempesona dari Senja.
Kebetulan, Cintia melihat kejadian romantis mereka dan menghampirinya. Saat perjalanan yang tinggal sedikit lagi menuju Fajar, Cintia terselandung batu yang sangat besar. Cintia meleng saat itu. Entah batu milik siapa? Yang pasti orang tak bertanggung jawab.
Cintia langsung ditangkap oleh tangan Fajar, sehingga tak membuatnya terjatuh dibawah. Hal itu, membuat mereka seketika berpeluk erat. Cintia berkata di dalam hatinya,
"Jujur, aku masih belum dapat melupakanmu. Aku masih sayang sama kamu dan aku merasa sangat nyaman berada pada dekatmu."
Secara bersamaan, Fajar juga mengungkapkan isi hatinya. Fajar berkata di dalam hatinya,
"Cin, maafkan aku. Karena aku telah melupakan cintaku terhadapmu. Karena, sekarang aku sudah menjadi pacar Senja. Mungkin saja, kamu bakalan lebih bahagia melihat aku yang sekarang. Aku masih teringat detik-detik penolakanmu. Dan itu semua masih terngiyang-ngiyang dikepalaku. Aku harap kamu bahagia. "
Senja melihat peristiwa tragis tersebut. Yang membuatnya merenung sejenak. Senja juga melakukan hal yang sama yaitu, berkata dalam hati. Senja berkata,
"Apakah ini yang namanya cemburu? tapi, aku nggak sepantasnya cemburu. Ini hanyalah kejadian sepele yang terjadi antara mereka. Akukan sahabat Cintia, aku juga nggak boleh berfikiran buruk tentangnya."
Fajar tersadar dan langsung melepaskan Cintia dari pelukannya.
"Ma-ma-maaf, " canggung Fajar.
"Iya, makasih, " ucap Cintia yang merasa lebih canggung terhadap Fajar.
Senja merasa cemburu, sehingga tak ingin berlama-lama di sini. Ia pun mengajak Cintia untuk masuk ke kelasnya.
"Cin, ayo kita masuk kelas. Takutnya, dosen kita nanti bakalan masuk kelas lebih dulu, " ajak Senja kepada Cintia. Cintia hanya mengangguk kecil dengan ajakan dari Senja.
"Jar, aku mau ke kelas dulu ya? " ijin Senja kepada Fajar.
"I-iya, " jawab Fajar. Ia merasa tak enak dengan kejadian tadi kepada Senja.
*****
KRIING!!!!
Bel istirahat berbunyi sangat kencang. Waktunya perut-perut mencari hidangan spesial dari kantin.
Pada tengah-tengah perjalanan menuju kantin, Cintia bertemu dengan Siti dengan penampilan yang sangat judes dan menyeramkan. Wajahnya seakan-akan seperti singa yang siap menerkam mangsanya kapan saja.
Siti sudah memulai rencana jahatnya. Ia berusaha mencuci otak Senja agar Senja mau menuruti permintaannya.
"Hallo mai bebi stobery anak sultan gentong yang gak punya anak.., " sapa Siti pura-pura baik.
"Ha-halo, " jawab Senja ragu.
"Jangan takut mai bebi. Aku nggak akan menyakitimu, " jelas Siti.
"Lantas, apa tujuanmu capung? " tanya Cintia dengan nada tinggi.
"Santuy bro, jangan ngegas dulu. Aku cuman ingin mengatakan sesuatu hal yang penting saja bersama Senja," jelas Siti kembali.
Wajah Senja seketika menjadi ling-lung dan bingung dengan kata-kata sang iblis alias kakak Cintia itu kepadanya. Cintia berbisik lirih kepada Senja,
"Sen, jangan percaya sama dinosaurus itu. Aku mohon, kamu jangan ikut."
"Nggak apa Cin, aku ikut saja sama dia. Mungkin saja memang ada hal yang penting, " jawab Senja yang memang tak ingin menuduh Siti sembarangan.
"Ta-tapi..." ucap Cintia khawatir.
"Ah, gaapa kok, " sahut Senja.
Mulut Cintia langsung menjauh dari telinga Senja. Senja pun mempercayai kata-kata Siti.
"Baik kak, aku bakalan ikut, " ucap Senja mulai berani.
"Okay, "
"Bagus, kamu telah terjebak oleh rayuan mautku. Dasar bodoh," ucap Siti dibatinnya sambil tersenyum licik.
"Ayo kak, " ajak Senja lugu.
"Mari, " jawab Siti sambil senyum-senyum sendiri.
Siti dan Senja pun meninggalkan Cintia sendirian. Siti ingin rencana itu terlaksana di atas tangga kampus.
Sesampainya di atas tangga kampus..
"Apa yang bakalan Kak Siti bicarakan? " tanya Senja merasa curiga.
"Nggak. Nggak ada bodoh, " singkat Siti.
"Lalu apa tujuan kakak? " tanya Senja heran.
Tanpa banyak bicara, Siti mendorong Senja hingga terjatuh. Senja menggulung-gulung di tangga yang akhirnya, terjatuh di bawah.
Anehnya, hampir tak ada luka disekujur tubuhnya. Hanya saja, luka gores pada bagian dahi karena goresan dari tangga. Saat itu suasana sepi. Sebelum terjatuh, Senja sempat berteriak. Namun, teriakannya tak terdengar oleh orang lain.
*****
Saat itu, Bu Sara sedang membawa secangkir kopi panas. Tiba-tiba saja, kopi beserta gelasnya jatuh ke lantai. Gelas kaca tersebut pecah. Bu Sara ternyata mendapat firasat buruk.
"Ya Allah, firasat apa ini? aku takut anakku kenapa-napa. Apa itu Cintia? Aku khawatir banget. Sebaiknya aku menelfonnya, " ucap Bu Sara merasa khawatir.
DRTTT DRTTT
Dering ponsel Cintia terdengar nyaring.
"Hallo? " tanya Cintia yang langsung mengangkat telfon.
"Cin, kamu nggak apa kan di sana? " tanya Bu Sara khawatir.
"Aku nggak apa bu, " jawab Cintia jujur.
"Alhamdulillah, kamu hati-hati ya, " jawab Bu Sara merasa tenang.
"Ya bu, Ibu kenapa? " tanya Cintia heran.
"Ibu punya firasat buruk nak, " ungkap Bu Sara jujur.
"Tenang aja bu, aku bakalan jaga diri aku kok, " jawab Cintia santai sambil menutup telfon.
*****
Siti mendekati Senja yang saat itu lemas dan berkata,
"Syukirin."
Siti tak ada rasa peduli sama sekali dan langsung meninggalkan Senja sendiri. Siti merasa, bahwa Ia tak bersalah. Padahal, sudah jelas bahwa Siti adalah penyebab Senja seperti itu.
"Rasakan itu Senja. Kali ini rencanaku berhasil, " ucap Siti dengan senyuman sinis.
Terkadang Cintia itu dapat menjadi unsur sebuah pembalasan dendam.
Wih tambah seru aja..
Vote ya sebelum terbit:)
![](https://img.wattpad.com/cover/205517001-288-k968753.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta & Air Mata✔️ (SELESAI)
Romance#Kisah Cinta segilima "Walau raga tak bersama, jiwa kita akan tetap abadi. " Judul awal: - Antara Fajar, Senja, dan Cintia -Cinta dan Tangis Rank # ( 1. Segilima 2/2/20) # (1. Terbenam 1/4/20) # (3. Bersemi 8/4/20) # (1. Cintamati 9/4/20) # Jangan l...